Ini Alasan Mengapa Kamu Harus ke Talisayan
Inspirasi bisa datang dari mana saja dan terkadang demi mendapatkan inspirasi tidak ada salahnya voyagers meluangkan waktu untuk mengunjungi destinasi wisata yang seru, salah satunya adalah Talisayan. Untuk yang gemar tantangan, wisata bahari di Talisayan ini mungkin akan menggugah keberanianmu. Bagaimana tidak, di laut Talisayan ini voyagers bisa bertemu dengan hiu terbesar yang ada di dunia yang diperkirakan sudah ada dan bertahan sejak 60 juta tahun yang lalu.
Talisayan sendiri merupakan sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, jaraknya tidak jauh dari destinasi wisata favorit lainnya yang juga ada di Kalimantan Timur yaitu Labuan Cermin, hanya berjarak sekitar 2 jam dengan menggunakan kapal cepat. Salah satu mata pencaharian warga Talisayan adalah sebagai Nelayan, maklum saja karena wilayah ini berada di ujung timur provinsi Kalimantan Timur yang langsung berbatasan dengan laut.
Beberapa tahun terakhir ini nama Talisayan sudah tidak asing di telinga kita karena perlahan Kecamatan ini mulai menjadi destinasi wisata dan primadona bagi penyelam yang ada di Indonesia. Di Laut Talisayan ini kita bisa berjumpa dan bermain dengan hiu tutul (Whale Shark). Ya hiu tutul, voyagers tidak salah membaca, spesius hiu terbesar di dunia ini bisa kita temukan di tempat ini.
Butuh nyali lebih untuk bisa berenang bersama dengan hewan laut yang memiliki panjang kurang lebih 9-10 Meter ini. Kenapa butuh nyali lebih? karena ukurannya memang sangat besar, bisa lebih besar dari perahu yang mengangkut voyagers ke spot tersebut. Sebelum bertemu dengan ikan tersebut mungkin voyagers bisa sangat excited dan ingin segera berenang bersama mereka, namun keceriaan tersebut bisa segera hilang saat melihat ukurannya.
Tidak jarang peristiwa-peristiwa penyerangan hiu seperti yang ada di film Jaws akan segera menghantui pikiran voyagers. Hiu tutul atau yang biasa akrab disebut hiu paus dapat tumbuh hingga 41 kaki atau sekitar 12,5 Meter dan memiliki berat hingga 15 Ton.
Mereka bisa hidup hingga usia 70 tahun. Mungkin kalau voyagers belum pernah bertemu mereka dan ingin membayangkannya maka voyagers bisa membandingkannya dengan truk container.
Meskipun hiu ini hiu terbesar di dunia, namun hiu yang satu ini sangat berbeda dengan saudara-saudaranya yang juga besar seperti Basking Shark, Tiger Shark, atau Great White Shark. Hiu paus bukanlah hewan pemangsa dan cenderung berenang lambat, hewan dengan nama latin Rhincodon typus ini sangat aman untuk diajak bermain dan hanya memakan plankton sebagai asupan gizi bagi tubuhnya.
Kalau voyagers masih takut, mungkin voyagers bisa googling untuk mencari apakah ada serangan yang dilakukan hiu paus ini kepada manusia dan mungkin akan berakhir dengan hasil null. Hiu paus sangat akrab dengan manusia. Mereka akan santai saja meskipun kita terlihat sibuk merekam aktivitas mereka atau berusaha untuk berfoto bersama mereka.
Menurut Nelayan di sana, asal mula bagaimana Hiu Paus ini bisa hadir di tempat ini yaitu berawal ketika Nelayan setempat mengangkat hasil melaut mereka di Bagan-bagan yang mereka miliki. Bagan merupakan metode tradisional menangkap ikan pelagis kecil.
Setelah beberapa kali angkatan hasil mereka melaut, dipilihlah ikan-ikan yang tidak segar untuk dibuang kembali ke laut, saat ikan-ikan kecil hasil tangkapan yang tidak segar itu dibuang ke laut ternyata ikan-ikan besar yang lucu ini muncul dan memakan ikan-ikan tersebut.
Sejak peristiwa itulah hampir setiap pagi ikan-ikan besar ini muncul ke permukaan untuk sarapan. Waktu paling baik untuk bertemu dengan ikan ini adalah saat pagi hari. mulai dari jam 05.00 – 08.00 WITA, saat mereka sarapan. Saat mereka sedang sibuk sarapan, voyagers tidak perlu susah-susah untuk menyelam, voyagers bisa dengan mudah Snorkeling di sebelah mereka, selfie dengan mereka atau berenang bersama dengan mereka.
Di tempat ini bukan kita yang perlu mencari mereka karena mereka yang akan datang sendiri. Saat sarapan tersebut voyagers bisa bertemu tidak hanya 1 ikan hiu paus namun bisa sampai 5-6 hiu paus sekaligus. Pada rentang waktu tersebut, Whale Shark hanya akan berenang paling dalam hingga kedalaman 5 meter secara bergantian sebelum akhirnya kembali lagi ke permukaan untuk menyantap ikan-ikan yang disuguhkan para nelayan, seolah mereka sudah tau cara mengantri untuk bergantian memakan ikan-ikan pelagis tersebut.
Saat sudah kenyang maka rombongan ikan besar ini akan kembali ke pedalaman hingga besok atau 2 hari kemudian muncul kembali di permukaan untuk melakukan aktivitas yang sama. Keramahan ikan-ikan ini kembali dibuktikan bukan hanya ketika kita ingin bermain bersama mereka, namun saat nelayan setempat juga melaut.
Nelayan setempat mengatakan ikan ini kerap muncul ketika mereka melaut namun tidak mengganggu nelayan dan hasil tangkapannya. Kepercayaan yang muncul di antara nelayan adalah ketika hiu paus muncul maka nasib baik pun akan muncul karena biasanya hasil tangkapan ikan akan sangat banyak.
Meskipun Labetti, begitu masyarakat di sana biasa menyebut ikan tersebut, terkenal akan keramahannya terhadap manusia namun bukan berarti hewan ini tidak bisa marah. Jangan sampai kita membuat ikan tersebut merasa terganggu atau terancam karena ketika hewan merasa terganggu, mereka bisa membuat gerakan membela diri yang mungkin bisa melukai kita manusia yang ada di dekatnya.
Lalu bagaimana cara membuat mereka tidak merasa terganggu sementara kita ingin dekat dengan mereka? pertama adalah ambil gambar atau abadikan moment seperlunya. Jangan menyentuh atau memegang mereka atau bahkan menungganginya.
Kedua, saat mereka sedang makan, biarkan mereka makan, jangan menggangunya. sesekali mereka akan berhenti makan untuk berenang sebentar sebelum akhirnya kembali sarapan, gunakan moment tersebut untuk entah berfoto atau bermain bersama mereka. Sedikit saran lagi, ketika berenang bersama hiu paus usahakan untuk menghindari bagian ekor karena kibasan ekor mereka sangat kuat dan sangat amat bisa melukai kita.
Terus bagaimana untuk mencapai spot ini? untuk mencapai Talisayan sendiri, voyagers bisa berangkat dari Bandara Kalimarau dengan menggunakan mobil sewaan yang berharga sekitar 1 juta (Pulang-pergi) atau bisa juga menggunakan taksi. Waktu tempuh melalui jalur darat tersebut kurang lebih 4 jam.
Dari Dermaga Talisayan, voyagers bisa menyewa kapal untuk berangkat ke tengah laut untuk “berkencan” dengan ikan-ikan tersebut. Harga kapal bervariasi mulai dari 800rb – 1,2 juta tergantung dari jenis kapal yang disewa dan kapasitas angkut kapal atau mungkin voyagers bisa membacanya disini.
Kemunculan Hiu Paus di Talisayan ini menjadi angin segar bukan hanya untuk masyarakat Talisayan yang tempatnya menjadi ramai dikunjungi wisatawan namun juga untuk voyagers yang ingin menyelam namun koceknya sedikit terbatas. Maklum saja, umumnya Hiu Paus yang terkenal itu terletak di Nabire, Papua dan untuk menuju kesana membutuhkan kocek yang tidak sedikit.
Dengan adanya spot ini maka bisa menjadi tempat alternatif untuk voyagers. Namun sedikit kekurangan Spot Whale Shark di Talisayan ini apabila dibandingkan dengan Spot yang ada di Nabire adalah hiu paus di Talisayan ini tidak muncul sepanjang tahun seperti yang ada di Nabire, mereka hanya muncul saat bulan gelap di musim selatan. Untuk mengetahui waktu munculnya kita harus berkoordinasi dengan Nelayan setempat.
Oh iya, sembari mengingatkan, hiu paus ini termasuk hewan yang dilindungi lho, hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 18 tahun 2013, jadi harus kita jaga mereka baik-baik ya, jangan melukai mereka atau menjadi wisatawan yang tidak bertanggung jawab. Sebenarnya “menjaga dan merawat” itu harus kita jadikan budaya, bukan hanya terhadap hewan yang dlindungi tetapi untuk semua binatang dan ekosistem lainnya di bumi ini.
Yup, itu tadi sedikit informasi tentang Talisayan. Jadi bagaimana? apa tidak mau mencoba untuk “menari” bersama hiu paus?
Happy Traveling, Guys!!!!
Sometimes we just need a little change in perspective to appreciate how great our oceans are
–Water Bearer Foundation