Antara Kopi Flores dan Senyuman
Belakangan ini warung-warung kopi mulai banyak bermunculan di ibu kota, mulai dari warung kopi pinggir jalan yang harganya bisa sangat murah sampai warung kopi yang letaknya di gerai-gerai terkenal dalam Mall yang harga kopinya bisa 10 – 15 kali lipat harga kopi yang ada di pinggir jalan.
Mungkin kalau soal mahal atau tidaknya harga suatu kopi itu relatif, tapi nuansa dan rasa dari kopi itulah yang tidak bisa dibohongi. Warung kopi sekarang ini bukan hanya tempat untuk sekedar menghabiskan waktu semata, tetapi juga merupakan tempat untuk bekerja, bersosialisasi dan mencari inspirasi.
Banyak pekerja kantoran yang membutuhkan suasana baru dalam bekerja dan membutuhkan tempat untuk mencari ide, seringkali mereka jenuh dan menjadikan warung kopi sebagai tempat untuk menjernihkan kembali pikiran mereka dan memperoleh kembali produktivitas mereka yang sempat terkubur.
Rasa-rasanya, kehadiran kopi dapat mencairkan suasana itu benar adanya, baik itu suasana hati yang sedang kacau akibat konflik dengan sang kekasih atau suasana pikiran yang sedang mumet karena banyaknya tuntutan dari atasan. Tidak bisa dipungkiri terkadang dalam kondisi seperti itu hanya kopi yang mampu mengerti kita dan kita bisa belajar banyak dari kopi.
Di Flores, lebih tepatnya di kota Ende terdapat sebuah warung kopi yang sangat sederhana. Sebuah Warung Kopi tanpa nama dengan panorama memesona. Letaknya yang tepat berada di atas bukit dan dipinggir jalan raya Ende – Bajawa ini membuat warung kopi ini terlihat seolah biasa saja, namun tunggu sampai kamu bersantai di sana. Bukit tempat warung kopi tersebut berada diberi nama Bukit Senyum.
Dari atas Bukit ini saya bisa melihat pemandangan hutan dan laut Ende dengan sangat jelas. Menurut penuturan salah seorang supir yang ada di situ kala saya berkesempatan menikmati kopi di warung dengan arsitektur kayu & bambu tersebut, tempat ini diberi nama Bukit Senyum karena orang yang mampir ke tempat ini harus selalu tersenyum dan tidak boleh bersedih. Konon setelah kopi yang disajikan di sini menempel di bibir lalu perlahan masuk ke dalam perut, saat itulah pikiran berubah cerah dan senyum dari para penikmat kopi flores ini perlahan merekah.
Saat mendengar cerita dari beberapa orang maka tak sabar rasanya ingin segera mencoba kopi tersebut. Tiba-tiba seorang mama dengan kulit hitam manis dan perawakan yang cantik langsung keluar dan meminta saya dan teman-teman saya untuk menunggu sebentar. Mama tersebut seolah sudah bisa membaca pikiran kami dan tanpa bertanya beliau langsung tau kalau kami ingin menikmati kopi flores ini.
Pemandangan yang indah ditambah perbincangan asyik antara saya dan teman-teman ditambah lagi cerita dari supir dan orang-orang asli daerah sana membuat kami terlarut dalam sukacita, rasanya lupa kalau kami sedang memesan kopi. Tidak hanya itu, kami pun seolah lupa dengan masalah-masalah yang sedang kami hadapi.
Perbincangan yang seru mulai teralihkan kala aroma serbuk kopi yang sudah berpadu dengan air hangat menusuk ke dalam hidung kami, sebuah aroma dari dalam dapur yang menjelaskan kalau kopi tersebut sudah siap untuk tersaji. Dengan senyumnya yang manis, sang mama membawa kopi-kopi tersebut dan mempersilakan kami untuk mencicipinya.
Mungkin lidah ini tidak terlalu akrab dengan kopi dan tidak terlalu pandai untuk menilai rasa kopi, tapi entah kenapa saat mencicipi kopi di sini rasanya nikmat sekali, berbeda dengan kopi lain yang pernah mampir di lidah ini. Rasa pahitnya sungguh pas dan justru rasa tersebutlah yang membuat manis kopi tersebut.
Ada yang bilang kalau kopi tanpa rasa pahit itu ya hanya seperti air putih tapi warna hitam, sama hal nya seperti hidup tanpa ada masalah, memang hidup tapi tidak ada nikmatnya. Setelah mencicipi kopi akhirnya saya tau mengapa Kopi Flores ini banyak di ekspor keluar negeri, bahkan sampai tanah Amerika pun mengakui cita rasa yang tinggi dari Kopi asal tanah Flores ini. Menikmati Kopi di tanah Flores ini bukan hanya keisengan semata tapi menikmati kopi sudah merupakan bagian dari budaya dan tradisi.
Senja dan pemandangan Laut indah Ende menyempurnakan rasa hati dan kopi kami kala itu. Tempat ini dan kopi di sini terasa begitu magis karena dapat menyulap suasana hati kami. Tak ada sedih atau ratap tangis, yang ada hanya kesukaan dan keceriaan untuk dibagi. Mungkin kopi akan terasa berbeda di setiap lidah meskipun kopi yang disajikan berasal dari pohon yang sama dan disajikan oleh orang yang sama. Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya dan memang begitulah keistimewaan kopi adanya.
Dari Kopi ini saya bisa belajar kalau hasil yang berbeda pun akan keluar dari setiap manusia meskipun masalah yang diberikan itu sama, begitulah keistimewaan manusia adanya. Banyak faktor yang mempengaruhi dan tergantung bagaimana kita bisa menikmatinya. Terima kasih Flores karena sudah mengizinkan saya dan teman-teman untuk mampir ke Tanah ini, belajar dan menikmati kopi asli tempat ini. Terima kasih pula atas sukacita dan senyuman yang sudah kalian berikan baik melalui kopi, orang-orang serta keindahan alam tanah ini.
Tempat: Warung Kopi Bukit Senyum Harga : Rp 6000/cangkir
Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan
–Dee Lestari