Pantai Penyabong: Pantai Penghubung di Belitung Selatan
Wisata di Belitung Selatan memang belum terlalu banyak dinikmati. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Belitung umumnya menghabiskan banyak waktunya di beberapa pantai dan pulau yang ada di Belitung Timur. Jaraknya yang jauh dari pusat kota Tanjung Pandan memang menjadi salah satu alasan mengapa daerah di Belitung Selatan belum banyak terjamah. Padahal kalau ditelusuri, Belitung Selatan ini tidak kalah indahnya dengan Belitung Timur lho. Salah satu destinasi wisata di Belitung Selatan yang patut voyagers kunjungi adalah Pantai Penyabong.
Berlokasi di Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Pantai Penyabong ini berjarak kurang lebih 70 KM dari Tanjung Pandan. Memang cukup jauh sih kalau hanya dibayangkan, tapi coba deh kalian jalankan. Perjalanan tersebut tidaklah jauh, Daily voyagers sudah membuktikannya sendiri. Kondisi jalan yang tidak macet dan sudah beraspal menjadi faktor penting yang membuat perjalanan tersebut terasa begitu cepat.
Setibanya di pantai yang berada di ujung selatan Pulau Belitung ini, pepohonan rindang dan suasana sejuk telah menyambut kedatangan kami. Beberapa perahu nelayan yang bersandar pada teluk yang berada di sebelah kiri dari arah masuknya kendaraan yang kami bawa juga sudah terlihat menyapa. Batuan granit telah berada pada posisi masing-masing untuk menerima kehadiran kami. Ternyata ada untungnya juga wilayah Belitung Selatan ini belum dikunjungi banyak orang, pantainya jadi masih sepi dan asri. Kala itu hanya kami yang datang berkunjung di pantai yang indah ini. Kabar gembira lainnya adalah tidak ada pungutan biaya untuk masuk ke pantai ini alias GRATIS.
Pantai Penyabong, apa sih artinya Penyabong? Rasa penasaran akan arti dari nama itu segera menghantui pikiran ini. Dari driver yang membawa kami inilah kami mengetahui arti dari Penyabong. Penyabong memiliki arti “Penghubung”. Penghubung antara apa? Penghubung antara daratan dengan lautan. Jadi di Pantai Penyabong ini terdapat batuan granit yang sangat besar dan panjang. Batuan ini saling menyambung satu sama lain dan menjorok ke laut hingga sekitar 50 meter. Batu Granit yang besar dan panjang inilah yang menjadi penghubung antara daratan dengan lautan.
Kita bisa berjalan naik ke atas batu besar tersebut, tidaklah sulit untuk mendaki hingga ke ujungnya yang langsung berbatasan dengan laut ini. Hanya dengan beberapa langkah, kita sudah akan tiba di ujungnya. Setibanya di atas batu, voyagers bebas mengekspresikan hal yang voyagers inginkan. Voyagers bisa berteriak sekencang-kencangnya, berlari-larian atau bahkan lompat-lompatan.
Pemandangan Pantai Penyabong yang luas akan terlihat seluruhnya dari atas batu ini. Sayang sekali arus di pantai ini cukup besar. Hal tersebut membuat kami tidak bisa berenang di pantai ini, padahal biru lautnya cukup menggoda lho.Karena tidak bisa berenang, aktivitas lain yang kami lakukan saat itu adalah berfoto di atas batu granit besar, bermain pasir di bibir pantai dan duduk-duduk cantik ala Syahrini di pinggir pantai sembari menikmati hembusan angin yang kadang datang dan kadang pergi.
Waktunya Makan
Tidak terasa aktivitas yang kami lakukan ternyata sudah menguras tenaga kami. Untuk mengisinya kembali perlu ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh ini. Nah, untungnya di sekitar pantai ini ada beberapa warung lokal yang bisa disinggahi. Di warung inilah kami memutuskan untuk makan dan minum.
Warung di sini sangat sederhana, kerangkanya dibangun dengan menggunakan kayu sedangkan atapnya ada yang terbuat dari terpal dan ada juga yang menggunakan kulit Pohon Gelam. Setibanya di warung, kelapa muda langsung menjadi incaran. Kehadiran kelapa muda di tengah teriknya pancaran sinar matahari di Belitung itu bagaikan gajian di tanggal tua, MENYEGARKANNN!!!!
Di sini kita bisa memesan hidangan sea food juga lho. Umumnya nelayan yang pulang melaut di siang hari akan membawa tangkapannya dan menjualnya, hasil tangkapan biasanya berupa ikan laut dan kepiting atau rajungan. Voyagers bisa langsung memesan kepiting atau rajungan untuk dimasak dan disantap di sini.
Ngomong-ngomong, tahu bedanya kepiting dan rajungan tidak? Jangan sampai tertukar lho. FYI, Rajungan itu hanya hidup di laut dengan kedalaman lebih dari 65 meter. Tubuh rajungan juga lebih ramping dengan capit yang lebih panjang, pipih dan bulat. Rajungan mengandung protein yang cukup tinggi sedangkan lemak dan kolestrolnya rendah.
Karena sudah lapar dan sudah tidak bisa menunggu terlalu lama, menu makanan yang kami pesan adalah MIE INSTAN. Ya, lagi-lagi menu makanan “jahat” tapi nikmat ini yang kami pesan. Padahal kepitingnya (katanya) enak 🙁
Spot Wisata Lainnya
Kalau sudah puas berkunjung ke Pantai Penyabong ini, pastinya sayang dong kalau langsung kembali ke penginapan. Voyagers bisa mampir ke destinasi wisata lainnya yang juga masih berada di wilayah Belitung Selatan.
Masih berdekatan dengan Pantai Penyabong, kira-kira 10 menit lamanya perjalanan, voyagers bisa berjumpa dengan Batu Baginde, sebuah spot batu granit terbesar dan tertua dengan tinggi 300 meter yang sudah berusia lebih dari 30.000 tahun. Di tempat ini, voyagers bisa memanjat hingga ke puncak Batu Baginde ini dan menikmati pemandangan pesisir selatan Pulau Belitung.
Masih ada lagi, Arum Dalu namanya. Arum Dalu merupakan sebuah private resort yang juga letaknya tidak jauh dari Pantai Penyabong. Untuk menginap di resort ini, voyagers harus merogoh kocek sebesar Rp 7.000.000/malam, gimana? Murah atau mahal menurut voyagers? Kalau tidak ingin menginap di sini, voyagers bisa sekedar mampir ke restoran di dalam resort ini yang dibuka untuk makan siang.
*****
Itu tadi sedikit info tentang Pantai Penyabong beserta aktivitas yang bisa kalian lakukan di sana. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Ingat, kalau ke Belitung jangan lupa mampir ke Belitung Selatan, khususnya ke Pantai Penyabong ini.
Happy Traveling 🙂
I love walks, hiking, exploring and being on the beach.
— Ireland Baldwin