8 Cara Membahayakan Diri saat Mendaki Gunung
Sama halnya seperti tulisan saya sebelumnya tentang cara merusak gunung saat mendaki, pada tulisan kali ini pun kamu tidak sedang salah membaca. Ya, kali ini saya akan mencoba untuk memberi tahu kamu bagaimana cara untuk membahayakan diri kamu (dan mungkin juga orang lain) saat melakukan pendakian. Perjalanan ‘berbahaya’ merupakan hal yang kamu cari, kan?
Tidak Perlu Melakukan Persiapan Fisik
Terutama buat kamu yang baru saja mau mulai mendaki, kamu tidak perlu melakukan persiapan fisik seperti berlari atau angkat beban untuk melatih jantung dan otot-otot kamu. Anggap saja pergi mendaki itu sama seperti pergi ke mall yang bisa pergi tanpa harus melakukan persiapan. Cukup ganti baju, masukkan barang-barang yang dianggap penting ke dalam carrier dan langsung saja berangkat.
Gunung itu sumber energi kok. Pepohonan akan memberikan oksigen terbaik untuk kamu, tanah akan mengeluarkan air untuk memberikan kesegaran bagi kamu saat mulai lelah, dan burung-burung akan bernyanyi untuk menyemangati kamu. Perlunya persiapan fisik yang matang untuk naik gunung adalah mitos. Utamakanlah spontanitas.
Jangan Mencari Informasi Sebelumnya Terkait Gunung yang Ingin Kamu Daki
Tidak mencari informasi adalah cara membahayakan diri selanjutnya. Informasi apa sih yang dimaksud? Bisa banyak hal. Entah itu tentang cara ke sana, berapa biaya pendakian, apakah jalurnya sedang dibuka atau ditutup, dan lain-lain.
Memang sebenarnya kamu tidak perlu mencari informasi tentang gunung. Sebagai anak muda, semboyan whatever happens, happens haruslah dikedepankan. Lagi pula untuk menuju ke lokasi hanya perlu bertanya kepada orang lain di jalan, toh bahasa yang digunakan masih sama, Bahasa Indonesia.
- Baca Juga: Rute Pendakian Gunung Merbabu via Cuntel
Untuk jalur pendakian pun sudah jelas, sudah ada ada path-nya dan kamu hanya perlu mengikuti jalur yang sudah ada. Gunung di Indonesia itu mudah kok didaki, jadi mencari informasi sebelum mendaki itu hanyalah membuang-buang waktu. Lebih baik memikirkan mau bergaya seperti apa untuk difoto setelah kamu nanti tiba di puncaknya atau mau ajak gebetan yang mana untuk menikmati gunung tersebut.
Jangan Membawa Logistik yang Cukup
Saat ingin mendaki, bawalah logistik sesedikit mungkin. Cukup beban hidupmu saja yang berat, jangan ditambah lagi dengan barang bawaan di pundakmu. Buat perjalananmu menyenangkan. Bawalah satu baju, celana (dalam), dan kaos kaki ganti saja.
Untuk makanan, bawa saja cemilan untuk dirimu dan lagi-lagi jangan terlalu banyak. Kalau makananmu kurang, mintalah kepada kawanmu atau bahkan pendaki lain. Buat apa ada teman kalau bukan untuk direpotkan, kan? Niat adalah modal utama dan terbesar yang harus kamu bawa. Tenda? Lagi-lagi biarkanlah temanmu yang menyediakannya bagi kamu. Kamu hanya perlu tahu masuk dan tidur di dalamnya.
Berpisahlah dari Rombongan
Jika kamu merasa langkahmu lebih cepat dari teman-teman rombonganmu, tinggalkanlah mereka dan berjalanlah sendiri di depan. Saya tahu betapa menyiksanya menunggu mereka yang jalannya lambat. Merekalah yang harus menyesuaikan diri dengan kecepatanmu, bukan sebaliknya.
Sebelum meninggalkan mereka, buatlah janji untuk bertemu di satu titik tertentu, misal di Pos 5 atau di Pos 6. Berjalan bersama memang penting, tapi kamu juga memiliki hal dalam dirimu yang harus dipuaskan, jadi meninggalkan rombongan sementara karena kamu berjalan lebih cepat bukanlah sebuah pelanggaran. Pastinya banyak pendaki lainnya saat kamu melakukan pendakian jadi kamu tidak akan mungkin tersesat atau salah jalan.
Gunakan Pakaian yang Tidak Sesuai
Selain untuk merasakan nuansa yang berbeda dan udara yang segar, alasan lain dibalik kamu melakukan pendakian adalah ingin mendapatkan hasil foto yang keren untuk diunggah di sosial media, kan? Ngaku aja, nggak usah bohong. “Template” pakaian anak gunung (kemeja flanel, kaos pecinta alam, celana kargo, buff, sepatu gunung) bukanlah sesuatu yang keren untuk diunggah, terlalu kaku, terlalu umum dan membuatmu terlihat sama dengan pendaki lain.
Guna menunjang hasil foto yang maksimal saat melakukan pendakian (khususnya saat candid), maka gunakanlah perlengkapan seperti baju, celana, sepatu, dan tas yang mahal. Kenakanlah brand mahal seperti Gucci, Bape, Supreme, Off White, dan juga sneakers AJ1. Gaya nomor 1 dan keselamatan nomor sekian puluh. Yang penting keren dulu, urusan lainnya belakangan.
Meremehkan Gunung
Nilailah tingkat kesulitan gunung hanya berdasarkan ketinggiannya. Semakin tinggi gunung tersebut, semakin susah untuk didaki. Jadi ketika kamu sudah pernah mendaki Gunung Semeru dengan ketinggiannya yang mencapai 3676 meter, kamu sangat boleh menganggap remeh gunung yang tingginya lebih rendah seperti Gunung Cikuray atau Gunung Andong.
Masa iya sih kamu sudah pernah mendaki gunung yang lebih tinggi lantas tidak bisa mendaki yang lebih rendah? Tidak ada gunung yang tidak bisa didaki dengan mudah, bro.
Menantang Gunung
Jangan percaya kalau di gunung itu ada “penunggunya”. Jangan dengarkan kalau ada yang bilang di gunung itu ada mahkluk tak kasat mata. Cerita-cerita yang beredar mengenai pendaki hilang di gunung itu bukanlah akibat dari makhluk-makhluk tersebut. Jangan percaya sampai kamu buktikan itu sendiri.
“Tantanglah” makhluk-makhluk tersebut dalam hatimu saat melakukan pendakian. Suruh mereka dalam hatimu untuk keluar kalau memang mereka ada. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, kamu akan selalu ada dalam lindungan-Nya. Tak ada satu pun mahkluk asing yang bisa mengganggumu.
Berbohonglah kepada Orang Tua
Sebagai info Bambang pamungkas, buat kamu yang dilarang pergi naik gunung oleh orang tuamu, maka berbohonglah kepada mereka. Jangan bilang kamu ingin pergi naik gunung, tapi katakanlah kamu hendak menginap di rumah teman atau kantor selama beberapa hari karena ada sesuatu hal penting yang harus dikerjakan.
Untuk memperkuat alibi-mu, lakukanlah proses packing dan sedikit persiapan di rumah temanmu atau kantor. Kalau kamu melakukannya di rumah, pasti ketahuan dong bohongnya. Berbohong sedikit kepada orang tua nggak masalah dong, toh nanti kalian juga kembali lagi ke rumah, kan? Orang tua itu pemaaf kok.
*****
Itu tadi beberapa cara untuk membahayakan diri saat melakukan pendakian. Kamu tidak percaya dengan apa yang sudah saya tulis? Silakan dicoba sendiri ya. Sebagai tambahan, langgar semua don’ts yang tertulis di peraturan pendakian, niscaya pendakian kalian akan menjadi extra berbahaya.
Selamat merenungkannya ya 🙂
Mountain is not a place to visit. It’s a home
–Unknown