Sejarah Menyelam Bebas (Freediving)
Prolog
Freediving adalah sebuah aktivitas menyelam kuno yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Tidak seperti olahraga yang lain, Freediving didasarkan pada refleks bawah sadar yang memang sudah ada pada manusia sejak lama. Selama 9 bulan pertama dalam hidup kita, manusia hidup dalam lingkungan akuatik yang mirip dengan air laut.
Jika seorang bayi ditenggelamkan ke dalam air, secara naluri mereka akan menahan nafas sampai 40 detik sambil melakukan gerakan renang, meskipun nampaknya kita mulai kehilangan kemampuan ini segera setelah kita mulai berjalan. Membangkitkan kembali refleks ini merupakan salah satu elemen paling penting dalam freediving, sehingga memberikan manusia kemampuan yang lebih baik untuk terlindungi pada kedalaman yang cukup dalam.
Kata APNEA berasal dari bahasa Yunani A-PNOIA yang secara harafiah berarti “Tidak Bernafas”. Asal kata tersebut tidak ada kaitannya dengan air, tapi dalam atletik modern, istilah APNEA telah menjadi sinonim dari Freediving. Freediving sendiri memiliki arti menyelam dengan menahan dan mengatur cara bernafas di dalam air dengan sebelumnya mengambil satu tarikan nafas tanpa menggunakan alat bantu apapun.
Dari Asal Usul ke Era Modern: Mitos
Sejak tahun 1960, sebuah teori ilmiah yang diberi nama Hipotesis Akuatik Kera (Aquatic Ape Hypothesis), yang dipublikasikan oleh Sir Alister Hardy, telah diperbincangkan dikalangan para sarjana. Dari awal tahun 1930an, Hardy sudah menduga bahwa manusia memiliki leluhur primata yang lebih akuatik dari yang pernah dibayangkan sebelumnya.
Hal ini didasarkan pada studi dari kurangnya bulu manusia yang digantikan oleh sebuah layer dari isolasi sub kulit lemak, yang lebih mirip dengan mamaila laut dibandingkan kera modern. Teori ini mengindikasikan bahwa berenang dan menyelam adalah kunci dalam beribu-ribu tahun pengembangan dari keluarga Homo (Manusia) dari sebelum keluar Afrika menuju era modern.
Bukti arkeologi tertua yang mengkonfirmasi manusia menahan nafas kala menyelam kembali pada 5400 tahun Sebelum Masehi. Sebuah kelompok manusia jaman mesolitik bangsa Skandinavia yang biasa disebut ErtebØlle, yang tinggal di Pesisir Denmark dan Selatan Swedia, percaya bahwa para penyelam dulu memiliki kebudayaan memakan kerang, seperti yang dibuktikan lewat penemuan sarung tangan penggalian [dalam laut] berukuran besar.
Sama halnya dengan beberapa bukti arkeologi dalam menyelam yang telah ditemukan di peradaban Mesopotamia dan Mesir masing-masing pada tahun 4500 dan 3200 sebelum masehi. Di Pantai Mediterania, menyelam bebas merupakan sebuah latihan rutin selama abad klasik, seperti yang diceritakan oleh banyak mitos dan legenda.
Salah satu mitos Yunani menceritakan tentang Glaucus, yang bisa dibilang mitologi penyelam bebas pertama. Glaucus diberi julukan “The Green Mariner” dan mitosnya mengatakan kalau Glaucus memakan ramuan ajaib, yang membuat dia memiliki sirip dan menjadikannya legenda ikan.
Sebuah kisah dari perang Yunani-Persia mengatakan kalau seorang Nelayan Yunani dan anak perempuanya yang bernama Cyan, yang berenang di malam hari di bawah laut, memotong tali jangkar dari kapal perang milik Persia. Di cerita lainnya, orang Athena memotong pembatas kayu milik Syracuse.
Filsuf legendaris yang pertama kali mendokumentasikan masalah umum yang terkait dengan menyelam seperti hidung berdarah dan sakit di kuping adalah Aristoteles. Alexander Agung menggunakan penyelam dan bahkan diving bell selama kampanye militernya.
Dalam masa kekaisaran Romawi ada sebuah unit perang yang diberi nama “Urniatores” yang tugasnya mengembalikan jangkar yang hilang karena terpotong talinya, menghilangkan barikade bawah laut dan beberapa tugas perang bawah air lainnya.
Di Asia, di seluruh Timur Tengah, Samudera Hindia dan Pasifik, permintaan akan mutiara dan barang-barang laut lainnya mendorong aktivitas menyelam bebas selama berabad-abad. Tradisi menyelam bebas yang paling terkenal adalah “The Amas”.
Saat ini, penyelam bebas perempuan korea dan jepang masih menggunakan teknik menyelam ini yang diperkirakan sudah berumur 2000 tahun. Perempuan berusia antara 17 sampai 50 tahun ini menggunakan batu besar untuk menyelam ke dasar dimana mereka mengambil kerang dan rumput laut, mereka menyelam telanjang 8 -10 jam dalam sehari dengan suhu air yang tidak lebih dari 10 Derajat Celcius.
1913: Legenda
Pada musim panas tahun 1913, Sebuah kapal berbendera Angkatan Laut Italia “La Regina Margherita” kehilangan jangkarnya di sebuah pulau di Yunani bernama Karpathos. Sebuah hadiah akan diberikan kepada siapa yang bisa mengembalikan jangkar tersebut. Sayembara inilah yang menjadi jalan untuk manusia penyelam bebas terkuat: 35 tahun Chatzisthatis (juga dikenal: Sthatis Chatzi), salah satu penyelam terkemuka yang biasa memburu bunga karang di dekat Symi, dengan tinggi badan sekitar 170 cm dan berat 65 kg.
Dia menderita emfisema paru-paru yang luar biasa (kesulitan bernafas), merokok secara ekstensif, dan setengah tuli akibat menyelam dengan tidak melakukan ekualisasi yang benar. Namun pada 16 Juni, dia mengembalikan jangkar tersebut dari kedalaman kira-kira 88 Meter.
Dia menyelam bebas kurang lebih selama 3 menit kala itu. Dia menyelam dengan ditarik batu besar, teknik menyelam yang bernama “Skandalopetra” ini umurnya sama dengan peradaban Yunani itu sendiri. Hadiah yang dia dapat atas apa yang telah dilakukannya adalah sejumlah uang (5 Pounds) dan izin untuk memburu ikan dengan menggunakan dinamit. Legenda Chatzistathis ini dianggap terlalu berlebihan atau cerita bohong belaka sampai tahun 2001, sebelum akhirnya Angkatan Laut Italia mengkonfirmasi kebenaran tersebut.
1949: Tahun Awal
Tahun 1949, Seorang Pilot pesawat tempur Hungaria kelahiran Italia dan juga penyuka olahraga Spearfishing, Raimondo Bucher menemukan bentuk olahraga modern dari menyelam bebas dengan mengumumkan bahwa dia bisa menyelam sampai kedalaman 30 Meter dengan satu tarikan nafas.
Dengan menggunakan batu sebagai pemberat, Bucher menyelesaikan penyelaman tersebut di luar Napoli. Bucher kemudian mengaku kalau dia melakukan itu semua untuk sebuah taruhan mewah bernilai 50.000 Lira dengan seorang penyelam menunggu pada target kedalaman yang sudah ditetapkan. Sesama rekan asal Italia, Ennio Falco, dua tahun kemudian berhasil mematahkan rekor Bucher.
1950-an – 1960-an : Para Jagoan
Era Bucher dari Italia merupakan era awal dari era menyelam bebas yang kompetitif, setelah berikutnya penyelam lainnya seperti Alberto Novelli dan penyelam asal Brazil, Americo Santarelli berhasil melampaui kedalaman yang dicapai oleh Bucher dan Falco.
Tahun 1962, salah satu penyelam bebas terhebat sepanjang masa muncul ke permukaan, Enzo Maiorca, mendorong perkembangan besar terhadap olahraga menyelam bebas, dimana olahraga ini dia dominasi selama 25 tahun. Maiorca adalah orang pertama yang mencapai dan menerobos kedalaman 50 Meter pada tahun 1962, meskipun prediksi dari para ahli mengatakan jika menyelam melampaui 50 meter maka paru-paru manusia akan hancur karena tekanan.
Maiorca terus meningkatkan kedalamannya dan hampir tak tertandingi, sampai akhirnya seorang asal Perancis bernama Jaques Mayol merevolusi olahraga menyelam bebas dengan penggunaan tradisi Yoga dan meditasi, yang bertentangan dengan norma sebelumnya dari hiperventilasi berat.
Maiorca mencapai sebuah rekor karir yang fantastis dengan tidak kurang dari 17 rekor dunia disandangnya. Mayol berada tidak jauh di belakang Maiorca dengan 11 rekor dunia dan merupakan orang pertama yang mencapai kedalaman 100 meter. Mayol juga saat ini dikenal sebagai Penyelam bebas paling berpengaruh sampai saat ini.
Meskipun hanya mencatat 3 penyelaman yang dalam pada akhir tahun 1960an, Penyelam asal Amerika Robert “Bob” Croft merevolusi pengetahuan akan menyelam bebas secara ekstensif. Bekerja selama 22 tahun di Angkatan Laut Amerika, Croft melatih personil kapal selam pada kedalaman 36 meter dengan menggunakan tank latihan di Connecticut, ketika rekan instruktur lainnya mendesaknya untuk menguji batasan dirinya.
18 Bulan berikutnya, prestasi Croft bersaing dengan yang terbaik di Eropa yaitu Enzo Maiorca dan Jacques Mayol. Croft adalah orang pertama yang menyelam bebas lebih dari 70 Meter, dan pencapaian-pencapaiannya ini adalah kunci dalam membangun kesimpulan ilmiah paling modern tentang Menyelam bebas, diantara “Refleks menyelam mamalia” dan “Fenomena perubahan Darah”.
Bob Croft juga orang pertama yang memecahkan rekor menggunakan “Lung Packing (Air Packing)” atau teknik bernafas Glossopharingeus, yaitu sebuah teknik bernafas dengan cara memenuhi paru-paru, meningkatkan volume udara di paru-paru di atas kapasitas total paru-paru sebelum menahan nafas dan akhirnya menyelam. Croft pensiun lebih awal, tetapi Mayol berhasil mencapai kedalaman 100 Meter dengan kereta luncurnya pada tahun 1976 dan Maiorca tetap meneruskan menyelam dengan kedalaman yang cukup dalam dengan cara seperti taun 50an, dan mereka berdua menjadi semakin tenar setelah membintangi film garapan Luc Besson pada taun 1988 yang berjudul The Big Blue.
Film ini bagus, meskipun ini penggambaran fiksi dari 20 tahun rivalitas antara Mayol dan Maiorca, namun masih dianggap sebagai representasi visual terbaik dari “zen” Freediving. Pada saat ini, sangat sedikit Penyelam bebas yang ada di dunia, Tahun 1943 penemuan Aqualung telah memimpin penyelam scuba mengalahkan penyelam bebas, tapi kesuksesan film Besson membawa sebuah ketertarikan baru lagi terhadap menyelam bebas.
1960-an – 1980-an : Ama Yang Baru
Tahun 1980an, Para penyelam bebas wanita telah berkembang ke sebuah titik dimana mereka menegaskannya sebagai sebuah tempat yang lebih besar dalam sejarah apnea. Di pertengahan tahun 1960an, para wanita seperti Giliana Treleani (Italia) dan Evelyn Patterson (Inggris) telah menyelam lebih dari 30 Meter.
Disiplin ilmu dalam menyelam bebas yang kemudian dikenal dengan nama “Constant Weight Apnea (CWT)” ini dibentuk oleh para wanita seperti Francesca Bora dan Hedy Roessler jauh sebelum direbut oleh rekan senegaranya Stefano Makula pada tahun 1978. Tapi hal tersebut hanya sebentar sampai dua anak Maiorca yaitu Patrizia dan Rosanna Maiorca berhasil membuat rekor-rekor di akhir tahun 1970an, dimana era menyelam bebas kompetitif untuk wanita dimulai.
Kemudian, atlet seperti Angela Bandini asal Italia dan khususnya Deborah Andollo asal Kuba menerima penghargaan-penghargaan untuk kategori wanita setelah menyelam cukup dalam di lautan. Bandini menjadi sensasi di tahun 1989 ketika dia berhasil mencapai kedalaman 107 Meter dengan kereta luncur klasik Jacques Mayol, dengan ini ia 2 meter lebih dalam dari Jacques Mayol dan rekor dunia, membuatnya menjadi manusia yang menyelam paling dalam di dalam sejarah pada saat itu.
1970-an – 1980-an : dan Tiba-tiba Dia Berhenti
Pada periode ini, menyelam bebas kompetitif berada pada persimpangan yang aneh. Dari awal tahun 1960am, Kesuksesan organisasi scuba CMAS (Confederation Mondiale pour les Activitites Subaquatiques) telah menyamai sebagian besar prestasi awal menyelam bebas. Ini berlanjut sampai sebuah kombinasi perhatian medis dan keamanan menggiring CMAS untuk menghentikan sebagian besar kegiatan menyelam bebasnya sekitar tahun 1970. Hal ini tidak menghalangi para pemecah rekor, yang masih terus meningkatkan tingkat kedalaman menyelamnya. tapi sekarang dengan standar yang sepihak, menyebabkan beberapa kecelakaan serius sampai tahun 1990.
1980-an – 1990-an : New Kids On The Block
Pada saat ini, Mayol dan Maiorca sudah menarik diri dari dunia menyelam bebas kompetitif dan penyelam lain siap untuk mengambil alih posisi mereka. Dilengkapi dengan alat modern dan perlengkapan yang telah berkembang pesat dalam 30 tahun, Rivalitas baru dalam dunia menyelam bebas kembali dimulai.
Aktor-aktor barunya adalah Umberto Pelizzari asal Italia dan Francisco Rodriguez asal Kuba yang lebih dikenal dengan nama Pipin Ferreras, keduanya muncul sekitar tahun 1990. Kedua penyelam bebas ini unggul dalam kategori yang sekarang disebut No Limit, sebuah istilah yang dibuat dari munculnya displin ilmu baru dalam menyelam bebas seperti Variable Weight Apnea (VWT) dan Constant Weight Apnea (CWT).
Tidak jauh beda dengan dekade yang sebelumnya, Pipin dan Pelizzari mengambil bagian dalam No Limit dengan kedalaman 110 Meter, 120 Meter, 130 meter dan bahkan lebih, sambil terus mengembangkan desain baru dari kereta luncur yang digunakan untuk menyelam.
1991-2001: Kelahiran dari AIDA di tahun 1990 Roland Specker, seorang penyelam bebas dari timur laut perancis bertemu dengan penyelam bebas kelas dunia asal Nice, Claud Chapuis. Mereka memutuskan untuk mengorganisasi sebuah klinik sehingga orang lain juga bisa mengenal tentang olahraga menyelam bebas.
Specker dan Chapuis juga menciptakan peraturan yang tepat untuk rekor dunia menyelam bebas, padahal banyak catatan rekor dunia yang sudah tercipta tanpa adanya peraturan yang sama secara global. Specker dan Chapuis mencari sejumlah penyelam bebas Eropa dengan tujuan untuk menyatukan mereka dalam sebuah asosiasi untuk mengenali rekor-rekor yang sudah tercipta.
Pada 2 November 1992, Specker, Chapuis dan beberapa orang lainnya membuat “Association Internationale pour le Développement de l’Apnée” atau disingkat AIDA, dengan Specker menjadi presiden Pertama. Beberapa rekor dengan cepat diakui oleh AIDA, yang menjadi acuan untuk menyelam bebas.
Kelahiran AIDA ini melahirkan sebuah periode volatilitas politik di sekitar dunia menyelam bebas kompetitif. Tahun 1995 CMAS mengakui beberapa rekor dalam menanggapi inisiatif AIDA. Francisco Rodriguez yang telah menjadi seorang figur kunci dalam pengembangan No Limit Apnea dan yang membuka olahraga menyelam bebas kepada media luas, mengembangkan sebuah organisasi sebagai lawan dari AIDA.
Pada 1997 dia membuat IAFD (International Organization of Free Divers) yang umurnya tidak panjang, yang memonitor rekor-rekornya berikutnya. Sebagai bentuk protes terhadap keputusan kontroversial AIDA, tahun 1999 di Italia dibentuk organisasi bernama FREE (Freediving Regulations and Education Entity), juga memiliki fungsi untuk mengatur rekor-rekor.
Upaya pengembangan terus dilakukan AIDA, sambil beberapa rekor terus bertambah di seluruh dunia. Di awal tahun 90an, Claude Chapuis telah mengorganisasi kompetisi kecil diantara penyelam bebas yang menghadiri klinik yang dia adakan di Nice, dan pikiran untuk mengorganisasi sebuah kejuaraan dunia pun tumbuh dengan cepat.
Kompetisi Dunia pertama yang diselenggarakan AIDA diadakan di Nice pada Oktober 1996. Itu adalah kompetisi untuk tim nasional (negara) yang melombakan Constant Weight (CWT) dan Static Apnea, dengan 35 peserta di masing-masing tim (ada 5 tim). Kewarganegaraan asli dari sang Atlet bukanlah suatu persyaratan khusus bergabung dalam suatu tim yang bertarung untuk Jerman, Belgia, Kolombia, Spanyol, Perancis dan Italia.
Sebuah tim mewakili PBB terdiri atas penyelam bebas yang tersisa dari berbagai negara. Kompetisi menyelam bebas modern hadir pada hari itu dan terjadi banyak perbaikan. Pada hari keberangkatan, Claude Chapuis menjabat tangan Umberto Pelizzari dan berkata, “Kamu Menang. Sekarang semua terserahmu untuk mengurus kejuaraan dunia kedua”.
Tahun 1997 merupakan tahun transisi dan beberapa penyelam bebas membuat kelompok-kelompok di negara mereka masing-masing. AIDA terus mensertifikasi rekor-rekor dengan 12 negara dalam daftar mereka, dan meminta mereka untuk membentuk asosiasi AIDA di negara mereka masing-masing.
Tonggak estafet AIDA berada di Perancis, Thierry Meunier dan Laurent Trougnou memprakarsai sebuah website awal AIDA untuk mempromosikan perkembangan olahraga menyelam bebas melalui internet, memberikan kesempatan untuk semua penyelam bebas agar tetap dapat berkomunikasi.
Umberto Pelizzari memegang ucapannya dan menyelenggarakan kejuaraan dunia AIDA yang kedua di Sardinia pada tahun 1998. Sekarang 28 negara menghadiri acara tersebut dan acara tersebut mendapat pujian karena terorganisasi dengan baik. Kehadiran Jacques Mayol memberikan atmosfer yang emosional, dan selama kompetisi Perancis dan Italia bersaing ketat, Meniru rivalitas Mayol dan Maiorca dulu, dengan Italia dan Pelizzari sendiri mendapatkan emas.
Pada saat ini, banyak disiplin ilmu baru yang disarankan oleh beberapa penyelam bebas. Kebanyakan disiplin ilmu tersebut ditolak, lainnya diuji coba dan ternyata terlalu mudah. Sejak tahun 1990, prestasi terbaik dunia dalam disiplin ilmu yang dilakukan di kolam renang diberi nama Static Apnea yang tercatat dalam buku Apnea.
Untuk sementara AIDA tetap membedakan antara catatan kedalaman yang dilakukan di laut dan air tawar, dan secara singkat membedakan antara rekor-rekor di kolam panjang dan pendek dalam disiplin ilmu baru yang diberi nama Dynamic Apnea. Pada Olimpiade Paris 1990, “Underwater Swimming” telah diuji coba namun tidak diulang di olimpiade berikutnya. Mengggabungkan skor dari pencapaian waktu dan jarak, Charles de Vendeville asal Perancis berenang sejauh 60 meter dalam waktu kurang lebih 1 menit, dan sejauh ini menjadi satu-satunya juara Olimpiade dalam menyelam bebas. Hal ini membuat Dynamic Apnea (digabungkan dengan Static Apnea) menjadi bentuk tertua dari era menyelam bebas kompetitif. Pada pertengahan tahun 1990an, antusiasme pada disiplin ilmu Static dan Dynamic Apnea terlihat meningkat, dengan seorang kontributor utama asal Perancis, Andy Le Sauce, yang catatan waktu terakhirnya baik dalam Static taupun Dynamic tidak terkalahkan selama 5 tahun. pada tahun 1999 AIDA berubah menjadi AIDA International untuk meneruskan perkembangan selanjutnya. Pada tanggal 21 September, Roland Specker menyerahkan tahta Presiden AIDA ke Sebastien Nagel asal Swiss. Memegang tanggung jawab setelah mengambil alih kemudi AIDA, Nagel menjadi terkenal karena keterampilan logistiknya. Di era kepresidenannya, AIDA melihat sebuah lonjakan yang luar biasa baik dalam jumlah atlet dan kompetisi menyelam bebas, regulasi, pengembangan dan juga peningkatan terhadap media yang meliput olahraga ini. Nagel juga sudah meramalkan pembentukan sejumlah besar badan AIDA nasional yang baru, dan menyatukan mereka dalam rapat AIDA yang diselenggarakan di kantornya. Nagel dikelilingi oleh sekelompok penyelam bebas internasional dalam jajarannya seperti Claude Chapuis, Frédéric Buyle (Belgia), Dieter Baumann (Austria), Karoline Meyer (Brazil) and Kirk Krack (Kanada). Daftar penyelam bebas kontemporer juga terus bertambah sebut saja beberapa orang Italia seperti Gaspare Battaglia, Davide Carrera, dan terutama Gianluca Genoni; dan juga bersama Yoram Zekri (Belgia), Alejandro Ravelo (Kuba), Benjamin Franz (Jerman), Jean-Michel Pradon, Michel Oliva, Loïc Leferme (Perancis), Pierre Frolla (Monaco), Topi Lintukangas (Finlandia), David Lee (Inggris raya) and Eric Fattah (Kanada), dan juga penyelam bebas wanita asal perancis Nathalie Desréac, Audrey Mestre, Turkish Yasemin Dalkiliç, dan rombongan dari Amerika seperti Meghan Heaney-Grier, Annabel Edwards, Jessica Wilson dan Tanya Streeter. Pada tahun 2003, Streeter menyamai prestasi Angela Bandini dengan memecahkan rekor dunia (bukan hanya rekor khusus wanita) No Limit, mencapai kedalaman 160 Meter. Pada tahun 1999, para penyelam bebas terus mendorong batas mereka menahan nafas. Umberto Pelizzari menjadi orang pertama yang mencapai kedalaman 150 Meter pada kategori No Limit, dan yang pertama mencapai kedalaman 80 Meter pada kategori Constant Weight (CWT). Sekarang ini, Umberto Pelizzari sudah disegani oleh para penyelam bebas di seluruh dunia, dan mempertimbangkannya menjadi penyelam bebas terbaik sepanjang masa. Kompetisi besar tahunan bernama Red Sea Dive Off diselenggarakan pada tahun 1999 di El Gouna, Mesir, dikelola oleh penyelenggara lokal, Magna Abdou, yang dihadiri 23 negara. Setelah Red Sea Dive Off yang pertama pada tahun 1998, sebuah kompetisi individu yang diselenggarakan oleh Fransisco Rodriguez dan IAFD dan dimenangkan oleh Prseiden AIDA berikutnya, Bill Strömberg, Dive Off yang kedua ini termasuk lomba perseorangan dan tim, dengan melombakan Constant Weight dan Static. Kompetisi perseorangan dimenangkan oleh Claude Chapuis dan Karoline Meyer, dan berusaha melihat apakah para penyelam bebas siap untuk kompetisi individu dalam skala internasional semacam ini. Acara ini diisi dengan banyak sekali yang mengalami blackout dan fenomena Samba (Kehilangan kontrol motorik setelah keluar dari permukaan), sementara pada kompetisi beregu hampir tidak ada peristiwa tersebut, dan kompetisi tersebut dimenangkan oleh regu pria asal Italia dengan hanya seleisih 1 poin dengan tim Perancis. Pada tahun 2000 AIDA mencoba beberapa format baru, sebuah piala dunia. Dengan upaya untuk meminimalisasi blackout dan Samba, karena mendapat kritik pedas dari CMAS dan juga berdasarkan pengalaman di El Gouna, AIDA menggunakan format beregu. Tiga Kompetisi di Montreux, Swiss, di Nice, Perancis dan di Soignies, Belgia tidak begitu sukses dan beberapa menyatakan permintaan agar kompetisi perseorangan kembali diadakan.
2001: Salam Terakhir Seorang Legenda
Pada tahun 2001, dengan dukungan dari Club Med, Pria muda asal Spanyol, Olivier Herrera mengorganisasi kejuaraan dunia beregu AIDA yang ketiga di Ibiza. Dominasi Italia masih berlanjut di kategori pria dengan menjuarai kejuaraan ini, Perancis di urutan kedua dan Swedia di urutan ketiga. Untuk wanita, Mandy-Rae Cruickshank asal Kanada berhasil menyabet emas, Tanya Streeter asal amerika mendapat perak dan Silvia Dal Bon asal Italia memperoleh Perunggu. Herbert Nitsch (Austria) tidak hanya menjadi salah satu figur paling dominan di dunia menyelam bebas, tapi juga penyelam bebas paling lengkap yang pernah ada, berhasil mencapai kedalaman 86 Meter pada Constant Weight, sebuah rekor dunia. Tidak lama setelah kejuaraan ini, Pelizzari mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia menyelam bebas, menyusul percobaan rekor dunia terakhir, dimana dia menyelesaikan Variable Weight (VWT) dengan menyelam sejauh 131 Meter.
2002: Ke Hawaii
Pada tahun 2002, Perwakilan AIDA Amerika, Glennon Gingo mengorganisasi kompetisi internasional Piala Pasifik – Kompetisi Internasional Memorial Jacques Mayol, di Kona, Hawaii, yang awalnya ditujukan untuk menjadi bagian dari piala dunia. Para pemegang rekor dunia yang akhirnya berpartisipasi secara reguler pada kompetisi: atlet seperti Martin Štěpánek (Republik Ceko), Carlos Corte (Venezuela), Guillaume Néry, Stéphane Mifsud (Perancis), Stig Åvall Severinsen (Denmark), Bill Strömberg (Swedia) dan banyak lagi yang terlibat. Kehadiran Bob Croft pada kompetisi ini membuat event ini menjadi event yang berkesan bagi para penyelam bebas. 27 tim berkompetisi, dan pada akhirnya juara di bagian putra dalah tim Swedia dengan termasuk salah satu anggotanya adalah atlet wanita, Charlotta Ericsson, medali perak didapatkan oleh tim Venezuela. AIDA akhirnya telah sukses menyatukan para kompetitor di dunia.
Tragedi
Pada Oktober 2002, Insiden terburuk yang mungkin pernah ada melanda dunia menyelam bebas. Audrey Mestre, istri dari Fransesco “Pipin” Rodriguez dan juga merupakan salah satu penyelam wanita terbaik dunia, kehilangan nyawanya dalam rangka percobaan untuk membuat rekor resmi dunia di laut Dominika. Dia ingin memecahkan rekor dunia (baik untuk pria atau wanita) pada kategori No Limit, dan ketika mencoba menyelesaikan kedalaman 171 meter, kereta luncurnya tidak berfungsi dengan baik dan dia gagal untuk mencapai permukaan tepat waktu. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh IAFD dan bagian keamanan dikritik keras dalam sebuah debat emosional di Internet terkait insiden tersebut. Publik kebanyakan menyalahkan Rodriguez atas insiden tersebut, yang secara konsekuen keluar dari arena menyelam bebas, kredibilitasnya sudah habis. Beberapa bulan sebelum tragedi ini, Benjamin Franz asal Jerman menderita penyait dekompresi yang sangat parah ketika sedang berlatih No Limit di Laut Merah, dan sejak peristiwa itu dia harus menggunakan kursi roda. Komunitas menyelam bebas yang sangat aktif mendesak evaluasi ulang aspek keamanan pada kategori menyelam bebas yang sangat dalam. Sebagai salah satu konsekuensinya, AIDA memperkenalkan penggunaan wajib tali keamanan dan sistem pengangkat cadangan pada disiplin ilmu menyelam yang cukup dalam
2003: Freediving harus Tetap Berjalan
2003 seperti tahun yang kosong dalam AIDA terutama event internasionalnya, tapi ada pengenalan disiplin ilmu Constant Weight tanpa menggunakan Fin. Disiplin ilmu ini awalnya dikembangkan dan dipromosikan oleh FREE, serta didukung oleh Yasemin Dalkiliç, Topi Lintukangas dan David Lee, sebelum diresmikan oleh AIDA. CMS juga tidak sepenuhnya “meninggalkan” dunia menyelam bebas, CMAS meluncurkan sebuah inisiatif: The Jump Blue. Format dari Jump Blue ini adalah untuk menyelam selama mungkin di laut lepas di sepanjang batas persegi panjang pada kedalaman 15 meter. Bentuk kompetisi ini dikritik oleh beberapa pihak, dan berakhir dengan ketidaksuksesan.
2004: Memunculkan Keteraturan
Kompetisi dunia beregu AIDA yang keempat mengambil tempat di Vancouver, Kanada pada tahun 2004. Kali ini Jerman sangat mempesona dengan memperoleh emas, menjadikan jerman negara non mediterania pertama yang mendapatkan gelar tersebut, dan posisi kedua dan ketiga didapat oleh Inggris dan Kanada. Pada kompetisi wanita, Kanada menjadi juara diikuti oleh Amerika dan Jerman. Beberapa mengkritik karena kompetisi diadakan di Kanada, pada kompetisi tersebut hanya 10 negara yang berpartisipasi. Satu Event penting lainnya yang diadakan tahun itu adalah Kompetisi Terbuka BIOS. Melihat penyelam bebas pertama, Carlos Coste, secara resmi melewati kedalaman 100 meter dalam Constant Weight.
2005: Individualitas
Lagi dan lagi, klub-klub lokal mengorganisasi kompetisi-kompetisi menyelam (kolam) individu, dan pada tahun 2005 Sebastien Nagel menggelar kompetisi dunia individu AIDA yang pertama di Renens, Swiss. Kompetisi tersebut melombakan Static Apnea, Dynamic Apnea dengan Fin, dan Dynamic Apnea tanpa Fin. Atlet-atlet dunia berhasil melampaui 200 meter di Dynamic dan 8 menit di Static, dengan 3 rekor dunia baru diciptakan oleh Natalia Molchanova dari Russia. Sebuah protokol baru telah diperkenalkan menanggapi kontroversi terkait Fenomena Samba yang terjadi sebelumnya. Hanya seminggu setelahnya, kompetisi dunia Individu AIDA yang kedua diadakan di Nice dengan melombakan disiplin ilmu Constant Weight (CWT), dan Natalia Molchanova kembali memperoleh emas. Tahun 2005, Sébastien Nagel Mundur dari kursi kepresidenan AIDA Internasional setelah menjabat kurang lebih 6 tahun. Bill Strömberg, penyelam bebas berpengalaman asal Swedia mengambi alih posisinya. Bill mengambil alih AIDA saat pengelolaan kompetisinya dilakukan seluruh dunia, yang diorganisasi hampir setiap minggu, dan dengan komunitas yang terus bertumbuh. Website barupun diluncurkan, sekarang termasuk daftar resmi peringkat dunia terbaru, yang telah ada sejak beberapa musim sebelumnnya namun belum ditampilkan. Para penyelam bebas kontemporer sekarang termasuk Alexey Molchanov asal Rusia yang merupakan anak laki-laki dari Natalia Molchanova, Ryuzo Shinomiya (Jepang), Peter Pedersen (Denmark), Juraj Karpiš (Slovakia), Tom Sietas (Jerman), Patrick Musimu (Belgia) dan Johanna Nordblad (Finlandia). Tom Sietas menjadi seorang figur yang mendominasi semua disiplin ilmu renang dan sampai saat ini sudah mengklaim jumlah tertinggi rekor dunia AIDA dengan 19 rekor. Rekor dunia Static dengan catatan waktu 8:58 bertahan hampir selama 2 tahun pada 2004. Penghargaan diberikan kepadanya setelah menjadi orang pertama yang menggunakan pemberat leher pada Dynamic Apnea, yang merevolusi olahraga ini. Patrick Musimu menghadirkan beberapa kontroversi, Ketika dia berusaha menembus 200 meter pada No Limit, tapi di luar pengawasan dari federasi menyelam manapun. Pada kesempatan latihan terakhir di bulan Juni, Musimu mencapai kedalaman 209 Meter dan berhasil kembali ke permukaan dengan selamat menggunakan kereta luncurnya. Beberapa menit setelah tiba di permukaan dia menderita gejala sakit dekompresi dan membuatnya harus menjalani perawatan. Musimu harus menunda percobaan berikutnya yang sudah dia jadwalkan beberapa hari setelahnya. Sebuah acara media besar yang diselenggarakan pada tahun 2005 adalah kontes IWC World Static Apnea pada bulan Juli dan diorganisasi oleh Pierre Frolla. Ini adalah acara menyelam bebas terbesar sampai sejauh ini, baik dalam segi pendapatan dan hadiah uang. Kompetisi tersebut disiarkan langsung via Internet dan terisi sebanyak 500 kursi penonton termasuk diantaranya Pangeran Albert dari Monaco dan Stéphane Mifsud mendapatkan juara pertama. Sekarang CMAS sudah jauh mengembangkan format menyelam bebasnya, meluncurkan kompetisi dunia tahunan yang terpisah. Format Jump Blue masih untuk aktivitas terbuka, namun sekarang dengan format Dynamic Apnea yang mirip dengan yang dimiliki AIDA. Namun kebanyakan penyelam bebas tetap menganggap bahwa kompetisi AIDA adalah kompetisi yang utama sedangkan kompetisi yang diadakan CMAS hanyalah sampingan saja.
2006: Sebuah Bidang yang Terlampau Jauh
Pada tahun 2006, Menyelam bebas menjadi subjek istimewa bagi media. Pesulap jalanan dan artis Amerika, David Blaine membuat sebuah aksi dengan menenggelamkan dirinya kedalam sebuah wadah yang diisi air selama 7 hari penuh, dan juga bertujuan untuk memecahkan rekor dunia Static yang dipegang oleh Tom Sietas yaitu 8 menit 58 detik sebagai penampilan akhir dari pertunjukannya. Meskipun rekor tersebut tidak diakui secara resmi oleh AIDA. Dihadapan jutaan pemirsa di televisi dan ratusan penonton yang hadir langsung di New York, tanggal 1 Mei David Blaine menahan nafasnya, sambil berusaha melepaskan ikatan borgol pada tangannya. Para penyelam yang berada di situ untuk alasan keamanan dan juga penyelenggara seperti Kirk Krack, Mandy-Rae Cruickshank dan Martin Stepanek harus memotong acara tersebut ketika David Blaine mengalami Blackout pada waktu 7 Menit 8 Detik. Pada 5 Desember 2006, Kompetisi dunia beregu AIDA yang kelima diadakan di Hurghada, Mesir. Denmark berhasil membawa pulang emas pada kategori Pria dan tim legendaris Rusia menyabetnya pada kategori Wanita dalam kompetisi yang diganggu oleh masalah organisasi ini.
2007: Penyelaman Abad ini
Pada tahun 2007, AIDA mengeluarkan pedoman baru untuk penyelaman yang menggunakan kereta luncur dan Herbert Nitsch, yang sekarang sudah bangkit kembali untuk mendominasi hampir semua displin ilmu dalam menyelam bebas, berencana untuk merebut kembali rekor No Limit yang sebelumya sudah pernah ia pegang sebanyak 2x. Dia bertujuan untuk mengungguli rekor tidak resmi yang dibuat oleh Musimu, tapi diakunya kalau menyelam sejauh 209 Meter merupakan disiplin ilmu yang sangat berbahaya. Selama 4 Menit 30 Detik, dia sudah menyelam sejauh 214 meter, sudah melebihi penanda yang diletakkan sekitar 213 meter, Nitsch yang sangat inovatif memanfaatkan pernafasan di air yang dalam untuk menahan dekompresi, naik dengan sangat lambat untuk menghindari hal yang sangat ditakuti yaitu “bengkok”. Dia muncul ke permukaan tanpa cedera apapun dan mengklaim rekor dunia untuk penyelaman terdalam pada olahraga menyelam bebas. Kompetisi dunia individu AIDA yang ketiga diadakan di Maribor, Slovenia. Acara bisa dibilang berjalan cukup baik mengingat event ini adalah event pengenalan terhadap format lomba yang baru, terdapat A dan B final dari 16 penyelam bebas yang memanaskan kualifikasi. Berhadapan dengan 7 penyelam lainnya secara bersamaan, Stig Severinsen mengklaim 2 dar 3 emas di final dan Natalia Molchanova mengahpu bersih ketiga emas di kategori wanita. Sejauh ini, Molchanova telah mendapat semua emas pada kategori wanita di kejuaraan dunia individu, membuat rekor setiap waktu dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan penyelam wanita. Hal ini berubah di akhir 2007 saat kompetisi dunia Individu AIDA yang keempat diadakan di Sharm El-Sheikh, Mesir. Pada kompetisi tahunan, The Triple Depth, diadakan di dekat Dahab hanya 2 minggu sebelum kejuaraan dunia; secercah cahaya hadir di dunia menyelam bebas, penyelam asal Inggris yang tidak pernah terdengar namanya sebelumnya, Sara Campbell mematahkan 3 rekor dunia untuk menyelam dengan kedalaman yang cukup dalam hanya dalam tempo 48 jam. Sara mengklaim emas pada Constant Weight dengan mengalahkan Molchanova, yang menderita blackout parah dan didiskualifikasi. Di lain pihak, Herbert Nitsch mendapatkan 2 dari 2 medali emas yang ada, termasuk pada kategori Constant Weight tanpa Fin yang sekarang menjadi bagian dari kejuaraan dunia. Di sisi lain, pada tahun 2007 dunia menyelam bebas dilanda 2 tragedi; Pertama, Juri dan Instruktur aktif AIDA pertama, Dimitris Vassilakis (Yunani) tenggelam saat melakukan Spear fishing dan kemudian ahli No Limit asal Perancis, Loïc Leferme meninggal pada sesi latihan privat dengan kereta luncur di luar Nice. Kereta luncurnya macet saat naik dan Leferme gagal mencapai permukaan tepat waktu. Anehnya, hari latihan Leferme saat menuruni kedalaman 171 meter sama dengan hari dimana Audrey Mestre meninggal 5 tahun sebelumnya.
2008: Masa Depan ini
Kompetisi Dunia beregu AIDA yang keenam kembali membawa para penyelam bebas ke Sharm El-Sheikh, Mesir. Tim Perempuan Rusia kembali berhasil memenangkan perlombaan ini dengan margin yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan posisi dibawahnya yang diduduki oleh Amerika dan Jepang. Di kompetisi pria, perlombaan berlangsung cukup ketat, Tim Perancis berhasil memperoleh medali emas dengan selisih hanya kurang dari 10 poin dengan Republik Ceko dan Finlandia di posisi kedua. Pada 2008, AIDA sudah meresmikan 204 rekor dunia dan telah memberikan 156 medali juara dunia. Musim terakhir telah menghadirkan beberapa penyelam bertalenta seperti William Winram (Kanada), Dave Mullins, Ant Williams, William Trubridge (Selandia Baru), dan juga Elisabeth Kristoffersen (Norwegia), Annelie Pompe (Swedia), Jarmila Slovenčíková (Republik Ceko) dan Karla Fabrio (Kroasia) yang tampil luar biasa. Penyelam-penyelam bebas sekarang ini mampu menahan nafas hingga 10 menit, berenang lebih dari 250 meter dan menyelam lebih dari kedalaman 200 meter, semua dengan hanya satu tarikan nafas. Rekor-rekor terus bisa dipatahkan, sepertinya tidak ada akhirnya untuk olahraga air yang satu ini bagi manusia. Dunia menyelam bebas yang kompetitif terus berkembang, adalah AIDA yang mengawasi perkembangan ini. Mengkombinasikan lebih dari 65 negara di seluruh dunia.
Text oleh – Christian Engelbrecht, Januari 2009
Sumber: AIDA
Freediving is about silence…the silence that comes from within..
–Jacques Mayol