Gemerlap Warna Warni Pantai Penggajawa
Bermain pasir di tepi pantai merupakan aktivitas yang sangat umum untuk dilakukan para wisatawan atau para pencari kesegaran di tengah keruwetan aktivitas kehidupan. Meskipun hanya bersifat sementara, pantai seolah memang sudah terbukti ampuh menjadi obat penghilang rasa jenuh. Pantai dengan pasir hitam atau putih pun sudah tidak lagi menjadi persoalan, yang jelas pantai sudah terlihat jelas di hadapan.
Namun tidak banyak pantai yang memiliki tempat spesial di hati ini, pantai yang memiliki tempat spesial di hati dan memori pastilah pantai yang memiliki keistimewaan dan keunikan. Dari sekian banyak pantai yang ada di Bumi Flores, salah satu yang spesial adalah Pantai Penggajawa. Apa yang membuat pantai ini spesial? Di atas pasir putih yang terhampar di sepanjang pantai ini terdapat ratusan bahkan ribuan batu warna-warni yang didominasi oleh warna biru yang menjurus kehijauan menghiasi pantai ini. Batu warna-warni di pantai ini umumnya berbentuk bulat pipih dengan berbagai ukuran, namun ada juga yang berbentuk kotak atau lonjong. Ada yang berukuran sekepalan tangan, ada yang berukuran sebesar gelas minuman kemasan, dan ada juga yang hanya sebesar ujung jari tangan. Permukaan bebatuan warna-warni yang tidak begitu kasar tersebut membuat batu-batu ini cukup aman untuk dipijak.
Warna-warni bebatuan tersebut memang seolah bisa menghipnotis pikiran voyagers dan membuat nuansa hati voyagers menjadi terasa lebih ceria. Selain menjadi komponen penting bagi keindahan pantai ini, ternyata bebatuan ini juga menjadi komoditi penting bagi warga di sekitar. Bebatuan warna-warni di pantai ini umumnya digunakan sebagai salah satu unsur penghias taman atau pekarangan rumah. Jangan heran ketika voyagers mampir ke sini lalu menemukan banyak pendulang batu serta karung-karung putih tersusun rapi di pinggir jalan raya. Karung-karung tersebut berisi bebatuan yang sudah siap jual. Satu karung batu memiliki harga kurang lebih Rp 25.000 – 30.000 dan umumnya batu-batu tersebut dijual ke Bali dan beberapa daerah di Pulau Jawa.
Tidak ada yang tau persis dari mana datangnya batu-batu warna-warni ini. Menurut salah seorang pendulang batu yang berhasil Dailyvoyagers wawancarai, batu-batu tersebut berasal dari laut Ende yang terbawa ombak hingga ke Pantai Penggajawa ini. Mungkin Hal tersebutlah yang membuat batu-batu di sini tidak pernah habis meskipun sudah didulang berkali-kali.
Selain berfoto-foto cantik, aktivitas lain yang bisa voyagers lakukan di sini adalah makan siang atau sore. Menikmati makanan dengan panorama indah dari pantai Penggajawa merupakan salah satu aktivitas yang bisa voyagers coba. Pantai ini masih tergolong alami dan sepi dari kunjungan wisatawan, untuk itu belum ada restoran atau penginapan di pantai ini. Untuk mendapatkan makanan, voyagers bisa membeli makanan yang dibungkus dari restoran atau rumah makan sekitar bandara dan voyagers bisa menghabiskannya di pantai ini. Tetap ingat untuk membawa kembali sampah dari makanan tersebut ya karena di pantai ini belum tersedia tempat sampah.
Untuk voyagers yang mau mampir ke pantai ini, lokasinya kurang lebih 25 KM ke arah barat dari Bandara H. Hasan Aroeboesman. Letak persisnya ada di Nanga Panda, Kabupaten Ende, Flores (tepat di sebelah jalan raya Ende – Bajawa). Dibutuhkan waktu kurang lebih 30 – 45 menit untuk mencapai pantai yang dikenal dengan nama lain Blue Stone Beach ini dengan menggunakan mobil atau sepeda motor. Tidak dipungut biaya untuk bisa menikmati keindahan pantai ini.
Sedikit hal yang perlu diperhatikan pemerintah dan dinas pariwisata sekitar adalah kontrol terhadap objek wisata ini. Di sekitar pantai ini terdapat penambangan pasir yang berpotensi merusak salah satu objek wisata indah yang ada di Ende ini. Kontrol terhadap pengambilan dan penjualan batu ini juga perlu diperhatikan agar eksploitasi berlebihan tidak terjadi dan membuat pantai ini kehilangan daya tarik utamanya yaitu batu biru dan batu berwarna lainnya.
Traveling — It Offers You Hundred Roads to Adventure, and Gives Your Heart Wings
–Ibn Batuta