Bermain di Air Terjun Murundao
Air Terjun Murundao – Bukan hanya karya seni Indonesia yang mendunia, tetapi juga ada potensi wisata alam Indonesia yang menjadi incaran dunia. NTT, ya keindahan alam di bumi Flobamora ini memang berhasil mengikat hati para wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Barisan kapal-kapal nelayan yang terapung-apung, pulau-pulau kecil yang menghiasi indahnya biru laut, halusnya pasir pantai yang terhampar luas membuat banyak orang betah untuk berlama-lama liburan di tempat ini. Ada serpihan hati mereka yang seolah masih tertinggal di sini meskipun raga mereka sudah kembali ke negara asalnya masing-masing.
NTT bukan hanya soal Laut dan pulau-pulau kecil yang indah, tapi masih ada pesona wisata lainnya yang mungkin tidak voyagers bayangkan kalau itu ada di NTT. Salah satu pesona wisata itu ada di Kelimutu, Flores. Pasti voyagers langsung membayangkan keindahan Danau Tiga Warna yang sudah melegenda ketika Daily Voyagers menyebutkan kata “Kelimutu” kan? Itu memang salah satunya, namun Daily Voyagers akan membahasnya lain waktu. Kali ini yang menjadi fokus kami adalah Objek Wisata Air Terjun Murundao.
Mungkin voyagers akan bertanya, “Hah, masa ada air terjun di NTT? Bukannya di sana air susah ya?”. Salah satu iklan dari suatu produk yang identik dengan kalimat “Sekarang air su dekat” memang telah membuat banyak orang berpikir kalau di NTT itu sulit air. Memang ada benarnya tapi tidak sepenuhnya benar karena hanya beberapa daerah saja di NTT yang kesulitan air, sisanya justru berlimpah ruah. jadi jangan menyamaratakan semua daerah di NTT sulit air ya 🙂
Kembali ke pokok bahasan. Terletak dalam satu Kecamatan yang sama dengan Danau Kelimutu membuat objek wisata alam yang satu ini seolah tenggelam oleh nama besar dari Danau Tiga Warna tersebut. Masih cukup jarang memang yang main ke sini, umumnya justru wisatawan asing yang biasa mampir ke sini. Padahal kalau bicara soal jarak dari Moni, maka jarak ke Air Terjun Murundao jauh lebih dekat bila dibandingkan ke Danau Tiga Warna. Rasa-rasanya memang pemerintah melalui dinas pariwisatanya harus lebih gencar dalam mempromosikan objek-objek wisata lain yang ada di Kecamatan Kelimutu.
Kalau dari pusat kota Ende, voyagers harus berkendara kurang lebih 60 KM untuk dapat mencapai Air Terjun ini ke arah Moni. Nah kalau sudah tiba di Moni, voyagers hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk bisa sampai ke tempat ini. Letaknya ada di sebelah kiri jalan, namun voyagers masih harus berjalan turun sekitar 200 Meter dari pinggir jalan tersebut sebelum dapat menjumpai air terjun ini. Lokasi persis jalan menuju Air Terjun Murundao ada di seberang Rainbow Cafe, Moni.
150 Meter pertama voyagers akan melewati jalan bertanah sebelum akhirnya bertemu jembatan bambu yang menghubungkan daratan yang dipisahkan oleh sungai kecil yang aliran airnya berasal dari Air Terjun Murundao. Airnya dingin dan jernih sekali, maklum saja daerah ini memang masih sangat alami. Dari sini Voyagers sudah bisa melihat Air Terjun Murundao yang berada di sisi sebelah kanan hanya saja belum terlalu jelas karena masih tertutup tanggul yang sudah rusak. Setelah menyebrangi jembatan Bambu tersebut, voyagers akan melewati sedikit jalan berbatu sebelum akhirnya bisa menikmati panorama indah dari Air Terjun Murundao dengan sempurna. Di atas tanggul yang sudah sedikit rusak tersebutlah spot paling baik untuk menikmati Air Terjun dan juga tempat terbaik untuk meletakkan peralatan yang voyagers bawa.
Air Terjun Murundao yang memiliki tinggi kurang lebih 15 meter ini memang menawarkan pesona yang alami. Ketenangan di tempat ini pun sangat terasa karena tidak ada suara lain selain suara jatuhnya air dari atas yang menghantam dasar. Kedalaman air di sekitar air terjun pun beragam mulai dari 1 Meter hingga 2 Meter. Semakin voyagers dekat dengan jatuhnya pancuran air maka semakin dalam juga kedalaman yang akan voyagers dapatkan. Dasar dari tempat ini merupakan bebatuan yang agak besar namun halus, sehingga cukup aman apabila ingin bermain air di sana tanpa menggunakan alas kaki.
Dekat dengan Air Terjun Murundao atau lebih tepatnya di sebelah kiri Air Terjun Murundao dari arahnya voyagers datang, terdapat sebuah kolam kecil yang bisa digunakan untuk merendam kaki. Kolam air tersebut dan Air Terjun hanya dipisahkan oleh tanah yang sedikit menanjak dengan pohon-pohon besar di atas tanah tersebut. Air dari kolam kecil ini juga mengalir ke sungai yang sama seperti air dari Air Terjun Murundao. Jadi bisa dibilang sungai kecil tersebut dialiri air dari dua sumber.
Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi tempat ini menurut Daily Voyagers adalah setelah voyagers melihat Sun Rise di Taman Nasional Kelimutu. Saat berangkat pagi-pagi buta menuju Taman Nasional Kelimutu pastilah voyagers tidak mandi karena suhu pagi hari di Desa Moni, desa terakhir sebelum menuju Danau Tiga Warna sangatlah dingin. Nah, setelah matahari pagi sedikit bersinar, voyagers kemudian turun dari taman nasional kelimutu lalu Air Terjun Murundao juga perlahan mulai disinari oleh Matahari pagi, itulah saat yang paling tepat untuk bermain di sini. Bisa dibilang hitung-hitung sekalian voyagers mandi pagi di sini 🙂
Belum ada penerangan di sini, tempat meletakkan barang-barangpun tidak ada. Voyagers bisa sembarang saja meletakkan barang bawaan voyagers, namun tempat yang paling tepat dan nyaman adalah di atas bendungan yang sudah rusak tadi. Kekurangan lainnya adalah tidak adanya ruang ganti atau toilet di sini. Untuk berganti pakaian maka voyagers bisa melakukannya di balik pohon besar yang ada di sini. Karena tempatnya yang masih alami dan belum banyak juga yang mengunjunginya, maka tidak dipungut biaya sepeserpun untuk datang ke tempat ini. Enak bukan?
Jadi, kalau bermain ke Kelimutu jangan lupa singgah di Air Terjun Murundao ya. Happy Traveling Guys 🙂
The traveler sees what he sees. The tourist sees what he has come to see
–G.K. Chesterton