Eksotisme Bawah Laut Bali Kecil
Bali… Bali.. Bali.. dan Bali, Selalu jatuh cinta dengan pulau dewata ini. Pulau yang menjadi gerbang masuknya wisatawan ke Indonesia tercinta ini memang selalu memiliki tempat spesial di hati. Apalagi bagi voyagers yang menggilai Diving, Bali ini merupakan salah satu surganya. Bagaimana tidak, Mulai dari wisata bawah laut yang alami sampai buatan semuanya ada di Bali.
Sebut saja Menjangan, salah satu tempat wall diving terbaik di dunia ini selalu ramai dikunjungi oleh Para Diver dari berbagai negara. Ada juga Tulamben Ship Wreck, tempat dimana kapal USAT (United States Army Transport) karam akibat serangan torpedo yang dilakukan oleh kapal selam Jepang pada tahun 1942.
Kapal Tentara Amerika yang karam ini juga menjadi salah satu destinasi bawah laut favorit, tercatat beberapa penyelam bebas dunia pernah menghabiskan waktuya di sini seperti Fred Buyle dan Natalia Molchanova. Kalau masih dirasa belum cukup maka Amed bisa menjadi pemuas dahaga voyagers, di Amed ini terdapat Pura bawah laut yang mempesona dan juga kapal Jepang yang karam.
Bukan Bali namanya kalau tidak menyimpan kekayaan bawah laut yang luar biasa. Bergeser sedikit ke arah tenggara Pulau Bali maka kita bisa menemukan surga bawah laut lainnya. Terdapat Tiga Pulau Bersaudara yang terlepas dari Pulau besarnya yaitu Nusa Ceningan, Nusa Lembongan dan Nusa Penida.
Daily Voyagers menyebut ketiga pulau ini “Bali Kecil”. Di sekitar tiga pulau ini, voyagers bisa menemukan obat dari penyakit kangen akibat kurangnya sentuhan akan air laut dan sakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya melihat karang yang berwarna- warni dan rombongan ikan yang berlalu lalang.
Vitamin Sea, ya! itu adalah obat dari penyakit-penyakit tersebut dan voyagers bisa mendapatkannya dengan mudah di sekitar ketiga pulau ini dan sudah terbukti ampuh. Mau tau dimana saja Vitamin Sea itu berada? berikut adalah daftar spot snorkeling dan diving yang ada di Nusa Ceningan, Lembongan dan Penida yang berhasil dirangkum oleh Dailyvoyagers:
- Manta Point
Dimulai dari yang paling favorit, sudah tentu Manta Point. Lokasi Manta Point ini berada di wilayah perairan Nusa Penida sebelah selatan. Selain suhu perairan yang hangat, Nusa Penida juga termasuk segitiga terumbu karang dunia jadi banyak nutrisi dan makanan untuk semua binatang laut termasuk untuk Manta Ray, ikan jenis pari Manta terbesar di dunia ini.Banyaknya ketersediaan plankton membuat banyak Manta Ray hidup di perairan ini. Di Spot ini, sepanjang tahun voyagers bisa menjumpai Manta Ray, tidak ada bulan atau hari khusus untuk bertemu dengan mereka. Namun seperti halnya Manta Point di daerah lain, Tempat ini pun memiliki arus yang cukup deras, sehingga dibutuhkan kemampuan menyelam yang sedikit advance baik bagi scuba diver ataupun freedivers.
Kedalaman maksimal lokasi ini sekitar 15 meter. Dari permukaan pun kita sudah bisa melihat dasar laut karena memang airnya yang sangat jernih. Umumnya Manta akan mondar mandir di kedalaman 4-6 meter dan terkadang naik ke permukaan yang berada dekat dengan tebing. Komposisi bawah laut di sepanjang tebing ini adalah bebatuan besar dan pasir pada bagian dasarnya. Kalau voyagers beruntung, maka voyagers bisa bertemu 4-6 Manta sekaligus di spot ini. Waktu pagi hari adalah waktu yang paling pas untuk melihat Manta ini.
- Crystal Bay
Masih di wilayah Nusa Penida, maju sedikit ke arah utara dari Manta Point maka kita akan sampai ke Crystal Bay. Lokasi Crystal Bay ini tepatnya berada di sebuah teluk, di Desa Penida yang lautnya langsung terhubung dengan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.Arus di sini cenderung tenang dan sangat jarang deras, mungkin karena letaknya yang berada di dalam teluk. Di tempat yang cukup dangkal, sekitar kedalaman 3 meter (sudah mau mendekati pinggir pantai), dari permukaan saja kita sudah bisa melihat warna-warni karang yang mempesona dan ratusan ikan yang berlalu-lalang, cocok untuk kamu yang sangat suka snorkeling.Kondisi karang disini sangat terjaga meskipun di tempat yang dangkal sekalipun. Salah satu kunci sukses warga disini menjaga kondisi karang tetap sehat adalah nelayan tidak diperkenankan untuk membuang jangkar bila ingin berhenti. Di Crystal Bay ini sudah terdapat tali-tali yang bagian atasnya diikat pelampung dan bagian bawahnya diikat dengan beton yang sudah mulai ditumbuhi karang.
Tali -tali tersebutlah yang digunakan untuk diikat ke kapal-kapal yang ingin berhenti sehingga para nelayan tidak perlu lagi membuang jangkar. Lokasi tali tersebut juga menunjukkan lokasi dari tempat untuk snorkeling/diving.Buat para Scuba Divers, petualangan menyelam bisa kalian lakukan di sini.
Berenang terus ke arah utara dari tempat tali-tali tersebut maka voyagers bisa menjumpai sebuah gua bawah laut dengan dasarnya yang berpasir pada kedalaman 11 meter yang mengarah ke sebuah permukaan yang berada di bawah tebing. Dari permukaan tersebut voyagers bisa mendengar suara kelelawar-kelelawar yang bertengger di atap gua. Di dalam gua bawah laut ini tidak jarang juga seekor bayi Hiu Whitetip reef bersembunyi.
Setelah sedikit menghabiskan waktu di permukaan, voyagers akan turun kembali ke saluran yang voyagers gunakan sebelumnya dan bisa membawa voyagers keluar ke perairan yang lebih dalam di luar teluk. Tetap menyelam hingga mencapai kedalaman 25 meter melewati seperti lereng bawah laut maka voyagers dapat melihat cleaning station area ikan Pelagis.
Nah yang spesial dari Crystal Bay ini adalah pada kedalaman sekitar 18 – 30 Meter voyagers bisa bertemu dengan Mola-Mola atau yang biasa disebut dengan Sunfish bila beruntung. Di tempat tersebutlah mola-mola biasa membersihkan diri (Cleaning Station Area). Oh ya, Mola-mola itu biasa berenang di kedalaman 600 Meter lho namun mola-mola sering muncul juga hingga ke permukaan untuk berjemur, itulah kenapa mereka disebut juga dengan Sunfish.
Buat para diver, bertemu dengan ikan ini akan menjadi kebanggaan tersendiri. Mola-mola selalu menjadi buruan para diver dunia dan karena itu pada bulan Agustus hingga Oktober ratusan diver akan datang ke tempat ini. Pada rentan waktu tersebutlah waktu dimana sunfish paling sering muncul. Lebar Mola-mola bisa mencapai 3 meter dan beratnya bisa mencapai 2,5 ton.
Meskipun sangat besar, mola-mola ini bukan ikan yang berbahaya dan bukan ikan pemangsa. Mola-mola ini cenderung takut terhadap gelembung-gelembung udara yang dihasilkan oleh scuba diver, jadi strategi paling baik kalau voyagers mau mendekati hewan ini adalah menghasilkan gelembung yang sangat kecil atau lakukanlah freediving. Hal lain yang membuat hewan ini spesial selain dari bentuk dan beratnya adalah lokasi kemunculannya. Di Indonesia, mereka hanya muncul ya di perairan Penida ini.
- Gamat Bay
Hampir mirip seperti Crystal Bay, Gamat Bay juga merupakan Spot Snorkeling dan diving yang berada di teluk. Lokasi tepatnya berada di antara Crystal Bay dan Toya Pakeh. Yang sedikit membedakan adalah Gamat bay lebih kecil namun arusnya lebih deras. Kalau mau diving atau snorkeling di sini umumnya kita harus cek ombak terlebih dahulu karena kalau deras maka voyagers tidak akan bisa melakukan aktivitas tersebut.Bawah laut Gamat bay dipenuhi oleh soft coral. Ketika Voyagers mulai menyelam ke arah slope (daerah yang semakin landai), voyagers bisa melihat berbagai macam ikan mulai dari pelagis dan ikan-ikan lucu yang bersembunyi di balik padatnya karang. Tetap berhati-hati ketika sudah memasuki slope ini karena arus di sini bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Visibilitas di spot ini sangat jelas, dan temperatur air juga tidak terlalu dingin. Penggunaan wetsuit sangat disarankan di tempat ini.
- Buddha Point
Buat voyagers yang sudah sering melihat patung Buddha yang ada di daratan seperti di Klenteng atau Vihara, mungkin itu hal yang biasa. Namun bagaimana kalau patung-patung Buddha tersebut terdapat di dalam laut, apakah hal tersebut masih terbilang biasa? Tentu tidak, itu pasti merupakan hal yang luar biasa.Hal luar biasa tersebutlah yang bisa voyagers temukan kala voyagers menjelajahi bawah laut antara Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, sebuah wisata bawah laut buatan yang mungkin tidak akan pernah voyagers liat di tempat lain.Sebuah artefak Patung Buddha besar yang sedang duduk bersila terlihat jelas di kedalaman sekitar 5-6 meter dengan tinggi sekitar 2,5 meter dan dikelilingi beberapa patung Buddha berukuran lebih kecil di sekitarnya.
Nuansa seperti candi Borobudur coba ditawarkan oleh spot diving atau snorkeling yang Daily voyagers sebut sebagai Buddha Point ini. Bedanya ini bukanlah tempat bersejarah atau tempat suci seperti Candi Borobudur, ini hanya kerajinan patung yang dibuat oleh seniman lokal Bali dan diletakkan di tempat ini.Menurut salah satu nelayan sekitar, tujuan dari penempatan patung-patung Buddha di sini bukan semata untuk menarik wisatawan namun juga agar karang-karang tumbuh di patung-patung tersebut sehingga laut disini menjadi kembali sehat dan lebih segar, maklum saja spot ini sangat rusak akibat pengeboman laut yang dilakukan warga dulu untuk menangkap ikan. Diharapkan dalam 10 tahun ke depan karang-karang indah sudah mulai terlihat di tempat ini.
- GT Point
Spot GT Point ini letaknya ada di Pulau Nusa Lembongan, tidak jauh dari pantai Jungut Batu. GT di sini merupakan singkatan dari Giant Trevally. Buat voyagers yang suka nonton acara TV Mancing Mania pasti tau ini nama apa. GT termasuk dalam spesies ikan laut besar yang diklasifikasikan ke dalam keluarga jack, Carangidae.Ikan GT ini bisa tumbuh hingga 170 CM dan mencapai berat 80 Kg.Ikan GT sangat terkenal akan kelezatan dagingnya lho. Tapi tunggu dulu, di spot ini voyagers tidak diizinkan untuk memburu mereka karena merekalah artis di tempat ini. Terdapat puluhan GT berwarna hitam dengan ukuran yang bervariasi tapi umumnya berukuran besar. Tidak perlu usaha yang begitu keras untuk bermain bersama mereka. Voyagers bisa menyaksikan mereka dengan 2 cara yaitu snorkeling atau melihat dari kapal bawah laut.Kalau mau melihat dari kapal bawah laut maka voyagers harus merogoh kocek tambahan, lebih baik voyagers langsung snorkeling bersama mereka karena gratis. Terkadang Bli petugas kapal bawah laut akan melempar makanan dari atas Deck kapal ke arah kita yang sedang snorkeling, saat itulah saat paling baik untuk foto bersama GT karena secara ‘garang’ kawanan GT akan langsung menyerbu makanan tersebut dan mengelilingi voyagers.
Juga terdapat patung ikan GT di spot ini yang benar-benar menandakan kalau ini memang spot khusus ikan tersebut. Patung tersebut memiliki tinggi kurang lebih 60 CM dan berada di kedalaman 5 meter.
- Mangrove Point
Masih di wilayah Nusa Lembongan, di sebelah timur pantai Jungut Batu kita akan menemukan spot snorkeling yang luar biasa bagus. Banyak ikan kecil berseliweran ditengah sela-sela padatnya karang warna-warni yang ada di spot ini. Tempat ini adalah Mangrove Point. Diberi nama Mangrove point karena memang letaknya yang berada di depan Hutan Mangrove.Yang membuat daily voyagers jatuh cinta dengan tempat ini adalah lagi-lagi tidak ada satupun kapal yang melempar jangkar di sini, semua tempat untuk kapal bersandar sudah disediakan. Metode bersandarnya kapal di sini sama dengan yang digunakan di Crystal bay, Nusa Penida. Itulah yang membuat Ekosistem bawah laut di sini terjaga dengan baik.
Buat voyagers yang ingin mencoba pengalaman bermain air yang sedikit berbeda, voyagers bisa mencoba Marine Walk, itu lho wisata bawah laut dimana voyagers bisa berjalan di dasar laut dengan menggunakan semacam helm yang dihubungkan dengan tabung Oksigen. Jadi voyagers tidak perlu takut untuk kehabisan udara di bawah. Kegiatan ini hampir mirip dengan scuba, hanya saja kalau scuba voyagers harus membawa tabungnya kemana-mana di punggung nah kalau Marine walk tidak, voyagers hanya perlu jalan biasa saja.Sumber oksigen kegiatan Marine Walk ada di kapal dan untuk menghubungkan antara sumber oksigen tersebut dengan helm yang kita pakai digunakanlah sebuah selang khusus. Tenang saja, area Marine Walk di sini sudah dibatasi kok jadi tidak akan merusak karang karena dilakukan di permukaan yang berpasir.
Itu tadi sedikit spot snorkeling dan diving yang bisa Daily voyagers bagikan untuk voyagers sekalian. Jangan lupa mampir ke sini ya kalau kalian berkunjung ke Bali. Tetaplah menjadi voyagers yang bertanggung jawab, voyagers yang tidak akan merusak keindahan alam Indonesia. Happy Traveling 🙂
Nothing is softer or more flexible than water, yet nothing can resist it.— Lao Tzu