3 Air Terjun di Lumajang yang Siap Menentramkan Hatimu
Nama Lumajang, salah satu kabupaten yang berada di wilayah Jawa Timur, mungkin sudah identik dengan 2 gunung besar nan indah yang masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yaitu Gunung Semeru dengan Mahamerunya dan Gunung Bromo dengan pasir berbisiknya. Namun tahukah kalian kalau Lumajang tidak hanya soal 2 gunung tersebut? Lumajang juga memiliki beberapa air terjun yang akan memukau kalian. Untuk yang belum tahu dan juga mau tahu, berikut ini adalah 3 air terjun di Lumajang yang siap untuk memanjakan mata dan menentramkan hati kalian:
Air Terjun Tumpak Sewu
Berjarak sekitar 65 KM dari Stasiun Malang, air terjun di Lumajang yang pertama dan siap untuk membuat kalian terpukau adalah Tumpak Sewu. Secara Geografis, Tumpak Sewu masuk ke dalam 2 wilayah, yaitu wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Namun dari segi kunjungan, jalur Lumajang merupakan jalur favorit untuk dilalui, karena memang jalurnya lebih mudah dan pemandangannya lebih mengagumkan.
Tak seperti air terjun pada umumnya yang hanya memiliki 1-3 jalur curahan air, Tumpak Sewu ini memiliki banyak sekali jalur untuk menjatuhkan air tersebut. Saking banyaknya, maka muncullah nama Tumpak Sewu. Tumpak itu artinya kumpulan, sedangkan Sewu artinya seribu. Jadi bisa diartikan secara kasar kalau air terjun Tumpak Sewu adalah air terjun dengan ribuan jalur air yang tercurah.
Dari segi bentuk pun air terjun ini tidak biasa. Dengan tinggi dinding bukit mencapai 120 meter, dinding tersebut melengkung secara alami dan membentuk setengah lingkaran. Air yang jatuh dari atas dinding bukit tersebut lantas membentuk semacam tirai raksasa yang pesonanya mampu membuat kalian tak bisa berkata-kata.
Ada 2 tempat di jalur Lumajang untuk bisa menikmati air terjun ini. Yang pertama adalah Panorama dan yang kedua adalah jalur bawah. Bagi kalian yang ingin melihat keindahan Tumpak Sewu dari atas, maka kalian bisa mampir ke Panorama ini. Di sini kalian bisa memuaskan mata kalian dengan memandangi air terjun yang memiliki daya magis ini.
Namun bila memandang dari atas dirasa belum cukup dan ingin menyentuh airnya secara langsung, maka kalian bisa menuruni tebing-tebing terjal dan berjalan ke arah bawah. Turun dan berjalanlah menyusuri aliran air dari Tumpak Sewu dan rasakan sensasi buih-buih air yang halus, dari air terjun yang bertabrakan dengan bebatuan di bawahnya, menyentuh permukaan kulit wajah kalian.
Harus diakui kalau perjalanan ke area bawah tidak akan mudah karena memang jalurnya cukup curam. Namun usaha yang kalian lakukan untuk turun tidak akan sia-sia saat kalian mencapai bagian depan mulut Tumpak Sewu. Keindahannya tak terbantahkan.
Selain air terjun Tumpak Sewu, masih dalam satu kawasan, kalian juga bisa menjumpai beberapa objek wisata lain seperti Goa Tetes, Telaga Biru dan Tebing Nirwana. Sekali berkunjung, bisa beberapa objek kalian kunjungi. Enak, kan?
Perjalanan PP menyusuri air terjun: ±2 jam
Biaya masuk: Rp 30.000/orang (sudah termasuk mengunjungi Goa Tetes, Telaga Biru, dan Tebing Nirwana)
Air Terjun Kabut Pelangi
Air terjun di Lumajang selanjutnya berada di sebelah Desa Sidomulyo, desa tempat air terjun Tumpak Sewu berada, lebih tepatnya di Desa Pronojiwo. Nama air terjun tersebut adalah Kabut Pelangi, sebuah nama yang bila didengar pertama kali akan langsung memunculkan rasa penasaran. Meskipun sama-sama berada di dalam Kecamatan Pronojiwo, keduanya memiliki keindahan yang tidak dapat dibandingkan.
Bila Tumpak Sewu lokasinya lebih terbuka, air terjun Kabut Pelangi ini bersembunyi di balik tebing- tebing tinggi dan pepohonan hijau yang rimbun. Jalan yang harus dilalui pun cenderung lebih mudah, namun sensasi yang diberikan dari perjalanan menuju Kabut Pelangi ini tetap dahsyat.
Dari lokasi parkir, kalian hanya perlu menyusuri jalur dari semen yang lama kelamaan akan berubah menjadi jalur tanah berbatu yang menurun. Beberapa rumah warga akan menjadi gerbang pembuka, sebelum akhirnya digantikan oleh hutan bambu yang didampingi oleh beberapa pohon rindang lainnya.
Sepanjang perjalanan menuruni tebing yang tinggi itu, di sebelah kiri, kalian akan ditemani suara gemuruh air sungai yang membelah perbukitan. Ikuti saja terus jalannya hingga kalian menjumpai sungai kecil dengan air terjun berdebit air tak terlalu besar yang berada di sampingnya, susuri terus sungai itu. Air terjun yang kalian lihat ini bukanlah Kabut Pelangi, melainkan “Dwarapala” yang seolah ingin berkata, “sebentar lagi kamu akan sampai. Jangan jemu dengan perjalanan ini.”
Jalurnya akan semakin menyempit dan mulai dipenuhi oleh bebatuan besar. Tak ada lagi tanah halus, hanya batu yang akan menjadi alas kaki kalian. Sebelum benar-benar tiba, kalian harus menaiki tangga bambu guna memanjat bongkahan batu besar yang berselimutkan dedaunan dan menutupi jalan. Suara air terjun sudah mulai terdengar dari sini. Tak sampai 5 menit berjalan, kalian akan berjumpa dengan air terjun Kabut Pelangi yang lokasinya agak di pelosok.
Debit air Kabut Pelangi ini sangatlah deras. Ia jatuh dari ketinggian 100 meter di atas tanah yang berketinggian 1.229 MDPL. Air deras yang mengalir di lembah curam itu kemudian menghujam bebatuan yang ada di bawahnya, pecah dan lantas menjadi bulir-bulir kecil yang terbawa oleh angin. Terbiaskan oleh cahaya sang mentari, bulir-bulir air tersebut lalu memunculkan fenomena pelangi. Itulah alasan mengapa air terjun ini bernama Kabut Pelangi.
Pelanginya memang tidak bisa selalu terlihat. Ada momen terkadang ia hilang lalu beberapa saat kemudian muncul, sama seperti kabut. Namun ada trik untuk bisa melihat pelanginya.
Lewatilah bebatuan besar yang tersusun secara acak di depan Kabut Pelangi. Naiklah ke bebatuan besar besar di sisi kanan yang menyerupai sebuah gerbang. Dari atas batu tersebut, arahkan pandangan ke arah bawah, ke arah kolam yang menjadi penampung air yang jatuh. Natara bebatuan dan kolam penampung itulah pelangi akan muncul.
Perjalanan PP menyusuri air terjun: ±1 jam
Biaya masuk: Rp 10.000/orang
Air Terjun Kapas Biru
Sedikit mendorong diri untuk berpindah sejauh 2 KM ke arah timur (lagi), masih di wilayah Pronojiwo, kalian akan bertemu dengan air terjun di Lumajang yang ketiga, yaitu Air Terjun Kapas Biru. Air terjun yang ktiga ini tidak kalah spesial dibandingkan 2 air terjun yang sudah saya ceritakan sebelumnya.
Jalur menuju air terjun Kapas Biru ini kalau boleh saya bilang merupakan perpaduan dari jalur Tumpak Sewu dan Kabut Pelangi. Jalur keluar masuknya hanya ada satu seperti halnya Kabut Pelangi, namun tingkat kesulitannya menyerupai Tumpak Sewu. Kalau boleh saya katakan, jalur menuju air terjun Kapas Biru ini adalah yang paing melelahkan.
Berawal dari lokasi parkir kendaraan, kalian akan berjalan menyusuri jalur kecil di sebelah rumah warga yang akan mengantarkan kalian melewati perkebunan warga. Setelah melewati kebun warga, jalur akan terus turun tanpa ada bonus sedikitpun. Jalurnya tanah polos yang membuat kalian harus menggunakan alas kaki dengan cengkeraman yang baik.
Perjalanan tersulit yang akan kalian lalui adalah ketika menuruni tebing menggunakan tangga yang sudut elevasinya nyaris 90º. Kalian harus berpegangan kuat dan melangkah turun dengan hati-hati di sini. Sesudahnya, jalur zig-zag menurun sudah menanti untuk memakan tenaga kalian. Jaga pace kalian dan jangan melangkah dengan terburu-buru.
- Baca Juga: Rute Lengkap Pendakian Gunung Semeru
Saya tidak bisa membayangkan bila hujan deras terjadi di sini. Ada kemungkinan jalur ini tidak akan bisa dilalui sama sekali.
Namun bukanlah perjalanan kalau tidak memberikan kejutan. Usai melewati jalur zig-zag itu, kalian akan menjumpai area sawah milik warga yang letaknya persis di bawah tebing, Jadi kalian akan melangkahkan kaki dengan pemandangan sawah nan hijau di sisi kiri dan sungai yang jernih di sisi kanan.
Melewati sawah, dengan jalur yang kembali menanjak, sebuah jembatan bambu sudah menanti untuk disebrangi. Di belakangnya, air terjun memesona sudah tak sabar untuk disambangi, itulah Air Terjun Kapas Biru. Letakkan barang-barangmu di saung yang tersedia tidak jauh dari air terjun dan eksplorlah air terjun ini.
Rupa air terjun Kapas Biru ini mirip seperti Kabut Pelangi, satu curahan dengan debit air deras yang membelah dinding tebing coklat yang berlumut hijau. Meskipun rupa terkesan sama, tapi ambience-nya berbeda sekali. Entah mengapa saya merasakan ketenangan di tengah “berisiknya” air yang jatuh dari ketinggian 90 meter ini. Tempat ini rasanya sangat cocok untuk berkontemplasi guna menjernihkan pikiran.
Bagian terbaik dari air terjun ini adalah ketika kalian menapaki bebatuan dan berdiri tepat di depannya. Bebatuan di depan air terjun ini sedikit tersamarkan oleh kehadiran dedaunan hijau yang begitu masif pertumbuhannya.
Sampai tulisan ini terbit, saya belum tahu kenapa namanya Kapas Biru. Mengapa bukan Kapas Putih? Saya rasa itu lebih cocok. Kapas Biru memberikan kesan seperti ada noda yang mengotori kapas itu. Beberapa sumber mengatakan nama Kapas Biru berasal dari air terjunnya yang sehalus kapas dan tebing yang membiru sebagai efek dari dialiri air yang deras. Namun buat saya, itu tidaklah masuk akal dan terkesan memaksa.
Perjalanan PP menyusuri air terjun: ±1,5 jam
Biaya masuk: Rp 7.000/orang
*****
Itu tadi 3 air terjun di Lumajang yang siap membuat kalian terpesona, siap menentramkan hati kalian saat melihatnya. Namun sebelum mengunjungi air terjun tersebut, ada beberapa tips yang akan coba saya berikan:
- Mengingat ketiga air terjun di Lumajang ini harus dicapai dengan treking yang tidak sebentar, maka persiapkanlah fisik kalian dengan benar sebelum mengunjungi ketiga air terjun ini.
- Selain fisik, peralatan yang tepat seperti alas kaki, pakaian, dan juga tas, sangat perlu menjadi perhatian kalian.
- Mendapatkan foto bagus bukanlah prioritas utama. Keselamatan kalian lebih penting. Bila mengunjungi ketiga air terjun ini, hindari untuk langsung berada di bawah curahan airnya. Berhulu dari kaki Gunung Semeru, kita tidak tahu material apa yang dibawa oleh arusnya. Jangan sampai batu besar yang terbawa lalu menymabr kepala kalian.
- Perjalanan yang baik menurut saya adalah perjalanan yang tidak terburu-buru. Gunakan waktu dengan bijak dan nikmatilah setiap langkahnya. 3 hari 2 malam adalah waktu yang tepat untuk berkunjung ke tiga air terjun ini. Bagaimana cara menuju ke sana, Mau menginap dimana, serta berapa biaya yang dihabiskan, semua sudah saya tuliskan DI SINI untuk membantu perjalanan kalian.
- Harga masuk tidaklah bersifat permanen. Dapat berubah sewaktu-waktu.
Don’t Listen to What They Say. Go and See it.
–Unknown