Mengenali Sejarah & Keindahan Danau Tamblingan
Buat kalian yang sudah sering ke Bali, mungkin wisata seperti menikmati Sunset di Tanah Lot, menyaksikan Tari Kecak dengan latar Matahari terbenam di Uluwatu atau bermain air di Menjangan sudah tidak terdengar asing. Menghabiskan waktu di pinggir pantai Sanur atau Kuta sambil menikmati sebotol bir dan diiringi alunan musik sepertinya juga menjadi kegiatan yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Kegiatan wisata seperti itu rasanya sudah sangat umum dan mungkin cenderung membuat kita bosan jika terus menerus dilakukan saat kita mengunjungi Bali. Wisata di Bali memang tidak bisa lepas dari keindahan pantai-pantainya dan eksotisme budaya Hindu yang sudah sangat melekat pada Bali, namun jika voyagers ingin mencoba wisata alam yang berbeda daripada biasanya di Bali maka kalian dapat mencoba datang dan menikmati suasana sejuk dan pemandangan indah yang ditawarkan Danau Tamblingan.
Di Bali terdapat kurang lebih 4 danau besar yaitu Beratan, Buyan, Tamblingan dan Batur. Dari keempat danau tersebut Danau Batur adalah danau yang letaknya terpisah, sedangkan Ketiga lainnya saling berdekatan. Luas Tamblingan berada diurutan terakhir dari keempat Danau tersebut. Danau yang berada di lereng sebelah utara Gunung Lesung, Kawasan desa Munduk, Kecamatan banjar, Kabupaten Buleleng ini memiliki luas permukaan 1,5 KM² dengan kedalaman sekitar 90 Meter.
Karena letaknya yang berdampingan, Danau Buyan dan Tamblingan sering disebut sebagai Twin Lake. Kalau datang dari arah Denpasar menuju ke Bedugul lalu ke Munduk, maka kita akan terlebih dahulu melewati Danau Beratan kemudian Danau Buyan baru yang terakhir Tamblingan.
Seperti nama-nama tempat lainnya, nama Tamblingan juga memiliki arti. Tamblingan berasal dari kata Tamba dan Elingang. Tamba dalam bahasa Bali berarti obat dan Elingang sendiri berarti kemampuan Spiritual. Jadi Danau Tamblingan berarti Danau yang memiliki kemampuan Spiritual untuk mengobati.
Legenda nama Tamblingan berawal sekitar abad ke 10 sampai 14, saat itu disekitar danau terdapat 4 desa yaitu Munduk, Gobleg, Gesing dan Umejero. Keempat Desa tersebut diminta agar menjaga kesucian dari Danau Tamblingan. Tapi suatu ketika keempat desa tersebut terkena suatu wabah penyakit yang menular, lalu ada seorang imam yang disucikan datang ke danau tersebut untuk mengambil air.
Di Danau itu dia berdoa dan berkat kemampuan spiritualnya, air tersebut dijadikan sebagai obat dan berhasil menyembuhkan masyarakat dari wabah epidemi yang menyerang mereka. Sejak peristiwa inilah penduduk dari 4 Desa tersebut mulai banyak membangun Pura disekitar Danau Tamblingan.
Tercatat ada 11 Pura yang ada di sekitar Danau Tamblingan yaitu Pura Dalem Tamblingan, Pura Endek, Pura Ulun Danu, Pura Sang Hyang Kangin, Pura Sang Hyang Kawuh, Pura Gubug, Pura Tirta Mengening, Pura Naga Loka, Pura Pengukiran, Pura Pengukusan dan Pura Embang. Ada 2 buah Pura lagi yaitu Pura Tukang Timbang dan Pura Embang yang terbuat dari Batu “Bebaturan”. Diperkirakan kedua Pura tersebut merupakan Pura tertua yang ada di daerah tersebut yang dibangun sebelum abad ke 10.
Keberadaan Pura-pura disekitar danau tersebut menambah eksotisme Tamblingan yang memang sudah memiliki landscape yang bagus sekaligus memberikan aura yang berbeda seperti seolah ada sesuatu yang memang melindungi danau ini.
Karena letaknya yang berada pada ketinggian 1000 MDPL, suhu di danau ini cenderung dingin meskipun pada siang hari sekalipun. Saat matahari bersinar tepat di atas danau, kita bisa melihat pantulan pepohonan pada permukaan air danau. Oh ya, air danaunya bersih lho. Untuk kamu yang suka memancing, sore hari menjelang matahari terbenam adalah waktu yang paling cocok.
Keindahan Danau Tamblingan tidak hanya bisa kita nikmati pada siang hari saja tetapi juga pada malam hari. Di danau ini kalian juga bisa melakukan aktivitas “Camping Ceria”. Di sekitar danau memang terdapat tanah yang lapang yang memang bisa kita gunakan untuk membangun tenda dan menginap di sana.
Kalau siang hari kita disuguhi pemandangan indah dari Danau Tamblingan serta beberapa pura yang mengelilinginya, maka pada malam harinya, ketika kita memandang langit di atasnya, kita akan dibuat terpukau dengan banyaknya bintang yang menjadi atapnya.
Tempat Camping di Tamblingan ada dua Spot yaitu yang pertama di Daerah Pura Dalem dan yang kedua berada di seberangnya. Camping disini tidak dipungut biaya tapi jangan pernah lupa untuk tetap menjaga kebersihan dan kesucian tempat ini.
Tunggu apalagi, segera kemasi barang-barangmu dan rasakan sensasi bermalam di Danau Tamblingan.
Salam Lestari.
Happiness cannot be traveled to, owned, earned, worn or consumed. Happiness is the spiritual experience of living every minute with love, grace, and gratitude.
— Dennis Waitley
Referensi Tambahan: