Inilah Rute Pendakian Semeru Secara Lengkap
Bisa menapakkan kaki di dataran tertinggi Pulau Jawa pastinya menjadi impian setiap pendaki, terlebih khusus pendaki di Indonesia. Kenikmatan menatap Sang Surya dari Puncak Para Dewa, dengan sesekali diiringi letusan-letusan kecil dari Kawah Jonggring Saloka dan belaian dari Sang Bayu, memang tidak dapat disangkal. Namun rute pendakian Semeru bukanlah rute pendakian yang mudah. Keringat, usaha dan terkadang air mata akan mengiringi perjalanan tersebut. Rute yang berat harus kalian lalui dan diri kalian benar-benar akan diuji.
Berikut ini rute pendakian Semeru secara lengkap:
Pasar Tumpang – Ranu Pani (±2 jam)
Titik awal berkumpulnya pendaki yang ingin melakukan pendakian umumnya adalah di Pasar Tumpang. Bukan tanpa alasan tempat ini dipilih sebagai titik berkumpul. Alasan yang pertama adalah di tempat ini tersedia banyak jeep yang siap untuk disewa dan mengantar kalian hingga ke Pos Ranu Pani, titik awal pendakian.
Alasan Kedua, di Pasar Tumpang ini para pendaki bisa membeli keperluan selama pendakian, seperti bahan makanan, gas, alat masak, dan beberapa keperluan lainnya. Bahkan buat kalian yang tidak ingin membeli dan hanya ingin menyewa (seperti sewa tenda, flysheet, dll), di sekitar Pasar Tumpang ini ada juga ada tempat penyewaan lho.
Alasan yang terakhir adalah sebagai tempat pembuatan Surat Keterangan Sehat yang diperlukan untuk melakukan pendakian Semeru. “Bikin surat keterangan sehat di pasar maksudnya?” Pasti ada yang berpikir begitu. Tenang dulu, bukan di Pasar Tumpangnya kok tetapi di klinik-klinik yang ada di sekitar pasar tersebut. Biayanya kurang lebih hanya Rp 10.000 – Rp 15.000 saja. Masih cocok sama kantong anak kosan kan?
Perjalanan Tumpang – Ranu Pani kurang lebih akan memakan waktu 2-3 jam (tergantung kondisi) dengan jalur yang naik turun dan berkelok. Sepanjang perjalanan, kalian akan melewati Coban Pelangi, melihat pemandangan indah dari perkebunan di lereng bukit, Bukit Teletubbies dan pemandangan lainnya yang didominasi oleh hijaunya pepohonan. Kini kalian tidak perlu khawatir lagi sebab jalan menuju Ranu Pani kini sudah teraspal rapi
Untuk mengetahui cara menuju Pasar Tumpang, kalian bisa membacanya DI SINI.
Ranu Pani – Pos 1 (±1 jam)
Ranu Pani merupakan desa terakhir sebelum memulai pendakian Semeru. Setibanya di Ranu Pani, ketua kelompok pendakian Semeru akan langsung menuju pos untuk menyerahkan kelengkapan berkas yang dibutuhkan seperti foto kopi KTP anggota tim, bukti pembayaran, surat keterangan sehat dan beberapa keperluan lainnya. Ketika sudah beres, ketua tim akan mendapat SIMAKSI yang harus dijaga sampai pendakian Semeru selesai.
Setelah itu, ketua kelompok beserta anggotanya akan diajak menuju Ruang Briefing untuk diberikan penjelasan oleh relawan Semeru seputar pendakian (penjelasan mengenai jalur, apa yang boleh dilakukan dan tidak, resiko pendakian, dll).
Pos Ranu Pani ini bisa dibilang pos terakhir untuk melakukan pemeriksaan. Jadi setibanya di sini, periksa kembali barang bawaan kalian, apakah ada yang tertinggal atau tidak, sudah lengkap atau belum. Sekiranya ada yang kurang, mungkin seperti gas, jaket, atau peralatan gunung lainnya, kalian bisa membelinya terlebih dahulu. Terdapat beberapa toko yang bisa kalian singgahi di sini.
Jam buka Pos Ranu Pani (kalau tidak salah) hanya sampai pukul 15:00 WIB. Jadi kalau kalian tiba di sini lebih dari waktu tersebut, kalian baru bisa melakukan pendakian keesokan harinya. Nah, dari pada pulang, lebih baik menginap di Ranu Pani. Ada aula besar yang bisa kalian gunakan untuk bermalam. Bukalah tenda, nyalakan kompor, dan bermalamlah di sana.
Perjalanan Ranu Pani – Pos 1 normalnya memakan waktu 1 jam. Jalur yang dilalui pun masih batu konblok dan belum terlalu menanjak. Biasanya (biasanya lho ya), waktu paling lama dihabiskan di depan gerbang Pendakian Semeru. Untuk apa? Untuk apa lagi kalau bukan berfoto 🙂
Buat kalian yang tidak sempat makan dan ingin makan sebelum atau setelah mendaki, di Ranu Pani terdapat beberapa warung makan lho. Kalau saya sih sukanya makan Bakso Malang motoran yang suka nangkring dekat Pos Ranu Pani. Murah dan enak banget 🙂
Pos 1 – Pos 2 (±45 menit)
Jarak Pos 1 – Pos 2 adalah jarak yang paling dekat. Kalau berjalan dengan cepat tanpa berhenti, mungkin pos 2 bisa dicapai dengan hanya 30 menit saja. Jalurnya pun sudah berubah dari batu konblok menjadi tanah dan masih belum terlalu berat (belum nanjak banget maksudnya). Meskipun begitu, kehati-hatian tetap diperlukan karena terdapat jurang yang menganga di bagian kiri jalan.
Oh ya, setiap pos yang ada di Gunung Semeru selalu ditandai dengan adanya Shelter yang cukup besar dan juga penjual makanan (gorengan, semangka, dll). Gunakanlah shelter tersebut untuk beristirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Harga makanan yang dijual di tiap Shelter pun masih dalam batas wajar. Seperti harga semangka misalnya, harganya hanya Rp 2.500 per slice. Tidak mahal kan?
Pos 2 – Pos 3 (±1,5 jam)
Dari pos 2 ke pos 3, jalurnya masih mirip seperti dari pos 1 ke pos 2, hanya saja kini sedikit lebih panjang dan memutar. Pepohonan lebat menghiasi bagian kiri dan kanan jalan. Sesekali burung-burung terlihat terbang dari satu pohon ke pohon yang lain. Pemandangan kota Malang pun terlihat dari atas sini.
Yang spesial dari Pos 2 ini adalah terdapat beberapa toilet di sebelah shelternya. Tapi sangat disayangkan, ketika saya mendaki awal Juni 2018, toilet ini belum bisa dioperasikan. Kabar baik selanjutnya adalah Jembatan Merah juga terlihat sudah rapi. Akhir tahun 2016, jembatan ini masih dalam proses pembuatan. Dengan sudah rapinya jembatan ini, para pendaki kini tidak lagi kesulitan untuk melewati jalur menuju pos 3.
Pos 3 – Pos 4 (±45 menit)
Beristirahatlah dengan baik di Pos 3 sebab perjalanan menuju Pos 4 akan dimulai dengan tanjakan yang sangat curam. Energimu akan banyak habis di jalur menanjak ini. Pos 3 merupakan salah satu pos favorit saya karena di titik ini kalian sudah berada di atas awan. Kumpulan awan yang bergerombol sudah dapat dilihat dengan jelas tepat di depan pos 3 ini.
Dan untuk melengkapi kenikmatan menatap awan, alangkah baiknya bila kalian menyantap semangka yang dijual di sini. Semangka + awan merupakan kombinasi yang epic. Entah kenapa semangka terasa begitu lezat di Gunung Semeru ini.
Usai melewati tanjakan yang sangat curam, jalur berikutnya cenderung menurun atau biasa disebut dengan bonus. Menjelang akhir-akhir, sebelum tiba di pos 4, pemandangan cantik Ranu Kumbolo sudah bisa terlihat dengan jelas. Air kehidupan yang tenang di danau tersebut seolah memanggil kalian untuk cepat sampai di sana.
Pos 4 – Ranu Kumbolo (±30 menit)
Setibanya di Pos 4, rasanya perjalanan sudah tidak berat lagi. Beban di pundak akibat mengangkut carrier pun seolah lenyap, rasa capek yang mengikuti sepanjang Pos Ranu Pani – Pos 4 pun seolah hilang begitu saja. Hal tersebut tidak lain karena keindahan Ranu Kumbolo yang memang benar-benar sudah nampak di depan mata. Daya magis yang ditimbulkan oleh keindahannya begitu luar biasa.
Perjalanan dari Pos 4 ke Ranu Kumbolo pun mulai berubah. Jalur tidak lagi menanjak. Langkah kaki yang tadinya diiringi deruan napas panjang dan berat kini berganti menjadi nyanyian. Kerutan di wajah perlahan berubah menjadi senyuman.
Berjalanlah terus hingga Shelter Porter. Bukalah tenda kalian di dekat sana. Tetap perhatikan batas pendirian tenda agar tidak mendapat teguran dari ranger yang bertugas. Saran saya, bukalah tenda tepat di depan cekungan 2 bukit yang ada di Ranu Kumbolo. Pemandangan indah kala mentari merekah akan membuat pendakianmu sempurna dan memberikan semangat untuk melanjutkan perjalanan.
Di dekat Ranu Kumbolo, kini sudah dibangun Toilet Basah. Pamor Toilet Kering sudah hilang dan semua pendaki kini lebih suka menggunakan Toilet Basah. Untuk bisa menggunakan fasilitas tersebut, kalian akan dikenakan biaya Rp 5.000 untuk BAK dan Rp 10.000 untuk mandi. Kalau hanya cuci muka + sikat gigi atau hanya BAB berapa bayarnya? Kalian coba pertimbangkan sendiri menggunakan harga Rp 5.000 dan Rp 10.000 tadi ya, saya juga bingung 🙂
Tidak jauh dari Toilet, terdapat perapian yang akan menyala setiap malam. Pergilah ke sana ketika suhu udara mulai dingin. Di Ranu Kumbolo, hanya di tempat tersebutlah kayu bakar boleh dinyalakan dan yang bisa melakukannya hanya penduduk sekitar (pendaki dilarang menyalakan api unggun). Suhu di Ranu Kumbolo bisa mencapai 0-2°C jika sedang memasuki musim kemarau.
Dekat dengan Shelter Porter, tidak jauh dari Toilet Basah, terdapat warung yang menjual berbagai macam jenis makanan dan minuman. Kalau persediaan makanan kamu kurang atau kamu ingin berhemat logistik, boleh deh kamu mampir dan makan di sini. Buat saya, harga makanan di sini cukup mahal, terutama untuk rokok dan air mineral.
Oh ya, jika kamu menyempatkan diri untuk berkeliling kawasan Ranu Kumbolo, jangan heran kalau kalian melihat beberapa prasasti untuk mengenang mereka yang meninggal pada saat melakukan pendakian Semeru. Melalui Prasasti itu kalian bisa belajar untuk lebih berhati-hati saat mendaki.
Ranu Kumbolo – Cemoro Kandang (±1 jam)
Dari Ranu Kumbolo, perjalanan selanjutnya akan dilanjutkan ke Cemoro Kandang. Nah, ada 2 tempat seru nih yang akan kalian lewati saat menuju Cemoro Kandang. Yang pertama adalah Tanjakan Cinta dan yang kedua adalah Oro-oro Ombo. Saya bahas satu per satu ya.
Tanjakan Cinta adalah sebuah tanjakan curam yang harus dilewati bila ingin sampai ke Oro-oro Ombo. Tanjakan ini letaknya persis di belakang Ranu Kumbolo. Saat membangun tenda pun kalian bisa melihat tanjakan ini.
Ada mitos yang berkembang mengenai Tanjakan Cinta ini. Konon katanya, barang siapa yang melewati Tanjakan Cinta ini tanpa melihat ke belakang, maka hubungan percintaannya dengan pasangan akan langgeng. Lalu pasti muncul pertanyaan, “Bagaiamana kalau yang mendaki itu JOMBLO lalu melihat ke belakang saat melewati Tanjakan Cinta ini?” Saya pun tidak tahu persis apa yang akan terjadi. Mungkin saja jomblonya akan semakin akut *barangkali* 🙂
Usai melewati Tanjakan Cinta, kalian akan dipertemukan dengan Oro-oro Ombo. Oro-oro Ombo ialah padang yang luas dimana berisikan rumput, pepohonan dan juga salah satu tanaman cantik namun mematikan, Verbena brasiliensis. Ada 2 jalur untuk melewati Oro-oro Ombo, yaitu dengan langsung turun dan bertemu Verbena di bawah atau memutarinya dan menikmati pemandangan Verbena dari atas. Kalau saya sih lebih suka memilih jalur memutar dan menikmati pemandangannya dari atas. Saat perjalanan kembali ke Ranu Kumbolo nanti barulah saya lewat jalur bawah.
Baik lewat jalur bawah atau memutar, keduanya akan bertemu di satu titik yang bernama Cemoro Kandang. Di sana terdapat papan informasi yang berisi posisi ketinggian kalian sekarang dan berapa jauh lagi untuk bisa mencapai Kalimati.
Cemoro Kandang – Jambangan (±2 jam)
Kalau tadi kita sudah melewati track padang rumput, sekarang waktunya kembali lagi melewati jalur yang kiri dan kanannya ditumbuhi pepohonan tinggi dan lebat. Persiapkan fisik kalian karena Jalur Cemoro Kandang – Jambangan akan terus menanjak. Bonus hanya ada di bagian akhir ketika akan sampai di Jambangan.
Sepanjang pengalaman mendaki Semeru, di jalur inilah rombongan paling banyak berhenti untuk beristirahat. Namun seperti halnya ketika melihat Ranu Kumobolo, setibanya di Jambangan pun kalian akan langsung kembali bersemangat karena kalian sudah sedikit lagi mencapai Kalimati, tempat berkemah selanjutnya. Dari Jambangan, Puncak Semeru yang terkadang batuk-batuk sudah mulai terlihat. Puncak inilah yang membuat pendaki umumnya kembali bersemangat.
Jambangan – Kalimati (±1 jam)
Perjalanan menuju Kalimati dari Jambangan bisa dibilang cukup menyenangkan. Jalur perlahan-lahan menurun sehingga tidak ada lagi jalur menanjak. Berjalanlah terus hingga bertemu dengan Shelter Porter dan bangunlah tenda di dekat Shelter tersebut. Terdapat tanah lapang untuk membuka tenda.
Tidak sama seperti di Ranu Kumbolo, di Kalimati ini sumber air letaknya agak jauh. Kalau di Ranu Kumbolo kalian hanya perlu berjalan 2 menit untuk mengambil air, di Kalimati ini kalian harus berjalan sejauh 30 menit untuk mengambil air di Sumber Mani (Bolak-balik total 60 Menit). Jadi pastikan ketika mengambil air, kalian mengambilnya dalam jumlah banyak agar tidak mondar-mandir.
Waktu pengambilan airnya pun terbatas karena Sumber Mani tidak hanya menjadi sumber mata air bagi pendaki, tapi juga bagi hewan-hewan liar yang ada di Semeru. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan mengambil air lebih dari pukul 18:00 WIB (takutnya nanti ketemu macan).
Untuk urusan BAK dan BAB juga agak sulit di Kalimati ini. Kalau di Ranu Kumbolo ada Toilet Basah, di Kalimati hanya ada Toilet Kering. Tapi rasanya jarang ada yang mau ke Toilet Kering. Kenapa? Karena baunya itu lho yang sangat amat menyengat. Namanya juga toilet kering, sehabis si kuning nyemplung di lubang yang sudah disediakan, ya dia akan dibiarkan begitu saja tanpa disiram. Bisa bayangin kan baunya kayak apa? Sebagai alternatifnya, tidak ada cara lain selain mencari semak dan melakukan aktivitas gali-menggali-dan-tutup-kembali.
Saat sudah tiba di Kalimati, gunakan waktu kalian untuk beristirahat sebab untuk kalian yang ingin mendaki ke puncak, kalian sudah harus memulainya maksimal pukul 01:00 WIB. Perjalanan menuju Mahameru akan memakan waktu 6-7 jam, itulah sebabnya kalian harus mempersiapkan fisik kalian sebaik mungkin.
Kalimati – Kelik (±2 Jam)
Waktu pendakian ke Puncak yang baik dimulai sekitar pukul 24:00 WIB. Kenapa? Karena sekitar pukul 10:00 WIB, angin yang berhembus di wilayah puncak akan berbalik ke arah pendaki dan angin tersebut membawa gas beracun bersamanya. Dengan mendaki pukul 24:00 WIB dan waktu tempuh 6-7 jam, kalian masih punya waktu 2-3 jam untuk menikmati Puncak Semeru, Puncak Para Dewa.
Sebelum mulai mendaki menuju puncak, persiapkan semua dengan baik. Perut jangan sampai kosong atau terlalu kenyang, gunakan gaiter untuk mencegah pasir masuk ke dalam sepatu, pakai jaket & celana panjang terbaik kalian, gunakan sarung tangan dan jangan lupa bawa buff untuk melindungi wajah dari terjangan debu & pasir.
Setiap pendaki yang ingin muncak wajib membawa air minum sendiri dengan volume minimal 1,5 liter. Kenapa harus membawa sendiri-sendiri? Agar tidak merepotkan orang lain. Kecepatan mendaki setiap orang berbeda-beda, sehingga akan ada gap antara pendaki yang satu dengan yang lainnya. Kasian kan pendaki yang sudah di atas harus turun lagi ke bawah guna memberikan air kepada pendaki yang tidak membawa air?
Perjalanan dari Kalimati menuju Kelik kurang lebih 2 jam. Kelik merupakan batas vegetasi, batas tumbuhnya pepohonan. Jalur mendaki ke Puncak ini cukup berat. Di awal pendakian, jalur tanah lah yang masih akan kalian lewati. Tapi setelah beberapa saat akan mencapai Kelik, jalur sudah mulai berubah menjadi pasir dan berbatu.
Oh ya, perlu dicatat bahwa batas pendakian yang direkomendasikan hanya sampai Kalimati. Hanya sampai di Kalimati-lah asuransi akan menanggung kalian. Jika kalian memutuskan untuk menggapai Mahameru, maka semua resiko sudah harus kalian tanggung sendiri, termasuk diantaranya resiko kematian.
Kelik – Puncak (±4 Jam)
Jalur pendakian sudah berubah, dari tanah menjadi pasir berbatu. Kini tidak ada lagi pepohonan yang akan melindungi kalian dari dinginnya angin yang berhembus. Seiring berubahnya jalur, maka berubah juga cara pendakiannya. Jalur yang tadinya bisa kalian lewati secara lurus, sekarang harus kalian lewati dengan cara mendaki zig-zag. Mengapa seperti itu?
Jalur berpasir konturnya tidak stabil. Setiap kalian naik 3 langkah, kemungkinan besar kalian akan turun satu langkah. Oleh sebab itu, untuk mensiasatinya, maka digunakanlah metode mendaki dengan berjalan zig-zag.
Salah satu instrumen pendakian yang akan sangat berguna untuk mendaki dari Kelik hingga puncak adalah tracking pole. Karena sudah tidak ada lagi pohon beserta akarnya yang bisa kalian gunakan untuk pegangan, serta sudut elevasi yang mencapai 60°, maka pegangan kalian adalah tracking pole. Memang ada beberapa batu besar yang bisa kalian gunakan sebagai alas atau pegangan, tapi itu terlalu riskan. Kondisi pasir yang tidak stabil memungkinkan batu tersebut dapat jatuh ketika dipegang dan itu membahayakan pendaki lain yang berada di bawah. Sudah banyak kasus kematian pendaki akibat dihantam batu yang menggelinding dari atas.
Syndrome “Kok gak nyampe-nyampe ya” akan menyerang kalian di fase menuju puncak ini. Penting untuk diperhatikan agar kalian tidak beristirahat terlalu lama di satu titik apalagi sampai tertidur. Ketika kalian tertidur maka kalian tidak bisa mendengar ucapana atau himbauan dari teman-teman pendaki lainnya yang berada di atas. Jika ada batu terjatuh dan kalian tertidur maka kalian bisa tahu kan kemungkinan apa yang akan terjadi?
Puncak Semeru
Finally, di bagian akhir, kalian akan tiba di atap tertinggi Pulau Jawa (3676 MDPL). Dari Puncak Semeru yang bernama Mahameru ini kalian bisa melihat cantiknya proses matahari terbit. Sunrise di Mahameru mungin adalah salah satu sunrise terbaik yang ada di seluruh dunia. Langit yang tadinya gelap perlahan berubah menjadi oranye, dan dari balik horizon secara pelahan sang surya menampakkan wujudnya.
Ucapkanlah selamat pada pendaki yang bisa berhasil mencapai titik ini karena belum tentu semua orang mampu melakukannya. Abadikanlah momen di sini dengan bijak (tanpa mengganggu orang lain).
Selama berada di atas, Semeru melalui Kawah Jonggring Saloka akan mengeluarkan letusan setiap 15 menit sekali. Kalau menurut para porter yang sudah bolak-balik ke sini sih letusan ini tidaklah berbahaya, hanya saja pendaki memang dilarang untuk mendekat ke area kawah. Letusan ini merupakan salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh pendaki. Di puncak ini, suhu akan sangat dingin, jadi pakai terus jaket dan sarung tanganmu ya 🙂
Perlu diperhatikan juga kalau di puncak ini terdapat Seismograf, sebuah alat pantau aktivitas Gunung Semeru. Pastikan kalian tidak bermain ke daerah tersebut agar alat tersebut bisa tetap bekerja dengan baik.
Ingat, batas pendakian Semeru hingga puncak hanya sampai jam 09:00 WIB dan tidak boleh lebih.
*****
Itu tadi rute pendakian Semeru beserta penjelasannya versi Dailyvoyagers. Untuk kalian yang belum pernah melakukan pendakian Semeru, kiranya melalui tulisan ini kalian menjadi tahu seperti apa rute dan medan yang akan kalian lalui. Dengan mengetahui medannya, diharapkan kalian bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Dan untuk kalian yang sudah pernah mendaki Semeru (dan mencapai puncak), kiranya tulisan ini bisa membuka kembali kenangan indah, sedih, seru, asyik dan kenangan lainnya selama melakukan pendakian tersebut. Selamat bernostalgia.
Info Tambahan
- Pendaftaran pendakian Semeru kini dilakukan secara online, tidak bisa lagi dilakukan on the spot. Bagaimana cara mendaftarnya dan apa saja yang perlu dipersiapkan? Silahkan baca DI SINI.
- Sebenarnya ada lagi jalur pendakian Semeru lainnya yaitu melalui Jalur Ayeg-ayeg. Hanya saja jalur tersebut kini sudah ditutup total.
- Kuota maksimal untuk pendakian Semeru dalam 1 hari adalah 600 orang.
- Sebenarnya ada satu pos lagi saat menuju ke puncak. Namanya adalah Arcopodo. Lokasinya berada di antara Kalimati dan Kelik. Namun terakhir saya ke sana, Arcopodo seperti tertimbun longsor dan sudah tidak bisa lagi digunakan untuk membangun tenda.
- Saat terberatdari pendakian Semeru bukan hanya ketika mendaki ke puncak, namun juga saat turun kembali. Diperlukan konsentrasi tinggi dan kehati-hatian agar kalian tidak berjalan ke area Blank 75 atau biasa disebut zona kematian.
- Ketika kalian ingin ke puncak namun tidak yakin (dengan arah jalan), lebih kalian menyewa jasa porter untuk mendampingi, baik saat naik ataupun turun. Jangan karena hanya ingin menghemat 200-300 ribu tetapi justru kalian tidak pernah kembali lagi dengan selamat.
- Jangan mencuci kaki atau peralatan masak secara langsung di Ranu Kumbolo. Jika ingin mencuci, ambillah air ke dalam wadah terlebih dahulu. Sesudah itu, berjalanlah menjauhi Danau sejauh minimal 15 meter dan cucilah kaki atau peralatan masakmu di sana.
- Buat kalian yang ingin menerbangkan drone, baca dulu peraturannya DI SINI.
- Jangan membawa tisu basah saat mendaki. Gunakanlah tisu kering. (Masih banyak sekali yang melanggar ini)
- Persiapkan semua dengan baik, mulai dari alat-alat pendakian, fisik, uang, tenaga dan jangan lupa izin orang tua sebelum melakukan pendakian Semeru.
Let’s wander where the WiFi is weak
— Anonimous