Island Hopping Belitung: Menikmati Keindahan Pulau-pulau Eksotis di Belitung Timur
Saat voyagers mengunjungi Negeri Laskar Pelangi, sempatkanlah waktu untuk menikmati indahnya pulau-pulau cantik yang berada di wilayah Belitung Timur. Kalau kalian pergi ke Belitung dengan menggunakan jasa suatu agen perjalanan, kegiatan island hopping Belitung ini umumnya sudah masuk ke dalam paket wisata perjalanan tersebut.
Kegiatan island hopping Belitung ini cukup spesial karena pulau-pulaunya yang tidak biasa. Umumnya, pulau-pulau yang akan kita kunjungi saat island hopping Belitung ini terdiri dari bebatuan granit yang cukup besar nan banyak. Kita seolah ingin diajak kembali ke jaman dimana Wilma dan Fred Flinstone hidup.
Mau tau apa pulaunya apa saja? Berikut ini adalah daftar pulau yang bisa kalian kunjungi saat melakukan island hopping Belitung:
Pantai Tanjung Kelayang
Kendaraan (mobil/motor) yang voyagers gunakan akan berhenti di pantai ini, Pantai Tanjung Kelayang. Dari pantai inilah perahu nelayan tradisional yang voyagers gunakan untuk island hopping Belitung akan bertolak. Seperti layaknya pantai pada umumnya, disini voyagers akan melihat sebuah dermaga dengan beberapa perahu berjajar rapi di bagian kiri dan kanan dermaga.
Kalau kunjungan sedang ramai, maka voyagers akan melihat pantai ini sepi tanpa perahu pada pagi hari karena semua perahu pergi berlayar membawa tamu. Pantai Tanjung Kelayang ini baru akan ramai kembali oleh perahu kala senja tiba, kala para tamu sudah puas menikmati keindahan beberapa pulau eksotis di Belitung Timur ini.
Selain dermaga ada apa lagi? Ada warung juga kok. Jadi apabila sekembalinya kalian dari aktifitas island hopping Belitung dan lapar berat tidak tertahankan, warung ini bisa menjadi penyelamat buat kamu. Mie Instan, itulah menu favorit di warung dekat pantai ini, sebuah menu yang cukup cepat penyajiannya dan hampir semua orang cinta padanya.
Meskipun terlihat agak kecil dari sini, namun dari bibir pantai ini kita sudah bisa melihat 2 pulau tujuan kita berikutnya yaitu Pulau Batu Garuda dan Pulau Kelayang. Kedua pulau ini memang bersebelahan. Umumnya, pulau pertama yang akan dikunjungi dari rangkaian island hopping Belitung adalah Pulau Batu Garuda.
Pulau Batu Garuda
Sekitar 10 menit kapal meninggalkan dermaga, kita akan tiba di dekat pulau ini. Pulau ini merupakan sebuah pulau yang hanya bisa dinikmati dengan cara dilihat namun tidak untuk disinggahi. Ada berbagai alasan yang membuat pulau ini tidak boleh disinggahi, salah satunya karena karang di sekitar Pulau Batu Garuda ini yang masih asri dan segar-segar. Bersandarnya kapal berpotensi merusak karang yang letaknya di perairan yang cukup dangkal.
Ikon pulau ini adalah terletak pada batu tertinggi di pulau ini yang bentuk puncaknya menyerupai kepala burung Garuda, persis hingga ke bentuk paruh atasnya. Keberadaan beberapa tanaman hijau di bagian atas batu tersebut membuatnya terlihat seperti jambul burung dari kejauhan. Daily Voyagers rasa itulah alasan kenapa pulau ini diberi nama Pulau Batu Garuda.
Aktifitas yang biasa dilakukan di sini biasanya hanyalah berfoto. Dengan menggunakan batu-batuan pada Pulau Batu Garuda ini sebagai latarnya, kita bisa dengan bebas mengekspresikan gaya berfoto yang kita inginkan. Gaya umum yang biasa dilakukan para pengunjung adalah duduk atau berdiri di bagian haluan kapal, dengan posisi kepala yang menghadap ke arah Batu Garuda tersebut.
Pulau Kelayang
Pulau Kelayang ini merupakan tetangganya Pulau Batu Garuda. Sudah cukup lama mereka “duduk manis” bersebelahan dan mereka hanya dipisahkan oleh lautan yang cukup dangkal. Usai foto-foto dengan Batu Garuda, saatnya untuk mampir di pulau yang satu ini. Nah, kalau di pulau ini kapal yang voyagers gunakan bisa bersandar. Voyagers bisa turun dan merasakan lembutnya pasir pantai di Pulau Kelayang ini.
Dari Pulau Kelayang ini sebenarnya kita masih bisa berfoto-foto dengan latar belakang Batu Garuda kalau misalnya belum puas dengan beberapa foto di atas kapal tadi. Hanya saja, angle dari Pulau Kelayang ini tidak cukup bagus. Paruh Burung Garuda yang menjadi ikon Batu Garuda tidak kelihatan dari sini.
Lalu apa yang menarik di pulau ini? Tidak seperti Pulau Batu Garuda yang di dominasi oleh batuan granit raksasa, pulau ini masih ditutupi oleh hutan yang cukup lebat. Di balik hutan inilah bersembunyi batuan granit yang memiliki 3 warna. Papan bertuliskan “Pulau Kelayang” akan menjadi gerbang masuk menuju bebatuan dengan 3 warna tersebut.
Perjalanan menuju batuan granit dengan melewati hutan ini hanya memakan waktu kurang lebih 10-15 menit saja. Jalur dari mulai pinggir pantai hingga memasuki bebatuan yang menyerupai gua juga bisa dibilang cukup santai. Sesaat kala memasuki gua adalah moment yang terberat, karena kita harus menuruni batu-batu yang cukup besar, namun ini masih dalam kategori mudah.
Usai menuruni beberapa batu besar, voyagers akan menginjakkan kaki ke air laut yang memasuki pulau ini melalui celah-celah batu granit tersebut. Batu-batu granit dengan 3 warna yang tinggi menjulang menyerupai sebuah gua sudah menanti kita di sini. 3 warna yang terdapat pada bebatuan granit tersebut adalah Maroon, Kuning dan Oranye. Entah peristiwa alam apa yang menyebabkan batu-batu ini memiliki 3 warna seperti ini, tapi yang jelas peristiwa tersebut memberikan keindahan yang mungkin tidak kalian temui di tempat lain.
Kalau kalian berkunjung di pagi hari, air di sini masih cukup dangkal dan kita bisa sedikit bebas untuk bergerak dan berfoto di sini. Kita masih bebas bergerak dari satu spot batu ke spot batu lainnya. Namun semakin sore, air akan semakin pasang dan yang kita bisa lakukan hanyalah mengapung diantar bebatuan besar tersebut.
Pulau Pasir
Pulau berikutnya yang akan dikunjungi dalam rangkaian island hopping Belitung ini adalah Pulau Pasir. Seperti namanya, pulau ini merupakan daratan yang hanya terdiri dari pasir halus yang menyembul dari dalam lautan. Tidak ada pohon, tidak ada batu granit, yang ada hanya benar-benar pasir.
Yang membuat pulau ini spesial adalah banyaknya bintang laut di spot ini. Bintang laut di Belitung ini pun bisa dikatakan tidak biasa. Kalau umumnya voyagers bertemu dengan bintang laut yang kurus berwarna biru atau pink saat pergi melaut, di Pulau Pasir ini voyagers akan berjumpa dengan bintang laut gemuk berwarna coklat dan berkaki lima dengan totol-totol coklat gelap pada bagian permukaan kulitnya yang menyerupai sebuah mahkota.
Berita yang cukup sedih adalah populasi bintang laut jenis ini semakin berkurang di Belitung karena banyak yang mati. Padahal bintang laut jenis ini merupakan salah satu jenis bintang laut paling cantik lho. Banyaknya pengunjung yang tidak bertanggung jawab yang membawa mereka ke permukaan HANYA untuk berfoto dan di-upload di Instagram menjadi indikasi utama penyebab kematian bintang laut ini.
Bintang laut hanya bisa bertahan beberapa menit di daratan sebelum akhirnya mereka mati karena tidak terkena air laut yang merupakan “darahnya”. Alangkah lebih bijak kalau kita sebagai pengunjung membiarkan mereka berada di bawah laut dan mengabadikannya cukup dengan mata kita (atau kamera bawah laut).
Kembali ke Pulau Pasir, waktu yang paling baik untuk berkunjung ke pulau ini adalah pagi menuju siang hari. Karena pada saat itulah Pulau Pasir ini masih terlihat. Semakin sore, air laut akan semakin pasang dan melenyapkan pulau ini dari pandangan kita. Kalau sudah begini kita baru bisa menikmatinya lagi esok hari.
Aerial Fotografi merupakan salah satu seni fotografi yang cukup baik untuk mengabadikan momen di pulau ini. Pengambilan gambar yang dilakukan melalui udara membuat pasir coklat terlihat begitu kontras dengan air laut yang berwarna biru.
Pulau Kepayang
Lain Pulau Kelayang, lain pula Pulau Kepayang. Pulau Kepayang bisa dibilang sebagai pulau yang digunakan untuk makan siang. Setelah melakukan beberapa kunjungan ke pulau-pulau awal yang ada dalam rangkaian island hopping Belitung, pastilah tenaga cukup banyak terkuras dan harus diisi kembali. Nah, pulau inilah solusi untuk masalah tersebut. Di pulau ini terdapat rumah makan yang menjual beberapa makanan laut seperti cumi goreng tepung atau gangan.
Terdapat juga beberapa kursi dan meja kayu yang akan menambah kenyamanan kita saat sedang makan. Selain makanan laut juga ada beberapa menu lainnya seperti sayur-sayuran.
Sebenarnya, ada 2 opsi makan siang yang bisa voyagers pilih saat hopping island Belitung ini. Yang pertama adalah membawa nasi kotak sendiri atau yang kedua adalah makan siang di Pulau Kepayang ini. Semua kembali ke selera makanan dan keinginan voyagers masing-masing. Kalau membawa makan siang sendiri (nasi kotak), voyagers bisa makan di Pulau Lengkuas dan tidak perlu mampir ke pulau ini. Namun kalau itu dianggap terlalu merepotkan, makan siang di Pulau Kepayang ini merupakan pilihan yang tepat.
Selain sebagai tempat makan, pantai di Pulau Kepayang ini juga kece lho dipakai untuk berfoto-foto. Gradasi Biru lautnya beda-beda tipislah dengan Taka Makassar yang ada di kepulauan Komodo 🙂
Pulau Lengkuas
Pulau Lengkuas, pulau ini merupakan pulau terjauh dari rangkaian island hopping Belitung. Jarak tempuh dari Pantai Tanjung Kelayang ke Pantai Lengkuas kurang lebih 30 menit. Pulau dengan mercusuar aktif yang berdiri gagah di tengah pulaunya ini merupakan salah satu pulau yang menjadi favorit kunjungan para turis. Ada ungkapan yang mengatakan, “belum ke Belitung kalau belum mampir ke Pulau Lengkuas”.
Sayangnya, mercusuar ini kini tidak bisa lagi dimasuki. Konon katanya telah terjadi sedikit masalah antara warga Belitung dengan pihak penjaga mercusuar. Padahal menurut Daily Voyagers, pemandangan dari puncak mercusuar merupakan salah satu pemandangan yang wajib masuk dalam wishlist ketika mengunjungi Pulau Lengkuas. Birunya laut, gugusan-gugusan pulau yang tersebar, kapal nelayan yang berlalu lalang, semuanya bisa terlihat jelas dari atas sini.
Lalu kalau tidak bisa masuk ke Mercusuar, lantas apa yang bisa dinikmati di Pulau Lengkuas ini? Kita masih bisa berfoto di bebatuan granit yang terletak di sebelah mercusuar. Di sana terdapat satu spot yang bernama Telaga Bidadari. Spot ini merupakan sebuah kolam alami yang baru akan terisi ketika laut pasang. Apabila sedang surut, kolam ini hanyalan daratan kering yang terkadang menjadi tempat bagi biawak atau hewan-hewan lainnya untuk menghangatkan diri.
Di depan mercusuar juga terdapat penjual kelapa. Disaat matahari sedang terik-teriknya, es kelapa itu laksana oase di padang gurun, suatu yang dinanti-nantikan kehadirannya. Untuk menikmati kelapa ini, voyagers harus mengeluarkan uang sebesar Rp 25.000.
Selain itu, Pulau ini memiliki spot snorkeling / freediving yang cukup baik. Letaknya persis di sebelah kiri dari arah kapal nelayan memarkirkan kendaraanya. Karang-karang masih begitu segar dan banyak ikan-ikan lucu yang terkesan sudah akrab dengan kehadiran manusia.
Pulau Batu Berlayar
Pulau yang berbentuk melingkar ini luasnya tidaklah terlalu besar. Bila dibandingkan dengan luas lapangan futsal, mungkin luas pulau ini sedikit lebih kecil. Di pulau ini tersebar beberapa batu granit yang ukurannya tidak terlalu besar, namun tidak bisa dibilang kecil juga. Bila dibandingkan dengan bebatuan granit yang ada di Pulau Kelayang, maka ukuran batu di pulau ini jauh lebih kecil.
Di pulau ini kita bisa memanjat batu-batu tersebut kalau kita mau. Berfoto di atas bebatuan besar merupakan salah satu kegiatan favorit para pengunjung di pulau ini. Birunya laut akan terlihat lebih menarik dari atas bebatuan besar ini. Selain itu, perairan dangkal di sekitar Pulau Batu Berlayar ini memungkinkan kita untuk “berendam”. Tak jarang ketika berendam, beberapa ikan laut yang berukuran kecil akan melewati kita tanpa ragu.
Pulau ini jaraknya hanya 10 menit dari Pulau Kelayang. Katanya, pulau ini diberi nama Pulau Batu Berlayar karena ada salah satu batunya yang menyerupai layar kapal yang sedang berkembang. Dugaan Daily Voyagers sih nama itu didapat dari batu yang paling tinggi di pulau ini.
Pulau Babi Kecil
“Weits, pulau apaan nih? kok ada unsur babi-babinya?”, mungkin itu pertanyaan yang muncul setelah mendengar nama pulau ini. Tenang saja, itu hanya sebuah nama kok, tidak ada babi di pulau tersebut, lebih tepatnya sudah tidak ada. Pulau Babi Kecil ini bukanlah seperti Pulau Big Major Cay yang ada di Bahama dimana banyak terdapat babi yang berenang bebas di sekitar pulaunya.
Namun sebuah nama pastinya tidak lepas dari sebuah peristiwa sejarah. Di pulau ini dulunya memang banyak babinya, namun sekarang sudah hilang. Entah karena mati termakan usia atau berakhir dengan dimasak dan masuk ke dalam perut manusia.
Pulau ini merupakan pulau yang cukup sering dilewatkan para pengunjung. Jangan heran kalau kalian pergi ke sini namun tidak menjumpai adanya kapal lain yang sedang bersandar. Di pulaunya sih memang tidak ada apa-apa, tapi di sekitar Pulau Babi Kecil ini ada tempat snorkeling yang bagus lho. Yang perlu menjadi perhatian adalah spot snorkeling di sini cukup banyak bulu babinya, jadi perlu sedikit berhati-hati ketika bergerak. Tau sendiri kan kalau sudah tertusuk bulu babi sakitnya seperti apa?
Pantai Tanjung Tinggi
Kurang tepat rasanya menempatkan Pantai Tanjung Tinggi ini masuk ke dalam rangkaian island hopping Belitung. Pantai ini tidak berada di satu pulau khusus. Daratannya masih menyatu dengan Pantai Tanjung Kelayang, hanya saja dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh.
Namun rangkaian perjalanan island hopping Belitung umumnya diakhiri dengan menikmati sunset di pantai yang menjadi lokasi shooting Laskar Pelangi ini. Jadi setelah selesai island hopping, para pengunjung akan kembali lagi ke Pantai Tanjung Kelayang, bilas badan sebentar kemudian langsung tancap gas menuju Pulau Tanjung Tinggi. Jaraknya kurang lebih hanya 7 KM dari Pantai Tanjung Kelayang dan bisa ditempuh dengan waktu 10 menit saja menggunakan mobil.
Setibanya di sana, sebuah prasasti bertuliskan “Lokasi Syuting Film – The Film Site of Laskar Pelangi” akan menyambut kehadiran voyagers. Prasasti tersebut dibuat untuk mempertegas kalau pantai ini memang dulunya pernah digunakan sebagai salah satu tempat syuting dari film Laskar Pelangi.
Kalau menurut Daily Voyagers, pantai ini mirip-mirip dengan pantai di Belitung lainnya, berbatu granit besar. Lokasinya yang menjadi tempat yang pas untuk menikmati proses matahari terbenam inilah yang menjadi nilai tambah dari pantai ini (diluar dari pernah digunakan sebagai tempat syuting Laskar Pelangi).
Matahari terbenam memang terlihat sangat cantik dari sini. Siluet yang dihasilkan dari pulau yang berada di depan pantai ini membuat pemandangan senja menjadi lebih lengkap. Sungguh sangat sayang apabila tempat dengan pemandangan senja sebagus ini dilewatkan dari list kunjungan kamu ke Belitung.
*****
Itu tadi beberapa pulau eksotis yang bisa kalian kunjungi apabila ingin melakukan island hopping Belitung. Tetap ingat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian pulau-pulau yang kamu kunjungi tersebut ya .
Happy Traveling 🙂
The larger the island of knowledge, the longer the shoreline of wonder.— Ralph Sockman