Travel Itinerary Strolling Sydney 4 Hari 3 Malam
Strolling Sydney merupakan perjalanan lanjutan setelah saya menemani 2 orang teman untuk mengikuti kompetisi Master League Games 2022 di Melbourne.
Hari Pertama Strolling Sydney
Waktu (AEDT) | Deskripsi |
---|---|
07:00 - 08:00 | Berangkat dari penginapan di Rakaiaway Street menuju bandara Tullamarine, Melbourne |
09:00 - 10:00 | Tiba di bandara, sarapan, dan menunggu penerbangan |
10:00 - 11:30 | Penerbangan Melbourne - Sydney |
11:30 - 12:00 | Tiba di Kingford Smith Airport dan berangkat menuju Surry Hills |
12:00 - 12:30 | Tiba di Adina Apartment Surry Hills dan meletakkan barang-barang |
12:30 - 13:30 | Makan siang di Bils Restaurant |
13:30 - 14:00 | Perjalanan dari Surry Hills menuju Birkenhead Point Brand Outlet |
14:00 - 18:00 | Belanja dan juga makan di Birkenhead Point Brand Outlet |
18:00 - 18:15 | Perjalanan kembali ke Adina Apartment di Surry Hills |
18:15 - 19:15 | Checkin, mandi, dan rapi-rapi barang bawaan |
19:15 - 19:30 | Perjalanan ke Gogyo di Surry Hills |
19:30 - 21:00 | Makan malam di Gogyo |
21:00 | Perjalanan kembali ke hotel dan beristirahat |
Pagi-pagi benar, kami sudah berangkat menuju bandara Tullamarine dari daerah Dockland. Setibanya di bandara, kami langsung check-in yang prosesnya harus dilakukan secara mandiri. Usai proses check-in, kaki ini kami langkahkan ke terminal 4 untuk berangkat menuju bandara Kingsford Smith di Sydney dengan menggunakan maskapai Rex, sebuah maskapai yang nyaris bangkrut saat pandemi menyerang, tapi untungnya masih bisa bertahan.
1 jam 30 menit, itulah waktu tempuh Melbourne – Sydney via udara. Jarak Melbourne ke Sydney sendiri kurang lebih 1000 km, hampir sama seperti jarak Jakarta ke Surabaya. Begitu tiba di Sydney, kami langsung mengambil bagasi dan menuju Express Pickup, sebuah zona penjemputan cepat yang tersedia di Sydney.
Dengan menggunakan jasa penjemputan, kami langsung bertolak menuju Wolli Creek, sebuah daerah pinggiran kota di Sydney Selatan, untuk menjemput anak dari seorang teman yang pergi bersama saya kali ini. Wolli Creek hanyalah persinggahan sementara. Selanjutnya kami berangkat menuju Adina Apartment di Surry Hills, tempat kami akan menginap selama di Sydney. Dari apartemen inilah perjalanan di Sydney yang sebenarnya dimulai.
Sialnya kami tiba di apartemen terlalu cepat. Waktu check-in baru dibuka jam 3 siang. Karena tidak bisa check-in, kami hanya menitipkan barang bawaan kami yang super banyak di meja resepsionis. Kami pun memulai perjalanan tanpa membawa barang bawaan yang merepotkan.
Perjalanan pertama hari itu dimulai dengan mengunjungi Bils, sebuah kafe yang terletak di sebelah Adina Apartment. Perut yang sudah keroncongan membuat kami harus mengisinya terlebih dahulu sebelum jalan-jalan. Tempatnya super asyik untuk nongkrong dan juga bertemu dengan kolega. Di sini saya memesan scrambled eggs and iggy’s sourdough toast dan minum air putih. Pilihan makanannya lumayan banyak dan sehat lho. Oh ya, di Australia ini ada 3 jenis minuman air putih kalau saya tidak salah. Pertama adalah Still Water, Sparkling water, dan Tap Water. Saya memesan Tap Water.
- Baca Juga: Mengenal 3 Jenis AIr Putih di Australia
Tidak seperti di Indonesia yang bisa nongkrong lama di cafe setelah makan, di Australia ini pelayan akan segera mengambil piring kosongmu dan ditambah lagi pelanggan lainnya terus berdatangan. Kami pun segera membayar dan keluar Cafe. Beranjak dari Cafe, kami memesan Uber (ya, di Indonesia Uber sudah lama punah) untuk menuju Birkenhead Point Brand Outlet. Seperti bisa kamu lihat sendiri dari namanya, tujuan kami ke sana apalagi kalau bukan belanja.
Birkenhead Point Brand Outlet konsepnya semi terbuka. Bagian tengahnya dibiarkan kosong untuk para pengunjung berjalan-jalan dan terdapat juga beberapa Coffee Shop untuk pengunjung yang mau nongkrong di sini. Barulah di kiri kanannya berjajar toko-toko barang branded yang bisa membuat kamu kalap untuk belanja. Mungkin bisa dibilang bentuk Birkenhead ini mirip seperti PVJ di Bandung, hanya saja letak Birkenhead Point Brand Outlet ini letaknya lebih asyik karena berada di pinggir sungai, yaitu sungai Parmatta. (sungainya bersih ya. Jangan bayangkan seperti sungai Cisadane).
Puas berbelanja dan waktu sudah menunjukkan kalau kami sudah boleh check-in, kami pun kembali ke Adina Apartment di Surry Hills. Lagi-lagi kami menggunakan jasa Uber. Begitu tiba, kami langsung membuka koper, merapikan barang-barang dan mandi.
Tentunya sangat sayang kalau liburan hanya dihabiskan untuk mengendap di dalam hotel. Tak butuh waktu lama setelah mandi, kami langsung bergegas menuju ke destinasi berikutnya yaitu Gogyo, sebuah restoran Jepang yang merupakan sister company dari Ippudo. Karena letaknya yang cukup dekat dari tempat kami menginap, kali ini kami berangkat dengan berjalan kaki. Sebenarnya perjalanan ke Birkenhead Point Brand Outlet ini bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi publik dan berjalan kaki juga, hanya saja tadi kami mengejar waktu sebab toko-toko di Birkenhead Point Branded Outlet ini tutup paling lama pukul 18:00.
Untuk bisa makan di Gogyo sendiri pun harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Kami sudah melakukannya sejak di Birkenhead Point tadi dan waktu yang kami pilih adalah Pukul 07:30 atau satu setengah jam sebelum restoran ini tutup. Dari luar, resto ini terlihat cukup kecil. Namun begitu masuk, pengaturan yang rapi membuat resto ini mampu menampung hingga 90 orang. Terdapat meja panjang untuk kamu yang mau datang berkelompok, meja bar untuk kamu yang hanya datang sendiri atau berdua untuk minum, dan juga meja yang langsung menghadap ke kitchen-nya sehingga kamu bisa melihat proses pembuatan makanan seperti apa.
Di Gogyo ini saya memesan ramen yang saya lupa namanya, Salmon roll, dan tentunya ramuan Sake sebagai minumannya. Kalau ditanya enak atau tidak, jawabannya enak banget. Tempatnya pun asyik dan pelayannya ramah. Merasa kenyang dan sudah cukup, kami pun berjalan kaki pulang untuk beristirahat. Akan banyak tempat yang kami kunjungi esok hari. Oh ya, pembayaran di Australia ini kebanyakan sudah cashless, termasuk juga di Gogyo ini. Jadi kamu tidak perlu repot menyiapkan cash. Gunakan kartu debit atau credit saja 🙂
Hari Kedua Strolling Sydney
Waktu (AEDT) | Deskripsi |
---|---|
07:00 - 09:00 | Bangun pagi dan lanjut sarapan di Bils Restaurant |
09:00 - 09:45 | kembali ke hotel, mandi, dan siap-siap untuk jalan-jalan |
09:45 - 10:00 | Jalan kaki menuju Central Station |
10:00 - 10:15 | Perjalanan dari Central Station menuju Sea Life Aquarium |
10:15 - 14:00 | Explore Sea Life Aquarium dan Wild Life Zoo |
14:00 - 14:10 | Perjalanan ke stasiun kereta |
14:10 - 14:25 | Perjalanan dari stasiun menuju Sydney Fish Market |
14:25 - 16:00 | Tiba di Sydney Fish Market dan makan siang |
16:00 - 16:10 | Perjalanan dari SYdney Fish Market ke QVB |
16:10 - 19:00 | Shopping |
19:00 - 19:10 | Perjalanan kembali ke Adina Apartment |
19:10 - 19:20 | Mandi |
19:20 - 19:30 | Perjalanan (jalan kaki) ke Yo-Chi Frozen Yoghurt |
19:30 - 20:30 | Menyantap Yoghurt di Yo-Chi |
20:30 - 20:35 | Perjalanan ke Messina Gelato |
20:35 - 20:45 | Menyantap gelato sambil jalan pulang kembali ke rumah |
20:45 | Istirahat |
Hari kedua strolling Sydney tentunya kami sangat bersemangat. Bangun di waktu yang masih cukup pagi, kami lantas kembali sarapan ke Bils Restaurant, karena itulah yang paling dekat. Menu sarapan di sana cukup beragam dan berbeda dari menu makan siang kemarin saat kami datang. Tak ingin terlalu kenyang, tapi tak ingin terlalu lapar juga, saya pun hanya memesan Full Aussie sebagai menunya.
Perut sudah terisi, kami pun kembali ke hotel untuk mandi dan bersiap-siap untuk menuju destinasi berikutnya yaitu Sydney Sea Life Aquarium. Tidak seperti hari kemarin, hari di awal kami tiba, perjalanan kali ini kami menggunakan transportasi publik dan berjalan kaki. Suhu udara di Australia saat itu, trotoar yang besar, dan transportasi publik yang nyaman membuat Sydney memang lebih enak dijelajah dengan dua cara tersebut. Perjalanan menuju Sea Life Aquarium kami mulai dari Central Station dengan menggunakan kereta.
Sebelum tiba di Sydney Sea Life Aquarium, kami sudah memesan tiketnya secara online. Jadi begitu kami tiba, kami tidak perlu lagi mengantri untuk membeli tiket. Cukup menunjukkan barcode tiket pembelian kepada petugas dan kami pun langsung bisa masuk ke dalam aquarium raksasa ini.
Tidak ada yang terlalu spesial dari Sea Life Aquarium ini. Bila dibandingkan dengan Sea World di Ancol, mungkin masih lebih bagus Sea World. Namun ada satu spot yang menarik di sini yaitu spot penguin. Di Sealife Aquarium ini tempat bagi para penguin dibuat menyerupai tempat aslinya, jadi suhunya pun super dingin. Terdapat wahana perahu untuk masuk ke kandang penguin ini dan kita bisa merasakan sensasi dinginnya ‘rumah’ mereka.
Dan sebagai rumah bagi para hiu, Australia memiliki koleksi hiu yang cukup banyak di aquarium ini. Ada juga Dugong, Sting Ray, dan beberapa jenis ikan laut lainnya. Di bagian akhir dari perjalanan di Sea Life Aquarium, para pengunjung akan dihadapkan dengan toko merchandise di mana kamu bisa membeli beberapa kenangan dari aquarium ini dalam berbagai bentuk, seperti gelas, boneka, baju, gantungan kunci, dan lain-lain.
Beranjak dari Sea Life, kami langsung menuju ke Sydney Wild Life Zoo yang memang letaknya bersebelahan. Jadi sebenarnya selain Sea Life dan Wild Life, dalam satu kawasan ini aja juga museum Madam Tussauds. Mereka bertiga ini satu kawasan dan semuanya ini sangat ramah buat anak-anak. Jadi kalau mau mengunjungi ketiganya dan mendapatkan harga tiket lebih murah, kamu bisa langsung beli 3 tiket ini di website-nya. menghabiskan waktu seharian di kawasan ini bukanlah pilihan yang buruk.
Kembali ke Sydney Wild Life Zoo. Kalau tadi di Sea Life Aquarium diisi dengan hewan-hewan laut, kali ini di Sydney Wild Life Zoo isinya adalah hewan-hewan di darat. Koleksi yang menggugah dari Sydney Wild Life Zoo buat saya adalah reptilnya, karena Australia memiliki banyak sekali reptil yang tidak akan bisa kamu temui di belahan dunia lainnya. Namun yang paling menggemaskan dan menjadi pamungkasnya adalah melihat secara langsung hewan yang habitat asalnya pun di Australia yaitu Koala.
Sayangnya, di beberapa negara bagian, termasuk di NSW (tempat Sydney Wild Life Zoo ini berada), memegang Koala adalah hal yang dilarang. Jadi kalau kamu ada niatan untuk foto bersama Koala di Sydney Wild Life Zoo dengan cara menggendongnya di pundak, lebih baik kamu urungkan saja niatan itu. Paket foto bersama Koala yang ditawarkan di kebun binatang ini hanyalah pengambilan foto secara dekat, bahkan kamu tetap tidak boleh menyentuhnya.
Di Sydney Wild Life Zoo ini juga kamu bisa melihat beberapa kerabat dari Kangguru seperti Wallaby, Pademeleon, dan Tasmanian Devil. Dan hal keren lainnya dari tempat ini adalah beberapa hewan yang berada di sini adalah hewan-hewan hasil dari rescue, seperti contohnya beberapa hewan yang diselamatkan dari kebakaran hutan parah yang pernah mendera Australia.
Usai mengunjungi Sydney Wild Life Zoo, kami langsung bertolak ke Sydney Fish Market untuk makan siang. Kami sengaja melewatkan kunjungan ke Madam Tussauds karena kami angga tidak terlalu penting dan ditambah lagi perut sudah lapar. Kali ini dengan menggunakan trem, kami bertolak menuju Sydney Fish Market.
Kalau ingin mencicipi hidangan laut yang masih segar, dimasak langsung, dan menikmatinya dengan pemandangan yang menyegarkan, Sydney Fish Market adalah jawabannya. Berbagai jenis hewan laut, mulai dari ikan, lobster, kepiting, bulu babi, semua ada di sini. Kamu hanya perlu memilih hewan laut apa yang kamu ingin makan, ditimbang, dan memilih jenis olahannya. Petugas akan menimbang semua pilihanmu dan memasaknya setelah kamu membayar. Tempat yang saya pilih untuk makan di Sydney Fish Market ini adalah Peter’s Fish Market.
Pekerjaan selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah menunggu. Terdapat 2 pilihan tempat untuk makan, yaitu di luar atau di dalam. keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika kamu memilih makan di dalam, maka kamu akan ‘berdesakan’ dengan pembeli lain yang sedang memilih makanan dan tempatnya juga tidak terlalu besar. Kalau memilih di luar, tempatnya memang jauh lebih besar dan pemandangannya pun bagus, hanya saja kamu harus bertarung dengan burung-burung yang siap menambil makanan yang sudah kamu pesan. Sedikit saja kamu meleng maka makananmu akan raib diambil oleh gerombolan burung.
Saya sendiri memilih untuk merasakan serunya makan di luar dan di dalam. Bingung, kan? Makanan yang kami makan di luar adalah makanan ringan yang proses masaknya cepat. Hal itu kami lakukan sambil menunggu makanan beratnya masak. Begitu makanan berat sudah tersedia, kami pindah ke dalam supaya makannya lebih tenang. Tidak kuat rasanya kalau harus menjaga makanan yang begitu banyak dari terjangan burung-burung. Lagi pula kondisi udara di dalam lebih hangat bila dibandingkan dengan di luar.
Selesai makan, kami kembali berjalan pelan menuju ke stasiun kereta. Tidak rela rasanya makanan laut yang nikmat tadi diserap terlalu cepat oleh tubuh ini dan langsung berubah menjadi kotoran. Masih terlalu sore rasanya untuk langsung pulang ke apartemen. Akhirnya dari stasiun, kami bertolak ke kawasan Queen Victoria Building untuk jalan-jalan. Menikmati arsitektur beberapa bangunan tua dan juga berbelanja merupakan aktivitas yang tepat untuk dilakukan di sekitar QVB.
Sore itu kami memutuskan untuk mampir ke Kate Spade, berbelanja souvenir di toko oleh-oleh, shopping di HnM, dan menutupnya dengan duduk sambil ngobrol-ngobrol di kursi taman yang disediakan. Ketika matahari mulai menghilang perlahan dari langit, barulah kami kembali ke penginapan untuk mandi dan beristirahat sejenak.
Sudah melakukan aktivitas jalan dan berbelanja yang cukup banyak sore itu pun rupanya tidak membuat rasa kenyang dalam perut ini menghilang. Karena masih merasa cukup penuh, malam hari ini kami memutuskan untuk tidak makan berat. Berjalan kaki kurang lebih 10 menit dari Adina Apartment, kami mampir ke sebuah toko yang menyajikan Yoghurt berbagai rasa. Nama tempatnya adalah Yo-Chi Frozen Yoghurt.
Cara penyajian Yo-Chi Frozen Yoghurt ini pun cukup seru karena pembeli dibebaskan mengambil semuanya sendiri. Kamu bisa memilih mau rasa apa saja yang kamu inginkan, topping apa saja yang kamu butuhkan, dan berapa banyak yang kamu mau. Di bagian akhir, apa yang kamu ambil akan ditimbang dan nominal yang harus dibayar pun akan muncul. Jadi harga yang harus dibayarkan akan berbeda-beda antar setiap pengunjung. Semakin banyak variannya dan semakin berat sajiannya, maka semakin mahal harga yang harus kamu bayar.
Yo-Chi Frozen Yoghurt ini cukup ramai lho. Ketika kami sedang makan di dalam, antrian untuk mencicipi Yoghurt ini mengular sampai ke luar. Untung saja kami datang lebih cepat. Kalau tidak, tentunya kami yang akan berada dalam situasi antrian tersebut.
Pulang dari Yo-Chi Frozen Yoghurt, kami masih mampir ke satu tempat lagi. Tempat ini bernama Messina. Ada apa di dalam Messina ini? Di Messina ini terdapat gelato dengan 40 varian rasa yang bisa kamu pilih. Saya saja sampai bingung mau pilih yang mana karena semuanya terlihat enak. Tempatnya sendiri sangatlah kecil dan sepertinya memang di desain untuk take away saja.
Tidak seperti Yo-Chi yang perhitungan harganya berdasarkan berat Yoghurt, Messina ini perhitungannya sama seperti tempat jualan gelato pada umumnya, yaitu berdasarkan scoop. Kamu bisa memilih mau menggunakan cone atau cup. Letak Messina pun hanya 5 menit berjalan kaki dari Yo-Chi. Jadi kami pulang kembali ke Adina Apartment sambil membawa Yoghurt masing-masing yang kami cicipi sepanjang jalan. Lezatnya Messina Gelato menjadi hal terakhir yang kami nikmati sebelum akhirnya tidur.
Hari Ketiga Strolling Sydney
Waktu (AEDT) | Deskripsi |
---|---|
09:00 - 10:00 | Bangun pagi, mandi, dan siap-siap |
10:00 - 10:15 | Berangkat ke Circular Quay Station dari Central Station |
10:15 - 12:00 | Jalan-jalan di Sydney Harbour dan Sydney Opera House |
12:00 - 12:10 | Perjalanan ke China Town dari Sydney Harbour |
12:10 - 14:00 | Makan siang di Emperor Garden BBQ |
14:00 - 15:00 | Belanja oleh-oleh kacang, cokelat, dan baju di Paddy's Market |
15:00 - 18:00 | Perjalanan dari stasiun menuju Sydney Fish Market |
18:00 - 18:15 | Perjalanan kembali ke Surry Hills |
18:15 - 18:30 | Perjalanan ke Wolli Creek |
18:30 - 20:30 | Makan malam dan belanja di Wolli Creek |
20:30 - 21:00 | Perjalanan kembali di Surry Hills |
21:00 - 21:10 | Taruh barang di apartemen |
21:10 - 21:20 | Perjalanan ke Yo-Chi |
21:20 - 22:10 | Menyantap Yoghurt di Yo-Chi |
22:10 | Pulang kembali ke apartemen |
Hari ketiga di Sydney merupakan hari yang paling saya tunggu-tunggu. Kenapa? Karena hari ini kami akan berkunjung ke Sydney Harbour untuk melihat Opera House yang ikonik dan terkenal itu. Keinginan mengunjungi Opera House ini sudah ada sejak saya masih kecil, saat saya mendengar lagu Trio Kwek Kwek yang berjudul “Katanya”. Sejak mendengar lagu itu saya ingin sekali mengunjungi Australia. Dan mengapa Opera House menjadi destinasi paling utamanya? Karena waktu kecil itu juga saya dikirimkan baju oleh saudara yang tinggal di Sydney dengan gambar Opera House ini.
Tak ada sarapan di Bills Restaurant seperti hari-hari sebelumnya. Usai bangun pagi yang kesiangan, kami langsung berjalan kaki menuju ke Central Station untuk berangkat menggunakan kereta menuju Circular Quay Station. Berhenti di stasiun ini, kalian akan langsung bisa melihat Sydney Harbour Bridge yang super gagah dan juga bangunan Sydney Opera House.
Dari stasiun, kami cukup berjalan 10 menit sebelum tiba di bagian depan Sydney Opera House. Sepanjang 10 menit perjalanan itu kamu bisa melihat banyak restoran dan tempat jualan souvenir di sisi kanan dan pemandangan laut yang cukup indah di bagian kiri. Ketika saya datang, sedang ada sebuah cruise yang sangat besar sedang bersandar di Sydney Harbour. Kalian tak akan kesepian karena banyak burung yang beterbangan di atas kalian selama berjalan di SYdney Harbour.
Saya sedikit salah perkiraan. Sydney Opera House dan Sydney Harbour Bridge itu letaknya berseberangan. Karena saya mau berfoto dengan latar Sydney Opera House, seharusnya saya datang ke Sydney Harbour Bridge dan berfoto di sana dengan latar Sydney Opera House. Tapi yang saya lakukan adalah datang ke Sydney Opera House, sehingga foto yang bagus adalah dengan latar Sydney Harbour Bridge. Maklum, terlalu excited dengan bangunan yang satu ini. Tapi nggak masalah, Yang penting saya sudah melihat bangunan ini dari dekat dan sudah tidak penasaran lagi.
Bertolak dari Sydney Opera House di tengah kondisi yang sudah cukup siang, kami langsung menuju ke wilayah pecinan dengan menggunakan trem. Apalagi tujuannya kalau bukan untuk makan chinesse food. Di kawasan dekat Market City ini kami makan di sebuah restoran bernama Emperor Garden BBQ. Di sana kami memesan bebek, daging babi, nasi goreng yang basah dan kering, serta olahan sayur. Chinesse Food di mana pun memang tidak pernah mengecewakan.
Hari terakhir di Sydney, kami tak ingin bersantai-santai. Usai menjejali mulut dengan berbagai makanan, kami berjalan sedikit menuju ke Paddy’s Market. Nah, bisa dibilang ini merupakan kawasan Mangga Dua-nya Sydney. DI sini kalian bisa membeli barang apapun. Kalau mau cari oleh-oleh seperti cokelat dan juga pakaian, di sini sudah paling tepat dan paling murah. Kawasannya pun besar dan kalian bisa berkeliling untuk berburu. Mayoritas penjual di sini merupakan keturunan Cina. Makanya saya bisa bilang ini seperti di Mangga Dua.
Lokasi Paddy’s Market ini tidak jauh dari QVB. Karena waktu belanja kemarin masih dirasa kurang, akhirnya kami kembali ke QVB untuk berbelanja. Ada beberapa jenis cokelat yang tidak bisa kami temukan di Paddy’s Market dan akhirnya kami temukan di kawasan QVB ini. Beberapa barang branded pun kami temukan di kawasan mall di QVB ini. Setelah kedua tangan dari setiap kami penuh dengan belanjaan, kami pun memutuskan untuk kembali terlebih dahulu ke penginapan untuk meletakkan barang belanjaan. Tidak lagi menggunakan trem atau kereta, kali ini kami memesan Uber supaya bisa cepat mengantar kami.
Hanya mampir ke hotel untuk meletakkan barang bawaan, driver Uber kami suruh untuk menunggu di depan hotel. Dari sana, kami berangkat ke Wolli Creek kembali. Setelah hanya bisa mampir sebentar ke Wolli Creek di hari pertama kedatangan, sekarang kami ingin menghabiskan beberapa jam di sana. Untuk apa saja? Untuk makan dan belanja (lagi).
Menurut driver Uber yang membawa kami, Wolli Creek ini dulunya merupakan daerah yang gersang dan hanya ada pepohonan. Bahkan stasiun keretanya dulu pun sangat mengerikan. Tidak ada orang yang mau mampir ke sana. Namun pemerintah NSW membukanya menjadi daerah baru dan kini berdiri banyak apartment dan pertokoan di sana. Mungkin kalua diibaratkan WOlli Creek ini seperti Cisauk di BSD jaman dahulu.
Makanan yang kami coba di Wolli Creek adalah makanan Korea yang seluruh pekerjanya adalah orang Korea asli. Pengalaman makan di resto Korea ini agak kurang lengkap karena kami tidak bisa menikmati Soju. Hal itu karena kami memilih makan di luar, di mana banyak orang yang berlalu lalang. Peraturan di daerah sana sepertinya melarang minum minuman beralkohol di luar ruangan yang banyak anak-anaknya. Maklum, resto tersebut memang berada di lantai terbawah di sebuah kawasan apartemen.
Dari restoran Korea, kami beranjak ke Wollies, supermarket yang ada di Wolli Creek. Tempatnya sangat luas dan isinya lengkap. Kami hanya berbelanja beberapa makanan ringan dan beberapa jenis cemilan yang tidak ada di Indonesia atau kalaupun ada harganya sangatlah mahal. Selesai berbelanja, kami berjalan kaki menuju stasiun kereta untuk kembali ke Central Station dan kemudian berjalan kaki kembali ke Adina Apartment.
Tak ingin menyia-nyiakan malam terakhir di Sydney, sebelum kembali ke apartment, kami kembali mengunjungi Yo-Chi. Rasa Yoghurtnya yang memang begitu enak membuat kami memutuskan untuk kembali lagi ke sana. Apakah masih tetap ramai? Tentu saja. Meskipun kami datang 1 jam sebelum tempat ini tutup, antrian yang mengular masih saja terjadi. DI kesempatan kali ini, saya mencoba rasa yoghurt yang berbeda guna melengkapi varian rasa yang saya cob di sini.
Tak terasa, malam itu adalah malam terakhir di Sydney. Keesokan harinya kami harus berangkat ke Bandara Kingsford Smith untuk kembali ke Jakarta.
Hari Keempat Strolling Sydney
Waktu (AEDT) | Deskripsi |
---|---|
06:00 - 08:00 | Bangun pagi, mandi dan siap-siap |
08:00 - 09:00 | Perjalanan ke bandara |
09:00 - 10:00 | Sarapan dan menunggu penerbangan |
10:00 | Penerbangan kembali ke Jakarta |
Pukul 08:00 kami sudah berangkat dari Surry Hills ke Kingsford Smith. Kami menggunakan jasa driver Uber yang mengantar kami dari kawasan QVB ke hotel dan dilanjutkan ke Wolli Creek. Pesan untuk kamu yang punya tujuan ke bandara di pagi hari adalah sewa jasa antar jemput dari sehari sebelumnya. Pagi hari dan bandara adalah waktu dan tempat yang sangat sibuk di Sydney. Kalau baru mau memesan taxi atau uber di pagi hari saat kamu mau berangkat, kemungkinan kamu tidak akan mendapat kendaraan dan ketinggalan pesawat.
Begitu tiba di bandara, proses checkin mandiri pun dilakukan. Penerbangan ke Jakarta dari Sydney memakan waktu 8 jam (direct), jadi jangan lupa siapkan cemilan dan bantal leher yang empuk untuk di pesawat. Terima kasih Sydney sudah menjadi tempat yang menyenangkan untuk saya berlibur 🙂