Rp 20.000 Membawaku Keliling Indonesia?
Pernah melihat uang Rp 20.000 yang berwarna hijau itu? Jangankan melihatnya, saya yakin kalian semua yang membaca ini pernah memegang dan mencium semerbak wanginya. Namun pernahkah kalian membayangkan jika uang bergambar depan Otto Iskandar Dinata dan gambar belakang pemetik teh pada cetakan tahun 2010 itu bisa membawa kalian pergi traveling ke suatu destinasi wisata yang jauh di sana?
Mungkin sampai di sini kalian masih bingung apa relasinya antara selembar uang Rp 20.000 & traveling dan bagaimana bisa selembar uang tersebut dengan sangat ajaib membawa kalian untuk traveling (bisa saja berkeliling ke pelosok Indonesia, Russia, Malaysia, atau mungkin Afrika). Namun yang mau saya katakan adalah itu bukan merupakan hal yang mustahil.
Traveling dengan Rp 20.000 adalah sebuah teknik untuk jalan-jalan yang sudah cukup populer di kalangan para traveler atau backpacker di Indonesia. Adalah Paramiswari, seorang wanita yang saya kenal sebagai drone pilot melalui sosial media Instagram, yang memperkenalkan saya dengan teknik “Traveling dengan Rp 20.000” ini.
Sekitar tahun 2019, tiba-tiba saja wanita tersebut membuat postingan di instastory dengan gambar sebuah botol plastik air mineral berukuran 1,5 liter yang berisikan banyak gulungan lembar uang Rp 20.000. Lembaran uang hijau itu digulung dengan sangat rapi dan terlihat begitu sesak di dalam wadah tersebut. Dalam instastory-nya, ia bercerita kalau hal tersebut sudah ia lakukan selama ±1 tahun.
Tak berapa lama berselang, Paramiswari membongkar botol itu dan menghitung jumlah lembaran uang yang ada di dalam botol tersebut. Bukan hanya itu, ia bahkan mengajak followersnya untuk menebak kira-kira berapa banyak pecahan uang Rp 20.000 yang sudah ia kumpulkan. Saya begitu terkejut saat Paramiswari menyebutkan jumlah uangnya, karena ternyata totalnya bisa mencapai Rp 4.800.000.
“Wah, lumayan banget ya.” Ucap saya dalam hati ketika melihat postingan tersebut. Uang yang sudah ia hitung tersebut lantas dibawa ke bank untuk ditabung dan entah ia gunakan untuk traveling ke mana.
Teknik traveling dengan Rp 20.000 yang dilakukan oleh Paramiswari ini diperkuat kesaksian salah seorang teman blogger dengan nama beken Bang Dzul. Melalui sebuah tulisan di blognya (bisa dibaca DI SINI), ia bercerita kalau dengan menggunakan teknik yang sama dengan Paramiswari ini, ia bisa pergi jalan-jalan ke Malaysia untuk mengunjungi Legoland. Bukan mengunjunginya seorang diri saja, tapi ia pun memboyong keluarganya traveling ke sana. Keren, kan?
Melalui postingan kedua orang yang tak pernah bertemu muka tahun 2019 inilah saya akhirnya ikut mencoba teknik traveling yang satu ini.
Cara Menabung
Teknik traveling yang satu ini bukanlah hal yang instan. Konsep utamanya adalah menabung. Tidak mungkin hanya dengan selembar uang Rp 20.000, lantas bisa membawa kalian traveling ke tempat yang jauh. Layaknya sebuah lidi yang tidak ada harganya bila ia hanya seorang diri saja, mungkin itulah gambaran terdekat yang bisa saya berikan dengan uang pecahan Rp 20.000 ini.
Aturan dasarnya sangatlah simple. Setiap kali kalian memiliki uang pecahan Rp 20.000, kalian harus memasukkannya ke dalam celengan. Hanya itu saja. Sebagai wadah untuk celengannya, kalian bisa menggunakan botol air mineral plastik berukuran 1,5 liter seperti yang Paramiswari gunakan atau tempat whey protein seperti yang saya gunakan.
Contoh mudahnya seperti ini: Jika suatu hari kalian mendapatkan kembalian uang sejumlah 4 lembar Rp 20.000 dan selembar RP 10.000 akibat berbelanja barang di supermarket seharga Rp 10.000 dan kalian membayarnya dengan uang RP 100.000, maka kalian harus menabung semua lembaran uang Rp 20.000 tersebut ke dalam wadah yang sudah kalian siapkan dan niatkan.
Jadi ingat ya, bukan menabung tiap hari Rp 20.000. BIsa saja dalam 1 hari kalian tidak menabung sama sekali dan di hari berikutnya kalian langsung menabung Rp 100.000 karena mendapatkan pecahan uang Rp 20.000 sebanyak 5 lembar.
Tak peduli berapapun jumlah lembarnya dan bagaimana prosesnya (entah itu kembalian naik angkot, kembalian dari jajan baso, amplop lebaran, atau angpao), selama itu pecahan uang Rp 20.000, maka kalian harus menabungnya. Niat untuk menabung yang kuat memiliki andil yang besar dalam proses ini. Susah? Ya. Mustahil? Tidak. Musuh terbesarnya adalah diri kalian sendiri. Berapa lama kalian ingin menabung, itu kalian yang tetapkan sendiri. Bisa 1 tahun, 2 tahun, atau mungkin 5 tahun.
Cara memasukkan ke dalam wadahnya pun unik. Tiap lembaran uang yang kini bergambar depan Sam Ratulangi dan seorang wanita yang sedang menari Tari Gong dengan latar Pulau Derawan itu kalian gulung hingga hampir menyerupai rokok. Jika sudah, baru kalian masukkan ke dalam wadah yang sudah kalian sediakan.
Lantas kenapa Rp 20.000? Karena uang pecahan ini yang dianggap paling jarang ditemukan dan nominalnya tidak terlalu besar. Jika menggunakan pecahan uang Rp 2.000, Rp 5.000 atau Rp 10.000, yang ada kalian akan sulit makan atau jajan (karena uangnya terus ditabung). Bila menggunakan pecahan Rp 50.000 atau Rp 100.000, rasanya terlalu besar juga. Lagi pula, belanja apa yang kembaliannya pecahan Rp 100.000?
Ke Mana Rp 20.000 akan Membawa Saya?
Setelah 2 tahun, akhirnya saya membongkar celengan uang saya ini. Agak sedih rasanya karena saya tidak bisa langsung menggunakannya untuk traveling di masa pandemi seperti ini. Sebenarnya bisa saja dipaksakan untuk traveling, tapi rasanya ada yang kurang kalau memaksakan traveling di masa seperti ini. Terlalu banyak yang dikorbankan.
Oleh sebab itu saya memutuskan untuk memindahkan hasil tabungan “Traveling dengan Rp 20.000″ saya ke rekening saham yang totalnya bisa membeli 2 lot saham BBCA dan 4 lot saham BBRI. Biarlah uang itu berkembang melalui instrumen yang satu itu. Siapa tahu 1 tahun kemudian uang tersebut bisa membawa saya, tidak hanya berkeliling Indonesia, tapi juga berkeliling Eropa.
Tertarik untuk mencoba?
Too many people spend money they earned..to buy things they don’t want..to impress people that they don’t like
–Will Rogers