Rujak Natsepa, Bukan Rujak Nestapa
“Belum ke Tanah Ambon kalau belum ke Pantai Natsepa. Belum ke Pantai Natsepa kalau belum mencicipi nikmatnya Rujak Natsepa”. Itulah kalimat yang biasa diucapkan beberapa orang Maluku di tanah rantau kepada orang-orang yang ingin baronda atau jalan-jalan ke Ambon. Rujak dan Pantai Natsepa memang dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Rujak Natsepa-lah salah satu alasan mengapa banyak turis lokal atau mancanegara hadir ke pantai ini disamping memang warna lautnya yang memukau.
Pada akhir Maret kemarin, Daily Voyagers berkesempatan untuk mampir ke pantai yang sudah terkenal se-Indonesia ini. Kala itu Daily Voyagers berangkat dari Dermaga Tulehu pasca kepulangan dari Pantai Ora. Perjalanan dari Tulehu menuju Pantai Natsepa hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit saja dengan mobil. Kalau voyagers ingin menuju ke Pantai Natsepa dari Kota Ambon, perjalanan kurang lebih memakan waktu 30 menit.
Setibanya di Pantai Natsepa, Daily Voyagers disambut oleh panorama pantainya yang memang luar biasa indah. Selain itu, warung pedagang kaki lima yang menjual rujak buah Natsepa ini berjajar rapi di pinggir pantai. Dengar-dengar sih, warung-warung ini memang disediakan dan diatur oleh pihak Disbudpar kota Ambon agar terlihat rapi. Pantai Natsepa dan rujak khasnya seolah menjadi ikon kota Ambon. Karena itu memang benar adanya, jika berkunjung ke tanah Ambon Manise, tidak lengkap rasanya kalau tidak menikmati panorama Pantai Natsepa dan rujak bumbu kacang yang dijajakan di sepanjang pantai.
Penjual-penjual rujak di sini itu adalah wanita. Ada banyak sekali warung di pantai ini dan setiap warung yang ada di pantai ini diberi nama dengan format Mama<spasi>Nama_Depan<spasi>Nama_Marga. Dari sekian banyak warung rujak yang ada, Daily Voyagers kala itu memilih untuk makan di warung milik Mama An Matatula. Tanpa membuang waktu, Daily Voyagers pun langsung memesan beberapa porsi rujak. Hamparan laut yang biru dengan deburan ombak yang tak pernah berhenti menjadi senandung yang menemani kami hingga rujak itu siap disajikan.
Apa yang spesial dari Rujak Natsepa?
Lantas apa sih yang menyebabkan Rujak Natsepa ini terkenal dan dianggap lebih enak atau spesial dari rujak-rujak lainnya? Ternyata jawabannya ada pada bumbu kacang yang digunakan. Bumbu kacang Rujak Natsepa ini menggunakan Gula Aren dari Makassar dan juga buah Pala, salah satu komoditi yang memang berasal dari Tanah Maluku. Mari kita bahas satu-satu.
Kalau rujak-rujak yang dijajakan di Pulau Jawa itu tidak ada yang menggunakan buah Pala. Nah, kehadiran buah Pala ini memberikan cita rasa yang berbeda. Buah Pala ini kalau menurut Daily Voyagers memberikan rasa pedas pedas asam pada bumbu rujak ini. Penggunaan buah Pala pun tidaklah banyak. Dari 1 buah Pala bundar yang utuh, kemudian diserut-serut kecil menjadi beberapa helai saja sebelum diulek di dalam cobek.
Nah, sedangkan Gula Aren yang dipakai adalah Gula Aren asal Makassar. Gula Aren asal Makassar ini konon katanya lebih lengket atau bisa dibilang lebih menempel.
Cara Pembuatan
Yuk, kita bahas di sini cara pembuatannya
- Garam dan Pala yang sudah disuir-suir diulek terlebih dahulu di atas cobek.
- Kacang yang sudah digoreng dan cabai menyusul kemudian untuk diulek.
- Barulah Gula Aren Makassar dimasukkan untuk diulek juga.
- Kemudian belimbing dan mentimun dimasukkan. Jadi, dalam proses ngulek-mengulek ini, para mama penjual rujak Natsepa tidak menggunakan air putih. air di dapat dari ulekan Belimbing dan Mentimun ini.
- Tahap terakhir barulah potongan-potongan buah dimasukkan speerti Pepaya, Jambu, Mangga Golek, Kedondong dan yang terakhir barulah nanas.
- Pada nomor 5, proses pengulekan tidak lagi terjadi. Yang terjadi hanyalah pengadukan agar semua buah terkena bumbu kacang tersebut.
- Setelah semua beres, barulah rujak Natsepa disajikan dalam sebuah mangkok kecil dengan Tusuk Sate sebagai alat bantu makannya
Urutan pertama yang dimasukkan ke dalam mangkok kecil adalah buah nanas. Mama Matatula mengatakan bahwa buah yang paling enak dalam Rujak Natsepa itu adalah buah nanas. Jadi buah nanas harus dimasukkan pertama agar buah tersebut menempati urutan yang paling bawah dan bisa disantap terakhir. Yang enak itu memang paling asyik kalau disantap terakhir.
Harga satu porsi rujak ini adalah Rp 15.000. Kenikmatan saat menyantapnya akan semakin bertambah jika ditemani dengan Es Kelapa Muda. Untuk bisa menyeruput air kelapa muda ini, voyagers harus merogoh kocek sebesar Rp 12.000.
Buat voyagers yang ketagihan sama bumbu rujaknya setelah makan Rujak Natsepa ini, kalian bisa lho memesan bumbu rujaknya saja untuk dibawa pulang. Bumbu rujak ini bisa bertahan kurang lebih selama seminggu sebelum akhirnya rusak.
Banyak penikmat pantai yang memilih lokasi ini untuk bermain bermandikan cahaya matahari, selain untuk menyantap rujaknya. Tidak sedikit pengunjung yang berenang di Pantai Natsepa dengan berteman ombak yang mengalun menantang. Pemandangan putra putri Maluku sedang bermain air di pantai yang jernih sekali ini akan menambah kesukacitaan kalian kala mampir di pantai ini.
Itu tadi sedikit tentang Pantai Natsepa dan rujaknya yang tersohor.
Jangan lupa mampir ke Pantai ini ya kalau kalian ke Ambon.
Happy Traveling 🙂
Travel can be one of the most rewarding forms of introspection— Lawrence Durell