Mata Air Belanda di Indonesia
350 tahun Belanda menjajah Indonesia, pastilah meninggalkan bekas di bumi pertiwi ini. Bekas yang ditinggalkan dapat berupa bangunan seperti benteng jaman penjajahan, gereja tua, gedung-gedung perkantoran dan juga dapat berupa kenangan seperti memori-memori buruk kala Belanda melakukan tindakan semena-mena pada bangsa ini. Tapi itulah sejarah, sesuatu yang tidak dapat diubah dan hanya dapat kita ingat untuk kita pelajari. Tapi tahukah kamu, dari sekian banyak peninggalan Belanda ada sebuah peninggalan unik yang bernama Mata Air Belanda? Pernahkah voyagers mendengar nama itu?
Sebelum membahas apa itu Mata Air Belanda, Daily Voyagers akan bertanya terlebih dahulu, “Provinsi apa sih di Indonesia yang begitu kental dengan Belanda atau bisa kita bilang Belanda banget?” Pertanyaan tersebut Daily Voyagers sampaikan untuk membantu voyagers menebak dimanakah lokasi dari Mata Air Belanda ini.
Sudah tahu jawabannya? Kalau belum maka Daily Voyagers akan memberi clue tambahan. Clue tambahannya adalah banyak orang asli daerah ini yang memang memiliki marga dari negeri Belanda tersebut seperti van Houten, van der Zeei dan van-van lainnya. Dari daerah ini jugalah para pemain sepakbola Indonesia sepertiĀ Alfin Tuassalamony dan Ramdani Lestaluhu berasal.
Sudah tahu. kan? Jawabannya adalah Provinsi Maluku. Ya, di provinsi inilah Mata Air Belanda ini berada. Lebih tepatnya berada di Pantai Air Belanda, Seram Utara, Maluku Tengah, Maluku. Lokasinya diapit oleh dua negeri (Desa Adat) yaitu negeri Sawai dan negeri Saleman. Pantai Air Belanda ini merupakan sebuah pantai yang berlatarkan hutan & tebing-tebing batu yang besar dan dibagian depannya langsung berbatasan dengan Laut Seram.
Dari dalam tebing batu tersebutlah, tetesan-tetesan air mulai keluar. Tetesan-tetesan air tersebut kemudian bertambah banyak dan kemudian secara perlahan membentuk sebuah aliran sungai yang airnya mengalir pelan ke laut sembari membelah hutan kecil yang ada di Pantai Air Belanda ini. Sungai tersebutlah yang dinamakan Mata Air Belanda.
Sejarah nama Mata Air Belanda berawal ketika Belanda menjajah Indonesia. Pasukan Belanda kala itu membuka beberapa Pos di Pulau Seram (Seram Utara) ini, diantaranya di Sawai, Saleman dan beberapa desa sekitar lainnya. Setiap Sabtu dan Minggu, pasukan Belanda tersebut akan mampir ke tempat ini untuk mandi. Karena sudah berlangsung sekian lama dan berdasarkan cerita turun temurun yang sudah berlangsung dari generasi ke generasi maka disebutlah tempat ini Air Belanda.
Sebenarnya nama tempat ini bukanlah Mata Air Belanda. Nama aslinya adalah Mata Air Hatu Lohun. Dalam bahasa setempat, Hatu memiliki arti “Batu”, sedangkan Lohun mempunyai arti “Di Bawah”. Jadi Mata Air Hatu Lohun adalah mata air yang keluar dari bawah batu.
Yang membuat mata air ini begitu spesial dan membuat tentara Belanda suka mandi di sini menurut Daily Voyagers adalah airnya yang bersih, dingin dan tawar. Saking dinginnya air ini, sampai ke titik dimana air tawar ini bertemu dengan air laut, airnya pun masih tetap dingin. Hal ini dapat dibuktikan ketika voyagers menyandarkan kapal dan menurunkan kaki pertama kali di tepi pantai, voyagers akan langsung merasakan suhu air yang cukup dingin kala kaki menyentuh air laut. Oh ya, air tawar dari mata air ini juga bisa langsung diminum lho.
Cara untuk mampir ke pantai ini cukup mudah kalau voyagers sudah tiba di Negeri Sawai atau Negeri Saleman. Voyagers hanya tinggal menggunakan perahu baik dari Negeri Sawai atau Negeri Saleman. Kalau dari Sawai, waktu tempuhnya kurang lebih 20 menit. Sedangkan kalau dari Saleman, mungkin hanya sekitar 10 menit saja. Namun kalau voyagers menginap di Ora Eco Resort, maka Mata Air Belanda ini sudah masuk ke dalam paket tempat wisata yang akan voyagers kunjungi kala menginap di sana.
Pantai ini memang cocok untuk bersantai. Biru airnya jernih, pasirnya putihnya halus, panorama tebingnya memukau, magnificent. Tepat di dekat Mata Air Belanda ini terdapat sebuah warung yang bisa voyagers hampiri untuk ngopi-ngopi lucu atau sekedar makan mie instan. Kapan lagi kan bisa makan mie instan dengan pemandangan yang stunning seperti ini? Warung ini baru berdiri sekitar 1 tahun lamanya. Tersedia juga ayunan yang bisa voyagers mainkan sembari menikmati pemandangan yang indah dan semilir angin yang terkadang datang menghampiri.
Dibalik keindahannya dan keunikannya, terdapat sedikit kekecewaan. Pada tebing dekat tempat mata air ini berasal terdapat beberapa aksi vandalisme yang merusak keindahan alam ini. Babinsa (Bintara Pembina Desa) sampai harus memasang papan yang bertuliskan “Dilarang Corat- Coret di Tebing” untuk mengurangi aksi yang tidak terpuji ini.
Itu tadi sedikit cerita tentang Mata Air Belanda, salah satu dari sekian banyak tempat wisata alam yang ada di Maluku yang bisa voyagers kunjungi.
Sampai bertemu di cerita selanjutnya ya. Kalau kamu berkesempatan mampir ke sini, jangan lupa tetap jaga keasriannya ya.
Happy Traveling š
I want to feel that every trip I make has enhanced me as a person.— Stefanie Powers