Mengenal Hitchhiking Lebih Dekat
Dalam dunia traveling saat ini, banyak sekali istilah yang diberikan kepada si pelaku perjalanan berdasarkan cara mereka melakukan perjalanan itu sendiri. Sebut saja flashpacker, yaitu pejalan yang berorientasi pada pengalaman ketika melakukan perjalanan. Ada juga backpacker, yaitu mereka yang melakukan perjalanan dengan cara yang simple dan menekan biaya serendah mungkin. Tapi apa kalian pernah mendengar istilah hitchhiker?
Mungkin istilah tersebut terdengar asing dan cenderung baru di telinga kalian. Kalau kalian menduga bahwa hitchhiker itu ada kaitannya dengan pendakian karena ada kata hike pada hitchhiker, kalian tidak sepenuhnya salah karena metode hitchhiking ini bisa juga kalian gunakan ketika kalian ingin melakukan pendakian.
Lantas apa dong hitchhiking itu? Buat kalian yang belum tahu apa itu hitchhiking dan bertanya-tanya terus pada hati sanubari yang terdalam tentang apa itu hitchhiking, berikut ini adalah penjelasan yang saya tulis agar kalian tidak penasaran.
Apa sih Hitchhiking itu?
Hitchhiking atau yang biasa disingkat dengan hitching merupakan suatu gaya dalam melakukan perjalanan dengan cara menumpang kendaraan orang lain sehingga biaya transportasi untuk melakukan perjalanan tersebut adalah Rp 0,- alias GRATIS. Pelakunya disebut dengan hitchhiker. Seneng kan kalau dengar kata ‘gratis’?
Oh, jadi hitchhiking itu numpang ya. Berarti sama dong ya dengan nebengers?
Kalau hanya dilihat dari “numpangnya” aja sih memang sama-sama numpang. Namun yang membedakan adalah cara mendapatkan tumpangan tersebut.
Kalau di nebengers, kita mendapatkan tumpangan melalui aplikasi. Jadi si pencari tumpangan akan membuka aplikasi dan menuliskan rute yang ingin dituju. Setelah selesai, maka akan muncul keberadaan si pemberi tumpangan yang bisa kita tebengin. Kita hanya perlu chat si pemberi tumpangan dan setelah terjadi kesepakatan, pada waktu dan tempat yang telah ditentukan, si pemberi tumpangan akan bertemu dengan kita yang mau nebeng.
Sedangkan pada hitchhiking, si hitchhiker akan menumpang kendaraan di pinggir jalan secara ‘spontan’ tanpa tahu kendaraan jenis apa yang akan dia tumpangi dan siapa yang membawa kendaraan tersebut. (Umumnya) Proses berkenalan baru akan berlangsung saat seorang hitchhiker sudah berada di atas kendaraan.
Wah, serem juga ya. Berarti hitchhiker nyegat kendaraan orang ya?
HEH!!!!! Hitchhiker itu bukan oknum anak STM yang suka numpang dengan cara berhentiin paksa mobil pick up yang sedang melaju ya. Hitchhiker juga bukan begal.
Dalam melakukan hitchhiking, ada etika dan peraturan tidak tertulis yang berlaku, salah satunya adalah tidak boleh memaksa. Pernah nonton film barat yang aktor atau aktrisnya berdiri di pinggir jalan dan ‘memberhentikan’ kendaraan dengan bermodalkan jempol kan? Nah, kira-kira seperti itulah salah satu cara mendapatkan tumpangan ketika melakukan hitchhiking.
Cara lain untuk mendapatkan tumpangan ketika hitchhiking adalah dengan menggunakan media sign seperti kertas atau kardus yang diberi tulisan “Butuh Tumpangan” atau bisa juga menuliskan tujuan seperti “Amsterdam”. Tulisan tersebut kita bentangkan lebar-lebar di pinggir jalan dan berharap ketika ada orang yang lewat, membaca tulisan tersebut lalu berhenti dan kemudian memberikan tumpangan.
Yang diharapkan oleh hitchhiker adalah KERELAAN (KEIKHLASAN), bukan KETERPAKSAAN dari si pemberi tumpangan.
Kalau gitu bahaya dong ya kalau kita menumpang kendaraan dari orang yang tidak kita kenal?
Kalau tidak tidak hati-hati, menyeberang jalan sekalipun menjadi kegiatan yang berbahaya. Kita bisa saja tertabrak oleh kendaraan yang sedang melaju cepat. Begitu pula dengan Hitchhiking, selama kita melakukannya dengan hati-hati, maka kegiatan ini akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Satu yang selalau saya tanamkan pertama kali, berpikirlah positif ketika ingin melakukan hitchhiking dan berdoalah sebelum melakukannya.
baca juga: Traveling? mandi di bandara aja.
Jadi apa aja nih yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan Hitchhiking?
Okay, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan versi saya:
- Mental yang kuat
Kegiatan ini kelihatannya mudah, padahal belum tentu. Seringkali orang tidak berani melakukannya dengan alasan takut, padahal mereka hanya membayangkan dan belum mencobanya. - Kondisi fisik yang prima
Berdiri di pinggir jalan dengan waktu yang tak menentu dan berpindah-pindah kendaraan dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain bukanlah perkara enteng. Belum lagi kalau barang bawaan kita cukup banyak. Oleh sebab itu, fisik yang prima adalah hal yang wajib. - Spanduk atau Kardus & Spidol
Kalian bisa mencetak spanduk kecil yang bertuliskan misalnya “numpang dong” untuk kalian bentangkan ketika melakukan hitchhiking. Memang agak mahal namun spanduk ini bisa digunakan untuk hitching-hitching selanjutnya.
Kalau mau yang murah, kita bisa menggunakan kartus bekas untuk ditulisi. Ini memang lebih murah namun tidak terlalu tahan lama, apalagi bila terkena hujan (seringnya sih tulisannya luntur). - Jas Hujan dan atau Payung
Dalam melakukan hitchhiking, cuaca tentunya tidak akan selalu cerah. Bisa saja saat sedang mencari tumpangan lalu hujan mengucur deras. Untuk itu, sedialah payung sebelum hujan. - Obat-obatan pribadi
Saat melakukan hitchhiking, mungkin kita sedang dalam kondisi yang sehat banget. Tapi siapa yang tahu kedepannya, siapa tahu kita sakit atau kecelakaan *amit-amit*. Untuk itu bawalah selalu obat-obatan bersama kamu. Siapa tahu obat-obatan tersebut bukan hanya bermanfaat buat kamu tapi juga buat si pemberi tumpangan. Ya kan? - Headlamp
Kalau kamu berangkat malam atau berjalan melewati tempat yang gelap. - Maps (GMaps)
Penunjuk rute dan mengetahui posisi terkini. - Powerbank
Udah tahu lah ya ini fungsinya buat apaan. - Uang Lebih
Menjadi seorang Hitchhiker bukan berarti menghilangkan pengeluaran transportasi ketika traveling dan hanya membawa uang PAS untuk makan, sewa kamar dan tiket masuk tempat wisata. Kita tetap perlu membawa uang lebih guna berjaga-jaga kalau kita tidak mendapat tumpangan (ya naik angkutan umum). - Barang-barang lainnya yang kamu anggap penting
Kalau kamu anggap bawa catokan itu penting, ya silahkan dibawa. Tapi pastikan barang bawaan kamu tidak terlalu banyak agar mempermudah mobilitas kamu saat berganti-ganti kendaraan.
Terus, ada aturan cara berpakaian gak?
Aturan tertulis sih tidak ada, tapi usahakanlah untuk berpakaian yang rapi. Maksudnya rapi gimana? Contohnya jangan pakai celana dengan gaya sobek-sobek atau bolong-bolong. Kenapa? Because first impressions do matter. Dengan berpakaian rapi, kesempatan kita untuk mendapatkan tumpangan, terutama mobil pribadi, menjadi lebih besar. Kalau kamu di posisi yang punya mobil, kira-kira mau gak kasih tumpangan buat orang yang penampilannya gak rapi?
Untuk para wanita, usahakan tidak memakai pakaian yang sexy. Kita menumpang guna mencapai tujuan yang sudah kita tentukan, jadi seminimal mungkin kurangi hal-hal yang bisa membahayakan diri. Dengan berpakaian sexy mungkin bisa lebih cepat dapat tumpangan, tapi hal tersebut bisa “mengundang” hal-hal lain.
Oh iya, Boleh gak Hitchhiking sendirian?
Ya boleh saja, tapi harus selalu hati-hati ya. Lebih enak sih kalau berdua atau bertiga karena akan jauh lebih aman. Kemungkinannya, semakin banyak orang maka semakin aman, tapi akan semakin susah juga dapat tumpangannya. Contoh: Kalian akan pergi hitchhiking dengan 5 orang (total 6 orang termasuk kamu), sudah tidak mungkin dapat tumpangan sedan. Mendapatkan tumpangan MPV pun akan susah jika di dalam mobil itu sudah ada 2 orang. Kemungkinan terbesar yang akan menganggkut kamu ya kendaraan dengan bak terbuka.
Lalu yang perlu diperhatikan, jika 2 orang melakukan hitchhiking (laki-laki dan wanita), pastikan si hitchhiker wanita selalu duduk di dekat pintu dan hitchhiker laki-laki yang duduk di dekat supir atau penumpang lain yang memang sudah ada di mobil tersebut. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari hal yang tidak diinginkan.
Minta tipsnya dong biar dapat tumpangan pas Hitchhiking
Ini tips versi saya dan dan beberapa masukan dari senior yang berhasil saya tangkap:
- Jangan Curhat
Ketika melakukan hitching, kita bisa menggunakan media tulisan yang kita bentangkan (seperti kardus atau spanduk) untuk mempermudah mendapatkan tumpangan. Nah, pastikan tulisan kalian itu singkat dan mudah dibaca. Misalkan kamu mau menumpang ke Bogor dari Rawamangun, kamu tulis aja “NUMPANG KE BOGOR” atau kalau mau lebih simple tulis saja “BOGOR”. Dengan begini, pengendara yang lewat akan lebih mudah untuk tahu maksud dan tujuan kamu. “Oh, orang ini mau numpang ke Bogor toh”
Hindari tulisan curhat seperti “Woy, saya mau ke Bogor. Bisa kasih tumpangan atau nggak? Semoga rejekinya lancar yang ngasih saya tumpangan ke arah Bogor”. Selain butuh kertas/kardus yang panjang agar tulisannya terlihat, pengendara pun sudah terlalu malas untuk membacanya karena fokus mereka itu berkendara bukan baca curhatan kamu. - Tanjakan / Turunan
Jangan pernah “memberhentikan” kendaraan di tanjakan atau turunan. Tidak semua kendaraan kuat menanjak kembali setelah sempat berhenti dan tidak semua kendaraan akan melihat kita saat melaju cepat di turunan. Satu lagi, jangan juga melakukannya di tikungan. - Strategis
Carilah kendaraan di lokasi-lokasi strategis seperti pom bensin, lampu merah, pintu keluar mall atau rumah sakit, gerbang tol dan pasar. Saat mereka sedang melaju pelan atau bahkan berhenti, itulah salah satu kesempatan emas. Kemungkinan pengendara membaca sign kita akan lebih besar dan kalau mereka sudah memberi kode, segeralah mendekati mereka dan bernegosiasilah. - Tempat Terang
Jika kamu melakukannya di malam hari, pilihlah tempat yang terang untuk memberikan sign. Selain kamu lebih mudah terlihat, tulisanmu pun lebih mudah terbaca. Siapa juga yang mau kasih tumpangan kalau kamu berdiri di tempat yang gelap? - Dilarang Berhenti
Secara tidak sadar, terkadang kita mungkin berdiri di bawah plang “Dilarang Berhenti” ketika menantikan tumpangan. Menurut kalian, akankah pengendara waras berhenti di bawah rambu “dilarang berhenti” ? - Lokasi Akhir
Jangan langsung menuliskan tujuan akhir kamu di media sign yang kamu gunakan. Misal: Kamu dari Rawamangun mau ke Puncak. Lalu di pinggir jalan kamu membentangkan tulisan “Numpang ke Puncak”.
Tidak semua (atau tidak banyak) kendaraan dari Rawamangun yang langsung mau ke Puncak. Kalau seperti itu, maka kecil kemungkinanmu untuk bisa dapat tumpangan. (Kalau bisa dapat sih mujurnya kebangetan)
Caranya, kamu harus menggunakan beberapa media sign dan bertahap. Kamu bisa mulai dari ” Numpang UKI”. Dari UKI kamu bisa membentangkan tulisan “Numpang ke Ciawi”. Dari Ciawi kamu bisa menumpang ke Gadog, kemudian Cisarua dan akhirnya sampai ke puncak. - Negosiasi
Negosiasi merupakan tahap terakhir ketika sudah ada tanda-tanda dari pengendara yang akan memberikan tumpangan dan tahap ini cukup penting. Gunakan selalu cara yang digunakan oleh teller bank yaitu 3S (Senyum, Salam, Sapa).
Jangan terlalu bertele-tele ketika ingin meminta tumpangan, tapi jangan juga terlihat memaksa. Gunakanlah bahasa yang sopan dan meyakinkan. Steven Spielberg hanya diberi waktu 2 menit ketika ditanya oleh para stakeholder mengenai film apa yang ingin dia buat. Dengan cepat dia hanya berkata “saya ingin menghidupkan kembali dinosaurus” dan akhirnya omongannya disetujui oleh Stakeholder dan jadilah film Jurassic park. Kira-kira bicara kamu haruslah se-simple dan se-meyakinkan itu.
Apa aja yang perlu kita lakukan kalau sudah mendapatkan tumpangan?
- Ajak Ngobrol
Kalau sudah berada di dalam mobil atau motor, ajaklah ngobrol si pengendara. Tapi lihat juga kondisinya ya, kira-kira suka gak nih pengemudinya diajak ngobrol. Kalau tidak suka ya jangan diajak ngobrol, tapi kalau suka ya ajak ngobrol terus. Jangan sampai ada momen “diam tanpa kata” selama beberapa menit yang bisa bikin canggung suasana.
Untuk topik pembicaraannya ya biarkan mengalir saja. Kita bisa memulai dengan basa-basi seperti bertanya nama dan tujuan dia kemana. Atau kita bisa memperkenalkan diri terlebih dahulu. Hindari pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti “sudah menikah belum?” atau “sudah punya anak?”
Kalau kamu punya kemampuan mengemudi, kamu boleh lho menwarakan jasa untuk mengemudi bergantian - Jangan tidur
Kamu itu menumpang, jadi jangan kayak raja ya. Pengendara kamu biarkan mengemudi terus kamu tidur nyenyak. - Jangan Memberi atau Menerima Makanan atau Minuman
Kita wajib curiga dengan apa yang diberikan oleh si pengemudi dan pengemudi pun wajib curiga terhadap apa yang diberikan kepadanya. Kita tidak tahu apakah ada obat bius pada makanan yang diberikan atau lainnya. Jadi, Jika ditawarkan makanan atau minuman, tolaklah secara halus agar si pengemudi tidak sakit hati. BIlang saja, “Saya sudah makan tadi pak” atau “saya bawa minum sendiri kok bu”. - Jangan Mengotori
Bertanyalah apabila kamu ingin makan atau minum di dalam mobil, apakah boleh atau tidak. Kalau boleh, jangan sampai remah-remahnya berjatuhan atau air kamu tumpah dan membasahi bagian dalam kendaraan.
Ada lagi yang perlu diperhatikan?
Ini biasanya sedikit luput dari perhatian para hitchhiker. Setiap kali kamu turun dari mobil atau motor tumpangan, entah itu untuk membeli makanan sebentar atau sekedar untuk ke toilet, selalu bawa semua barang bawaanmu bersamamu. Jangan pernah meninggalkannya di mobil/motor tersebut.
Wah, seru ya. Aktivitas kayak begini ada perkumpulan atau Komunitasnya gak?
Ada banget. Namanya HITCHHIKER INDONESIA (HHI), sebuah perkumpulan yang digawangi oleh Om Harr (Hafiz Riza) dan Thor (Seandy). Buat kamu yang mau coba hitching, silahkan gabung ke grup ini ya. Sampai tulisan ini ditulis, HHI sudah mengadakan 4 kali hitchhiking race lho. (sedikit cerita tentang HHI Race bisa dibaca di sini)
Boleh juga tuh. Kalau mau tau aktivitasnya, aku bisa menghubungi kemana ya?
Pantau aja melalui akun sosial media HHI.
Instagram = @hitchhiker_indonesia
Facebook Group = Hitchhiker Indonesia
Twitter = @hitchhiker_id
We keep moving forward, opening new doors, and doing new things, because we’re curious and curiosity keeps leading us down new paths.
— Walt Disney