Mengawali Liburan di Bali dengan Sarapan di Monsieur Spoon Seminyak
Monsieur Spoon – Sarapan bukanlah suatu hal yang menarik dan keharusan bagi saya. Sudah lama saya meninggalkan hal yang kabarnya menjadi ‘kebiasaan umum’ bagi orang Indonesia itu. Kalau tidak sarapan, katanya tidak bisa beraktivitas dengan optimal. Kalau tidak sarapan, katanya tidak ada tenaga untuk memulai hari. Semua ‘katanya-katanya’ itu terbukti benar hanya ‘katanya’. Saya tetap bisa beraktivitas dengan baik meskipun tidak sarapan.
Kebiasaan tidak sarapan ini membuat saya menjadi pribadi yang sedikit santai dan tidak rewel ketika liburan. Saya tidak harus bangun pagi hanya untuk memenuhi perut dengan makanan. Perut saya termasuk perut yang asyik. Ia baru akan memberikan alarm untuk diisi setelah pukul 12 siang.
Namun pagi itu saya tidak bisa menampik ajakan teman-teman untuk sarapan di Monsieur Spoon di daerah Seminyak, lebih tepatnya di Jl. Kayu Cendana Oberoi No.2, Kerobokan Kelod, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Bukan karena perut sudah keroncongan saya menerima ajakan sarapan itu, tapi lebih karena penasaran.
“Hari ini kita sarapan di Monsieur Spoon, ya?” Ucap salah seorang teman sekitar pukul 06:30 WITA saat kami masih berada di sebuah villa di daerah Seminyak.
“Tempat apa pula itu?” Tanyaku. Membaca namanya dengan benar saja sulit. Beberapa kali saya coba mengucapkan kembali kata monsieur itu dengan benar, tapi gagal. Itulah pertama kali saya mendengar nama Monsieur Spoon.
“Apa bisa saya makan makanan yang ada di sana?” Tanyaku dalam hati ketika mendengar nama restoran itu pertama kali. “Biasanya nama restoran yang sulit dibaca itu menunya aneh-aneh dan harganya mahal, kan?” *sambil mengusap dompet yang ada di saku kanan*
Dari namanya, saya bisa menduga kalau itu adalah restoran Perancis. Namun apa yang disajikan di sana masih misteri bagi saya. Makanan perancis yang selalu terngiang dalam ingatan saya hanyalah escargot, hidangan berbahan bekicot yang tinggi protein, rendah lemak, rendah karbohidrat, kaya akan zat besi, magnesium, kalium, fosfor, vitamin B kompleks, dan vitamin E yang penting sebagai antioksidan. Namun entah kenapa firasat saya mengatakan kalau makanan di sana enak, tidak berat, dan bukan escargot.
“Sudah, ikut saja. Kamu tidak akan kecewa.” Jawab teman saya itu. Tanpa sempat googling, saya pun langsung berangkat ke sana. Saya yakin teman saya tidak mungkin mengajak saya ke tempat makan yang tidak enak.
Monsieur Spoon
Mobil yang kami tumpangi pun berhenti tepat di depan Monsieur Spoon Seminyak. Di bagian depan bangunan itu tertulis dengan cukup besar ‘Monsieur Spoon, French-Bakery Cafe’. “Wah, makan roti-roti-an nih.” Ucap saya dalam hati.
Begitu masuk pintu utamanya, kumpulan roti dengan beberapa warna dan aneka bentuk sudah menyapa dari balik dinding kaca. Roti khas Perancis yang bernama croissant itu terbaring nyaman di atas anyaman kayu mendatar dan terlihat begitu menggiurkan. Belum sempat bertanya apa-apa kepada 2 pelayan yang berdiri di belakang roti-roti tersebut, saya langsung diajak untuk masuk lebih dalam dan mengambil tempat duduk untuk memilih apa yang akan saya makan lewat daftar menu yang sudah disiapkan.
Sembari berjalan, mata ini pun memandangi kondisi cafe 1 lantai tersebut. Bangunannya sendiri cukup simple, tidak terlalu lebar dan lebih memanjang ke belakang. Lantainya merupakan kombinasi dari ubin hexagonal dan parket berbentuk persegi panjang. Temboknya dibiarkan menggunakan warna dasar dari semen, tidak diberi cat berwarna apapun. Untuk membuat tembok-tembok itu tidak terlalu kosong, digantunglah beberapa benda seperti cermin, papan tulis hitam yang bisa ditulis-tulis, dan juga lampu dinding bergaya Nordic America minimalis dengan tiangnya yang melengkung cantik.
Dari arah pintu masuk, di sebelah kiri space untuk berjalan, kursi dan meja tersusun cukup rapi di atas ubin, dengan beberapa pendingin udara berwarna putih yang berjajar rapi di atasnya. Setelah berunding, akhirnya kami memilih duduk di kursi merah berbentuk huruf U, dengan meja kayu di tengahnya. Lokasinya persis sebelum pintu keluar menuju halaman belakang.
- Baca Juga: Santap Siang Cantik di Medja Restaurant
Nah, sebelum membahas makanan yang dipesan, saya sempat ke halaman belakang yang juga masih area dari Monsieur Spoon. Sumpah, bagian luarnya ini cantik banget. Di tengah modernitas yang coba ditampilkan Monsieur Spoon di area dalam, ternyata ada nuansa alam dan pedesaannya di bagian belakang (luar). Sawah hijau nan cantik membentang luas di area belakang. Dengan ditemani pepohonan dan rerumputan sebagai pembatas dengan sawah, area luar ini nyaman banget menurut saya.
Sayang sekali, ketika kami tiba di area belakang ini, seluruh meja sudah ditempati. Ya, wajar banget sih sudah penuh sebab tempatnya nyaman banget. Saya rasa area luar ini merupakan spot favorit para pengunjung Monsieur Spoon untuk bersantai sambil mengunyah roti dan menyeruput kopi.
Makanan dan Minuman
Begitu pantat ini mendarat di kursi yang telah disediakan, seorang pelayan langsung menyodorkan daftar menu kepada kami. Seketika saya langsung dibuat bingung oleh nama-nama yang hadir dalam menu tersebut. Ada Spoon Crogue Monsieur, Avocado Bruschetta, Quiche Loraine, New York Bagel, dan lain-lain. Semuanya terasa begitu asing. Mungkin yang masih cukup akrab bagi telinga hanyalah Chicken Cordon Bleu dan Steak Frites.
Dengan cepat salah seorang teman berteriak, “Almond Croissant 2 + Cappucino“, disusul oleh pesanan dari teman-teman saya yang lain. Sepertinya memang teman-teman saya ini sudah sering mampir ke sini jika berkunjung ke Bali. Berbeda dengan saya yang baru pertama kali.
Tak ingin membuat menunggu, saya pun memesan Breakfast Burger. Alasannya simple sekali, karena ada bacon di dalamnya. Saya memang begitu anaknya. Ada babi sedikit, langsung tertarik.
“Kamu harus coba croissant-nya, Us. Pasti kamu ketagihan deh. Mama saya selalu titip untuk bawa pulang croissant ini setiap kali saya ke Bali.” Ujar salah seorang teman. Ya, mau bagaimana lagi, waktu itu saya belum tertarik dengan croissant yang namanya sangat sulit diucapkan dengan benar. Saya seperti orang mau buang dahak setiap kali berusaha mengucapkan sebutan roti khas Perancis itu dengan benar. (Dibaca: k(r)wäˈsänt)
Sedikit intermezo. Monsieur Spoon merupakan sebuah cafe dengan cita rasa Perancis yang dibuat oleh 2 orang sepupu asal Paris pada tahun 2012. Sejak awal kehadirannya di Bali, Monsieur Spoon sudah menghadirkan roti-roti dan kue khas Perancis yang dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang berkualitas. Menu andalannya apalagi kalau bukan croissant. Keotentikan rasanya membuat Monsieur Spoon mendapat tempat dari para pengunjung di Bali. Sampai saat ini, Monsieur Spoon sudah hadir di 6 tempat di Bali, yaitu Petitenget, Canggu, Seminyak, Perenenan, Umalas, dan Ubud.
Kembali lagi ke Monsieur Spoon Seminyak. Tak lama berselang setelah kami memesan, satu per satu hidangan itu pun datang. Kami pun lantas larut dalam kenikmatan makanan kami masing-masing. Saya pun sibuk menikmati Breakfast Burger yang berisi potongan ayam panggang yang lezat, bacon yang gurih, telur, potongan bawang, selada, dan tomat. Bagi saya, burger ini cukup enak, walaupun belum menyentuh level “meninggal” yang kerap diucapkan para food vlogger untuk mendeskripsikan rasa yang enak banget.
- Baca Juga: Lezatnya Babi Kuah Pasar Gede
Melihat saya yang sudah habis menyantap burger dengan cepat, teman yang berada di sebelah saya pun menyodorkan Almond Croissant-nya yang masih utuh. “Nih, cobain. Pasti kamu suka.” Ucapnya.
Ya berhubung dipaksa, saya pun menerima umpan lambung tersebut. Dan ternyata pemirsa, Almond Croissant-nya itu enak banget. Kalau food vlogger berhenti pada kata meninggal untuk makanan yang enak banget, saya tidak. Almond Croissant-nya ini bikin saya meninggal, bangkit, sampai meninggal lagi saking enaknya. Meninggalnya sampai 2x, yang berarti memang enak banget. Kulitnya itu gurih dan rasa almond-nya terasa banget.
Jujur, croissant ini sebenarnya bukan makanan yang baru bagi mulut ini. Dalam beberapa kesempatan, saya pernah mencicipinya, hanya saja memang tidak tahu namanya (lupa nama, ingat rasa). Cuma tahu kalau itu roti. Dan sepanjang hidup saya makan croissant, Almond Croissant di Monsieur Spoon inilah yang paling enak.
Sontak saya pun langsung memanggil pelayan dan memesan 2 Almond Croissant. Seorang teman lainnya memesan Black Chocolatine yang tak kalah enak sebagai hidangan tambahan. Buat kalian para kaum vegan, kalian juga bisa makan di sini kok. Untuk para vegan, Monsieur Spoon menghadirkan Super Healthy Bowl yang berisi smoothie buah naga dan pisang, granola buatan sendiri, kelapa parut, seeds, Goji Berries dan beberapa buah segar. Tidak hanya itu, ada juga Vegetarian Salad dan Monsieur Spoon Granola.
Saya pun dibuat tidak sabar menunggu hadirnya Almond Croissant. Begitu mereka hadir, langsung saya tidak beri ampun. Kedua croissant itu meluncur mulus ke dalam perut melalui perosotan kerongkongan yang sebelumnya telah di-scanning dan dihaluskan di gerbang mulut oleh pasukan gigi dan komandan lidah.
Untuk membuat mulut kembali bersih, saya pun memesan jus jeruk dingin. Kombinasi antara jus jeruk, Breakfast Burger, dan Almond Croissant di pagi hari rasanya begitu pas. Tidak terlalu kenyang, tapi bisa menjaga perut aman hingga makan siang datang.
Puas mencicipi beberapa menu di Monsieur Spoon Seminyak, saya dan teman-teman pun segera kembali ke villa, dengan membayar terlebih dahulu tentunya. Harga croissant-nya ini nggak mahal-mahal banget kok, hanya Rp 18.000/buah. Makanan berat lainnya pun harganya masih di bawah Rp 100.000. Cukup masuk akal dan kantong, kan?
Bagi kalian yang ingin sarapan ketika berada di Bali, saran saya ke Monsieur Spoon saja. Jangan lupa cobain croissant-nya ya. Kalau bisa pilih kursi yang berada di area outdoor belakang. Nikmatnya ngobrol-ngobrol cantik sembari ditemani embusan angin, hijaunya padi yang menari, burung-burung yang bernyanyi, secangkir cappucino atau machiatto, dan croissant paling enak seantero Bali, tentunya tidak akan kalian temukan di tempat lain, kecuali di sini.
People who love to eat are always the best people
–Julia Child