Travel Itinerary Jelajah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ++
Beberapa pekan lalu, saya baru saja menghabiskan waktu kurang lebih 9 hari (26 Mei – 3 Juni 2018) bersama beberapa orang teman untuk menjelajah TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dengan agenda utama yaitu pendakian Gunung Bromo dan Gunung Semeru.
Status Bromo yang menjadi salah satu magnet utama pariwisata di Malang (serta Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang) membuat saya begitu ingin mengunjunginya dan menikmati keindahannya. Sedangkan Gunung Semeru, tak bisa dipungkiri, statusnya sebagai dataran tertinggi di Pulau Jawa dengan puncaknya yang bernama Mahameru (puncak para dewa) lah yang membuat saya ingin menapakkan kaki saya di sana dan mencatatatkan sejarah untuk diri saya sendiri.
Tapi apakah 9 hari benar-benar digunakan hanya untuk pendakian atau “bermain” di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru? Tentu tidak. Sebelum dan setelah pendakian, ada beberapa tempat yang saya kunjungi untuk melengkapi sukacita liburan saya kali ini.
Berikut ini saya bagaikan rincian Travel Itinerary Jelajah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ++ :
Hari Pertama
Tidak ada yang spesial dari hari pertama. Berangkat dari Jakarta dengan menggunakan moda transportasi kereta api (ekonomi) menuju Malang, hari pertama hanya saya habiskan di dalam si ular besi. Meskipun begitu, perjalanan dengan menggunakan kereta selalu menyenangkan karena bisa berjumpa dengan banyak orang. Terlebih lagi dengan waktu yang relatif lama (kurang lebih 16 jam), banyak perkenalan yang terjadi dan cerita yang saling ditukar antar penumpang.
Hari Kedua
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
08:00 - 11:00 | Tiba di Stasiun Malang yang dilanjutkan dengan mandi dan mencari Sarapan |
11:00 - 14:00 | Perjalanan dari Malang menuju Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang |
14:00 - 15:00 | Tiba di TUmpak Sewu dan bermain di spot Panorama |
15:00 - 15:35 | Perjalanan turun ke bagian bawah Air Terjun Tumpak Sewu & dilanjutkan dengan foto-foto |
15:35 - 16:30 | Perjalanan menuju Telaga Biru & dilanjutkan dengan mandi di spot tersebut |
16:30 - 16:45 | Perjalanan menuju Goa Tetes |
16:45 - 17:15 | Perjalanan kembali ke tempat parikran mobil |
17:15 - 18:00 | Mandi, istirahat, ngemil dan ngobrol dengan warga sekitar |
18:00 - 21:00 | Perjalanan kembali ke Malang (kota) |
21:00 - 22:00 | Makan Malam |
22:00 - 23:30 | Perjalanan ke Tumpang (Basecamp Semeru Mas Pras) |
23:30 | Istirahat |
Tepat Pukul 08:00 WIB, saya tiba di stasiun akhir, Stasiun Malang. Usai turun dari kereta, saya bergegas merapihkan diri seadanya di toilet yang ada di stasiun. Selesai merapihkan diri, ternyata perut tak kuasa lagi menahan rasa lapar. Alhasil, saya dan Helena yang ditemani saudara sepupu saya berangkat untuk mencari sarapan di dekat stasiun. Sesuai dengan perkiraan waktu, usai sarapan, teman gereja Helena yang sudah menyewa mobil untuk mengantar kami pun datang. Dari Malang, kami berempat langsung bertolak ke Lumajang untuk bermain air di Tumpak Sewu.
Berdasarkan perhitungan Google Maps, waktu tempuh dari Malang menuju Tumpak Sewu adalah 2 jam. Namun sebagai manusia yang bijak, kita tidak boleh percaya sepenuhnya pada aplikasi penunjuk arah tersebut karena pada kenyataannya saya harus menghabiskan waktu 3 jam di jalan. Sebenarnya jalan menuju Tumpak Sewu sangatlah rapi, jalurnya sudah teraspal dengan baik meskipun sedikit berkelok-kelok. Hanya saja, jalur tersebut merupakan jalur yang juga dilalui oleh kendaraan berat. Tak jarang kendaraan yang kami tumpangi harus berjalan lambat di belakang kendaraan berat yang sulit untuk menanjak. Itulah yang membuat kami sedikit terhambat.
Rasa capek, kesal, bosan dan rasa tidak mengenakkan lainnya segera hilang setelah tiba di Tumpak Sewu dan melihatnya dari panorama view point. Barisan air yang jatuh dari dinding tinggi yang melengkung indah dan dikelilingi pepohonan ini membuat hati begitu tenteram saat menatapnya. Oh ya, karena air terjun ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Lumajang, maka tempat masuknya pun ada 2. Pintu masuk jalur Malang yang ditandai dengan gerbang bertuliskan Coban Sewu dan pintu masuk jalur Lumajang dengan gapura bertuliskan Tumpak Sewu.
Tidak mungkin rasanya bila kita sudah datang ke Tumpak Sewu lalu hanya memandanginya dari atas. Pasti ada perkataan dalam hati kecil yang berkata kalau kita harus turun ke bawah. Menuruti kata hati kecil itu, sayapun akhirnya turun juga ke bawah. Bagaimana pemandangan di Tumpak Sewu dari bawah? LUAR BIASA. Namun untuk melihat pemandangan luar biasa itu, kita harus turun melewati jalur yang luar biasa susah dan curam. Sangat diperlukan kehati-hatian.
Usai turun dan menikmati keindahan Tumpak Sewu dari bawah, tentunya kita harus kembali lagi ke atas dengan rute menanjak yang melelahkan. Untung saja selama jalan kembali ke atas tersebut, kita akan melewati beberapa spot keren lainnya seperti Telaga Biru dan Goa Tetes.
Telaga biru adalah sebuah kolam kecil yang airnya berasal dari air terjun diatasnya, dimana hanya pada kolam itulah terbentuk warna biru yang jernih. Telaga ini agak unik menurut saya karena air yang jatuh dari air terjun warnanya bening, namun entah bagaimana caranya, sesampainya di telaga ini, muncul warna biru jernih yang menjadi dasar pemberian nama tempat ini. Telaga biru biasa digunakan sebagai tempat mandi oleh pengunjung karena airnya yang sangat jernih.
Sedikit berjalan ke atas dari Telaga biru, kita akan berjumpa dengan Goa Tetes. Diberi nama Goa Tetes sebab goa ini berada di bawah aliran air terjun (yang mengalir ke telaga biru tadi). Rembesan air yang masuk melalui celah-celah batu ke dalam goa hingga akhirnya menetes inilah yang melatarbelakangi pemberian nama Goa Tetes.
Di dalam Goa Tetes terdapat banyak sekali Stalagtit dan Stalagmit yang membuat cantik goa ini. Jangan berharap jalan menuju Goa tetes akan mudah. Melewati aliran air terjun, jalur pendakian ke Goa tetes akan sangat licin. Jalur yang licin dan berlumut tidak jarang membuat pengunjung terpleset.
Goa Tetes menjadi spot wisata terakhir yang saya kunjungi hari itu. Dari Goa Tetes, perjalanan dilanjutkan menuju ke parkiran yang rutenya masih terus menanjak. Sesampainya di parkiran, saya menghabiskan sedikit waktu dengan berbincang bersama warga sekitar sambil menunggu yang lain berganti pakaian. Ketika semua sudah selesai, kami pun pamit undur diri dan langsung tancap gas ke Kota Malang karena hari sudah mulai malam.
Di Malang, kami hanya makan sebentar dan kemudian lanjut ke Basecamp Mas Pras yang ada di Tumpang. Di tempat inilah saya dan Helena beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanan di keesokan harinya, sedangkan saudara sepupu saya dan teman Helena harus memutuskan kembali ke Malang.
Hari Ketiga
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
01:30 - 03:30 | Perjalanan menuju Bromo dengan Jeep (Penanjakan 1) |
03:30 - 04:00 | Ngopi-ngopi di warung sekitar Penanjakan 1 |
04:00 - 04:45 | Naik ke Penanjakan 1 dan kedinginan bersama pengunjung lainnya sambil menunggu Matahari terbit |
04:45 - 07:00 | Menikmati sunrise yang dilanjutkan dengan foto-foto di Penanjakan 1 |
07:00 - 07:30 | Turun dari Penanjakan 1 ke Bukit King Kong. Sarapan sebentar dan dilanjutkan dengan foto-foto di Bukit King Kong |
07:30 - 08:30 | Perjalanan turun ke Pasir Berbisik. Berfoto di Gunung Batok |
08:30 - 10:00 | Perjalanan menuju parkiran jeep, bermain bersama kuda dan dilanjutkan dengan perjalanan menuju puncak Bromo |
10:00 - 10:30 | Tiba di Puncak Bromo dan berfoto |
10:30 - 11:00 | Perjalanan kembali ke Parkiran Jeep |
11:00 - 11:20 | Perjalanan menuju Bukit Teletubies melewati Padang Savana |
11:20 - 12:00 | Bermain dan foto-foto di Bukit Teletubies |
12:00 - 14:00 | Perjalanan kembali ke Tumpang |
14:00 - 14:30 | Tiba di Pasar Tumpang da Belanja Logistik untuk melakukan Pendakian Semeru |
14:30 - 14:45 | Perjalanan kembali Ke Basecamp Semeru Mas Pras |
14:45 - 23:00 | Acara Bebas |
23:00 | Istirahat |
Jadwal perjalanan ini memang cukup padat. Baru saja tidur pukul 23:30 kemarin, namun sekarang (pukul 01:30) sudah harus bangun dan berangkat lagi. Tempat yang dituju kali ini adalah Kawasan Gunung Bromo dan hari ini saya hanya berdua dengan Helena. Tujuan berangkat pagi sekali adalah untuk menyaksikan sunrise di Penanjakan 1. Lama perjalanan Tumpang – Bromo yang kurang lebih 2 jam dan sunrise yang mulai terlihat pukul 04:45 WIB lah yang membuat kami berangkat pagi sekali. (Buat kalian yang bukan sunrise hunter, kalian tidak perlu berangkat sepagi itu ya).
Setibanya di parkiran Jeep Penanjakan 1, gerombolan orang sudah ramai berkumpul untuk berjalan menuju spot sunrise. Kami begitu beruntung datang ke Bromo ketika bulan puasa, sebab pada momen ini pengunjung lokal tidak terlalu ramai. Spot Penanjakan 1 ramainya masih dalam batas wajar, tidak berdesak-desakkan seperti pada hari biasa. Ketika warna oranye mulai muncul di langit, semua orang yang tadinya duduk pun berdiri dan mengabadikan moment tersebut.
Usai sunrise, kami masih berkeliling di sekitar Penanjakan 1 sebab banyak sekali tempat bagus di sana untuk mengabadikan keindahan Bromo yang bersanding indah dengan Gunung Batok dan juga Gunung Semeru. Puas menghabiskan waktu di Penanjakan 1, kami turun ke Bukit King Kong yang jaraknya tidak begitu jauh dari Penanjakan 1.
Kenapa namanya Bukit King Kong dan ada apa di sana? Tempat ini diberi nama Bukit King Kong sebab ada salah satu bagian tebing yang bentuknya menyerupai kepala King Kong. Nah, tempat ini merupakan tempat alternatif untuk menikmati sunrise (karena Penanjakan 1 sering sekali penuh). Secara view, yang dilihat dari Bukit King Kong dan Penanjakan 1 sama saja. Namun kelebihan Bukit King Kong adalah tempat ini relatif lebih sepi. Saya mampir ke tempat ini karena ingin menerbangkan drone. Di Bukit King Kong sangat aman untuk menerbangkan drone karena tidak ada tower pemancar seperti di Penanjakan 1.
Dari Bukit King Kong, kami beralih ke “Hidangan Utama” yaitu Pasir Berbisik untuk menyaksikan Gunung Bromo, Gunung Batok, dan keindahan sekitarnya lebih dekat. Diawali dengan berhenti dan berfoto-foto di depan Gunung Batok, gunung yang tidak begitu tinggi namun mempunyai lekukan-lekukan indah yang tidak dimiliki gunung lainnya.
Bergerser sedikit ke arah kiri, Gunung Bromo, jelmaan sang Brahma yang hadir dalam bentuk eloknya panorama, sudah menanti kami. Begitu sampai di parkiran Jeep, rombongan pasukan berkuda akan langsung menghampiri untuk menawarkan jasanya mengangkut pengunjung sampai di tangga untuk melihat Kawah Bromo. Perjalanan dari parkiran jeep menuju tangga pendakian Bromo memang cukup jauh bila dengan berjalan kaki. Tanah berpasir dan kondisi matahari yang menyengat akan menambah kesulitan perjalanan itu. Untuk itulah hadir jasa angkut dengan menggunakan kuda.
Pendakian untuk melihat kawah Bromo bisa dibilang tidak begitu sulit, sudah ada tangga solid yang dibangun untuk memudahkan pengunjung. Lagi-lagi kami bersyukur karena kondisi pendakian kali itu tidak ramai sehingga tangga tidak sesak oleh rombongan manusia. Sesampainya di puncak, kawah Bromo sedang asyik tertidur. Tidak ada asap yang dikeluarkan dari sana, hanya sesekali aroma Belerang menusuk ke hidung akibat dibawa oleh angin.
Berpamitan dengan Gunung Bromo, kami pun bergegas kembali ke jeep untuk menuju destinasi kami yang terakhir yaitu Bukit Teletubbies. Diberi nama seperti itu karena memang bentuknya seperti bukit yang ada pada film Teletubbies. Buat saya, bukan hanya pemandangan Bukit Teletubbiesnya saja yang memesona, tetapi juga rute perjalanan menuju bukit tersebut. Hamparan Padang Savana membentang sangat luas yang diapit oleh bukit dan gunung. Sungguh indah.
Rangkaian kunjungan ke Bromo pun berakhir seiring kami pamit dari Bukit Teletubbies. Perjalanan berat sudah menanti di keesokan harinya. Untuk itu kami harus mempersiapkannya. Sebelum kembali ke Basecamp Semeru Mas Pras, kami mampir sejenak ke Pasar Tumpang untuk membeli logistik. Selesai membeli logistik, barulah kami kembali ke Basecamp dan menggunakan sisa hari untuk benar-benar beristirahat.
Hari Keempat hingga Ketujuh
Waktu (WIB) | Deskripsi |
07:00 - 11:00 | bangun pagi, packing dan sarapan sembari menunggu teman lain yang masih dalam perjalanan |
11:00 - 12:00 | Pemindahan barang ke Jeep dan pemeriksaan Simaksi oleh Mas Pras |
12:00 - 14:30 | Perjalanan dari Tumpang ke Ranu Pani |
14:30 - 15:30 | Penyerahan syarat pendakian yang dilanjutkan dengan Briefing |
16:00 | Mulai Pendakian |
16:00 - 17:40 | Perjalanan dari Ranu Pani ke Pos 1 |
17:40 - 18:15 | Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 |
18:15 - 19:15 | Perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 |
19:15 - 19:45 | Perjalanan Pos 3 ke Pos 4 |
19:45 - 20:15 | Perjalanan Pos 4 ke Ranu Kumbolo |
20:15 - 22:00 | Buka tenda, Masak, Bercanda |
22:00 | Istirahat |
Waktu (WIB) | Deskripsi |
05:00 - 09:00 | Bangun Pagi, Sunrise, Foto-foto, Sarapan di Ranu Kumbolo |
09:00 - 11:00 | Packing dan foto lagi |
11:00 - 12:00 | Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Cemoro Kandang (Melewati Tanjakan Cinta dan Oro-oro Ombo) |
12:00 - 14:00 | Perjalanan dari Cemoro Kandang ke Jambangan |
14:00 - 15:00 | Perjalanan dari Jambangan ke Kalimati |
15:00 - 18:00 | Buka Tenda, Ambil Air di Sumber Mani, Makan |
18:00 - 23:00 | Tidur (Persiapan untuk muncak) |
23:00 - 24:00 | Bangun, menyatukan nyawa dan persiapan menuju Mahameru |
Waktu (WIB) | Deskripsi |
00:00 - 06:00 | Pendakian dari kaimati ke Mahameru |
06:00 - 07:30 | Tiba di Puncak Semeru. Berstukur, Foto-foto dan menikmati pemandangan |
07:30 - 09:30 | Perjalanan turun dari Mahameru kembali ke Kalimati |
09:30 - 12:00 | Tidur Siang |
12:00 - 14:00 | Bangun, Makan Siang, Packing |
14:00 - 14:45 | Perjalanan dari Kalimati ke Jambangan |
14:45 - 15:45 | Perjalanan dari Jambangan ke Cemoro Kandang |
15:45 - 16:45 | Perjalanan dari Cemoro Kandang ke Ranu Kumbolo (melewati Oro-oro Ombo dan Tanjakan Cinta) |
16:45 - 19:00 | Buka Tenda, Masak, Makan Malam |
19:00 - 21:00 | Ngobrol-ngobrol dan menikmati malam terakhir di Ranu Kumbolo |
21:00 | Istirahat |
Waktu (WIB) | Deskripsi |
06:00 - 10:00 | bangun pagi, Sarapan, Foto-foto di Ranu Kumbolo |
10:00 - 11:00 | Packing |
11:00 - 15:00 | Perjalanan dari Ranu Kumbolo menuju ke Ranu Pani |
15:00 - 16:00 | Makan siang, mengurus pengambilan KTP dan penyetoran sampah |
16:00 - 17:45 | Perjalanan dari Ranu Pane ke Basecamp Semeru Mas Pras di Tumpang |
17:45 - 23:00 | Mandi, Pesan Makan, Ngobrol-ngobrol di Basecamp |
23:00 | Istirahat |
Hari Keempat sampai Hari Ketujuh merupakan hari yang saya gunakan untuk melakukan pendakian Gunung Semeru. Kali ini saya tidak hanya berdua saja bersama Helena. Ada tambahan 9 orang lagi sehingga kini kami bersebelas. Saya tidak akan membahas detail soal pendakian ini karena bahasan soal ini akan saya tulis pada postingan tersendiri berikutnya. Namun saya akan mencoba untuk menceritakan garis besarnya saja.
Pendakian ini berlangsung selama 4 hari 3 malam. Sebenarnya bisa saja melakukannya 3 hari 2 malam, hanya saja kami tidak ingin terburu-buru dan menikmati perjalanan kami di Gunung Semeru. Jadi, rentang waktu 4 hari itulah yang kami pilih untuk melakukan pendakian, dengan tempat bermalam Ranu Kumbolo – Kalimati – Ranu Kombolo.
Rute pendakian dari Pos Ranu Pane hingga Ranu Kumbolo bisa dibilang cukup enak. Jalur menanjak berat hanya ada di Pos 3 menuju ke Pos 4. Sisanya adalah jalur menanjak dengan sudut elevasi yang tidak begitu berat. Sesampainya di Pos 4, keindahan Ranu Kumbolo sudah bisa terlihat. Perasaan lelah pasca mendaki dari Ranu Pane hingga Pos 4 pun sirna sudah dan ingin cepat-cepat membangun tenda di depan Ranu Kumbolo.
Tepat setelah Ranu Kumbolo adalah Tanjakan Cinta dimana mitosnya adalah ketika melewati jalur ini, kita yang sudah memiliki pasangan tidak boleh melihat ke belakang. Jika melihat ke belakang maka hubungan tersebut akan kandas. Tanjakan ini cukup curam dan panjang & akan semakin berat apabila kita mendaki dengan carrier yang terpasang di punggung.
Tapi tidak perlu khawatir, karena obat lelah sudah tersedia setelah tanjakan ini. Adalah Oro-oro Ombo, sebuah padang savana luas yang berisi tanaman cantik berwarna ungu tapi mematikan, Verbena basiliensis. Tanaman ini bukanlah mematikan bagi manusia, tapi bagi tanaman lain di sekitarnya sebab Verbena menyerap air sangat cepat dan banyak sehingga berpotensi membuat tanaman lainnya tidak mendapatkan pasokan air.
Melewati Oro-oro Ombo, kita akan bertemu 3 Pos lagi sebelum mencapai puncak yaitu Cemoro Kandang, Jambangan dan Kalimati. Di Kalimati inilah pos terakhir sebelum melakukan pendakian. Perjalanan ke puncak harus dilakukan sekitar pukul 23:00 – 24:00 WIB. Kenapa? Karena lama pendakian hingga menggapai Mahameru bisa memakan waktu 6 jam. Paling lambat pukul 09:00 WIB, pendaki yang ada di puncak harus sudah kembali turun sebab mulai pukul tersebut, angin sudah berbalik arah dan membawa gas beracun yang bisa membunuh mahluk hidup.
Setibanya di Kalimati pasca summit, kami beristirahat sejenak sebelum melakukan perjalanan kembali menuju Ranu Kumbolo untuk bermalam. Sehabis bermalam di Ranu Kumbolo, keesokan harinya kami langsung kembali ke Ranu Pane, yang kemudian dilanjutkan kembali ke Basecamp Semeru Mas Pras dengan menggunakan Jeep. Di basecamp inilah kami beristirahat satu malam lagi.
Hari Kedelapan
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
06:00 - 10:00 | Bangun Pagi, sarapan, Mandi |
11:00 - 12:00 | Packing dan pamit dari rumah Mas Pras |
12:00 - 13:00 | Perjalanan Menuju Rawon Nguling untuk makan siang |
13:00 - 15:00 | Makan di Rawon Nguling |
15:00 - 16:00 | Perjalanan ke Museum Angkut |
16:00 - 18:30 | Main di Museum Angkut |
18:30 - 18:45 | Perjalanan ke Alun-alun Batu |
18:45 - 20:45 | Kulineran di Alun-alu Batu |
20:45 - 21:00 | Perjalanan menuju Homestay Shiny |
21:00 | Tiba di Homestay dan istirahat |
Dari Tumpang, kini kami menuju ke Kota Batu. Tujuan utama kami adalah Museum Angkut, salah satu museum terbaik yang ada di Indonesia. Namun sebelum menuju ke tujuan utama, terlebih dahulu kami mampir ke tempat makan Rawon legendaris, Rawon Nguling. Menu di Rawon Nguling ini bisa dibilang cukup dahsyat, baik dari segi rasa maupun ukuran. Tidak akan menyesal pokoknya “membuang uang” di tempat ini.
Perut kenyang, hati senang dan kini waktunya berpetualang. Dari Rawon Nguling kami langsung menuju Museum Angkut menggunakan mobil sewaan. Jaraknya bisa dibilang jauh, hanya saja kondisi lalu lintas Malang yang lengang membuat perjalanan jauh ke Museum Angkut tidak begitu terasa.
Buat pecinta otomotif, berkunjung ke Museum Angkut merupakan hal yang wajib dilakukan. Di museum ini terdapat banyak sekali koleksi mobil-mobil antik keluaran Amerika dan Eropa mulai dari tahun 60an hingga 90an. Tak ketinggalan, kendaraan angkut tradisional seperti Kereta Kencana pun ada di sana. Ada juga simulator F1 di museum ini buat kalian yang ingin merasakan bagaimana sih serunya membawa mobil tercepat di dunia. Selain itu, ada juga bioskop mini yang memutar video mengenai sejarah transportasi.
Buat yang tidak suka otomotif, rasanya museum ini juga tetap “masuk” untuk kalian. Di bagian akhir perjalanan Museum Angkut, terdapat Pasar Terapung yang menjual berbagai macam jenis makanan dan souvenir. Lelah berkeliling Museum angkut rasanya akan langsung terobati ketika mencicipi berbagai kuliner nusantara di Pasar Terapung ini.
Belum lengkap rasanya kalau ke Batu tapi tidak bermain ke Alun-alun Batu. Ya, itulah tujuan kami setelah puas bermain di museum angkut. Pada waktu liburan, Alun-alun Batu akan penuh dengan para wisatawan yang ingin menghabiskan malamnya di Kota Batu. Berbagai kuliner tersedia di sini, namun yang wajib kalian coba adalah Pos Ketan Legenda dan Ceker Setan. Lokasi kedua makanan ini bersebelahan. Jadi sekali mendapat tempat duduk, kita bisa langsung bisa mencoba keduanya.
Alun-alun Batu menjadi tujuan terakhir kami hari itu sebelum memasuki penginapan. Malam itu kami tutup dengan makan hingga kenyang di Alun-alun Batu. Oh ya, kami menginap di Homestay Shiny yang lokasinya tidak jauh Jatim Park dan Batu Secret Zoo. Buat kalian yang ingin mengunjungi Jatim Park dan Batu Secret Zoo, Homestay ini recommended banget. Homestay ini berada di daerah cluster, sangat nyaman dan mampu menampung hingga 9 orang.
Hari Kesembilan
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
06:00 - 10:00 | Bangun Pagi, sarapan, Mandi |
11:00 - 12:00 | Packing dan Checkout |
12:00 - 13:00 | Perjalanan ke Bandara Malang |
14:30 | Perjalanan kembali Ke Jakarta. Sayonara Malang |
Hari terakhir hanya kami gunakan untuk membeli oleh-oleh dan langsung cabut ke bandara. Untuk keberangkatan, boleh saja menggunakan kereta yang memakan waktu perjalanan hingga 16 Jam. Tapi untuk kepulangan, jangan coba-coba. Di hari terakhir inilah kaki saya baru mulai terasa pegal pasca pendakian Semeru dan keputusan menggunakan pesawat terbang menjadi pilihan yang tepat.
Sayonara Malang. Terima kasih sudah menerima kami dengan sangat baik. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya 🙂
*****
Catatan Tambahan Hari Kedua
- Dari Malang menuju Lumajang, saya menggunakan kendaraan sewa lepas kunci. Di tempat saya menyewa kendaraan ini, syarat untuk lepas kunci haruslah Orang Malang atau Mahasiswa Malang dan beruntungnya teman saya merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Negeri yang ada di Malang.
- Untuk mengunjungi Tumpak Sewu, lebih baik menelpon pihak sana (orang lokal) terlebih dahulu. Kenapa? Karena cuaca di sana tidak selalu bagus dan kalau sedang ada acara, ada kemungkinan tempat ini juga akan ditutup. Nomor kontak akan saya berikan nanti dan orang ini juga bisa menjadi guide kalian selama di Tumpak Sewu.
- Waktu yang paling baik untuk menikmati Tumpak Sewu adalah pagi hari. Jadi lebih baik menginap 1 malam di sini, baru keesokan harinya digunakan untuk explore Tumpak Sewu seharian.
- Jalan menuju Tumpak Sewu dari Malang cukup berkelok-kelok. Kalau memang ingin nyaman, lebih baik sewa mobil + supir saja.
- Di Kawasan Tumpak Sewu, kalian bisa mengunjungi 4 spot yaitu Air Terjun Tumpak Sewu, Goa Bidadari, Goa Tetes dan Telaga Biru
- Bawa Baju ganti karena main ke Tumpak Sewu pasti basah.
- Bila berencana ingin turun ke bagian bawah Tumpak Sewu, lebih baik menggunakan sandal gunung sebagai alas kaki.
- Lebih baik memilih jalur masuk via Lumajang daripada via Malang. Kenapa? Selain jalur Lumajang lebih tua, jalur ini tidak terlalu curam seperti jalur Malang.
- Peserta di hari kedua ini berjumlah 4 orang.
Catatan Tambahan Hari Ketiga
- Tempat saya beristirahat sebelum berangkat ke Bromo adalah Basecamp Semeru Mas Pras. Sama sekali tidak dipungut biaya untuk menginap di sini. Lokasi lengkapnya ada DI SINI.
- Mas Pras memang sudah mendedikasikan rumahnya untuk tempat menginap bagi para traveler, baik yang ingin melakukan pendakian Semeru atau ke Bromo. Jadi kalau mau ke Bromo atau Semeru, ya menginap di sini saja. Tempatnya nyaman banget kok.
- Jeep yang saya sewa untuk pergi ke Bromo adalah Jeep Mas Pras, dimana kapasitas maksimal untuk satu jeep adalah 6 orang (7 dengan supir).
- Syarat 1 jeep max 6 orang merupakan ketetapan bersama. Jadi kalau rombonganmu lebih dari 6 orang, kalian harus menyewa lebih dari 1 jeep.
- Kalau kamu tidak tahu spot-spot yang ada di Bromo, tanyakan langsung saja kepada Mas Pras. Dia akan memberitahukan semua info yang dia tahu.
- Bromo, sampai terakhir kemarin saya berangkat, masih diperbolehkan untuk mengoperasikan drone secara bebas bertanggungjawab.
- Waktu yang paling baik untuk mengunjungi Bromo adalah saat puasa, sebab ketika memasuki masa puasa, kunjungan wisatawan lokal relatif sepi dan membuat kalian bisa lebih leluasa.
- Peserta di hari ketiga ini hanyalah 2 orang.
Catatan Tambahan Hari Keempat hingga Ketujuh
- Waktu pendakian yang saya pilih adalah 4 hari 3 malam. Jika kalian merasa itu terlalu lama, kalian bisa mengubahnya menjadi 3 hari 2 malam dengan Kalimati dan Ranu Kumbolo sebagai tempat untuk bermalam.
- Selama pendakian, saya menggunakan 2 porter dengan tugas hanya untuk membawakan beberapa barang milik kami (1 porter maksimal 20-25 kg).
- Jasa porter yang saya gunakan, saya dapat dari Mas Pras.
- Untuk bisa menerbangkan drone di Semeru, kalian perlu mendapatkan izin dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Tulisan lengkapnya bisa dibaca DI SINI.
- Untuk bisa melakukan pendakian Semeru, kamu harus melakukan pendaftaran secara online (sudah tidak bisa on the spot). Syarat lengkapnya bisa dibaca DI SINI.
- Selama melakukan pendakian menuju puncak, kami didampingi oleh seorang porter.
- Sumber air di Kalimati (Sumber Mani) letaknya cukup jauh (pulang pergi sekitar 30 menit). Oleh sebab itu, pastikan ketika kalian mengambil air di sini, kalian mengambilnya dalam jumlah banyak agar tidak bolak-balik.
- Suhu di Ranu Kumbolo saat sedang musim kemarau berkisar antara 2-7°C ketika malam (bahkan minus). Oleh sebab itu, pastikan kamu membawa peralatan lengkap yang bisa melindungi kamu dari bahaya dingin tersebut.
- Kini di Ranu Kumbolo sudah ada toilet basah. Untuk bisa menggunakannya, kalian hanya perlu membayar sesuai dengan keperluan.
- Jeep yang saya sewa untuk mengangkut kami dari Tumpang hingga Ranu Pani adalah Jeep Mas Pras. Jeep ini mampu mengangkut kurang lebih 15 orang di atasnya.
- Selama melakukan pendakian, patuhi semua perintah yang kamu dengar saat briefing.
- Batas maksimal melakukan pendakian adalah pukul 15:00 WIB. Jika kalian datang lebih dari jam tersebut, kalian harus melakukannya di hari berikutnya karena kantor sudah tutup.
- Peserta di hari keempat hingga ketujuh ini berjumlah 11 orang.
Catatan Tambahan Hari Kedelapan
- Selain Rawon Nguling, ada satu resto lagi yang wajib kalian coba di Malang. Namanya adalah Pecel Kawi.
- Mobil yang kami gunakan untuk menuju Batu adalah mobil sewa lepas kunci dan mobil + supir. Untuk yang lepas kunci, selain membayar biaya sewa, kalian perlu meninggalkan KTP dan SIM (masing-masing 2 buah).
- Museum Angkut buka setiap hari, mulai dari pukul 12:00 – 20:00 WIB.
- Homestay Shiny yang saya saya tempati sangat bagus dan murah. Saya merekomendasikan tempat ini apabila kalian belum tahu mau bermalam di mana selama di Batu.
- Buat kalian penyuka makanan dengan menu babi, di Batu, tidak jauh dari Alun-alun, terdapat sebuah rumah makan bernama Warung BeDua. Nyalakan aplikasi penunjuk arahmu dan ketikkan keyword “Warung BeDua Batu” dan kamu akan langsung diarahkan ke sana.
- Peserta di hari kedelapan ini adalah 9 orang.
Kontak
- Sewa Jeep Semeru & Bromo (Mas Pras) → 0813 3338 4868
- Rental yang saya pakai untuk sewa mobil ke Tumpak Sewu (Rental Mobil Elnusa)→ 0812 3342 8484, 0858 5984 8460, 0851 0035 7475
- Homestay Batu (Homestay Shiny) → 0822 3383 4218
- Rental Mobil Selama di Malang & batu → 0812 6005 6003
- Second Opinion Porter Semeru (Pak Ngadiono) → 081294213316
Rincian Biaya bisa dilihat DI SINI
Terima Kasih
There are many paths but only one journey.
— Naomi Judd