#MeetandTrip05 Bersama Derawan Fisheries (Part 2)
Hari Kedua
Melanjutkan postingan sebelumnya, tibalah di hari kedua #meetandtrip05 bersama Derawan Fisheries. Begitu bangun tidur, beberapa dari kami langsung menuju ke meja makan. Ada pula yang sudah bangun lebih awal demi menyaksikan matahari terbangun dari tidurnya dan menyapa mereka dengan salam paling hangat dari sinarnya. Sarapan tidak berlangsung lama karena kami harus segera bersiap setelah kami mengetahui destinasi pertama hari ini.
Destinasi yang dituju pertama adalah Maratua dan kegiatan yang dilakukan selama disana hanyalah berfoto-foto cantik. Kalau persiapan peserta laki-laki sih cukup simple dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, berbeda dengan wanita. Mereka, para wanita haruslah berdandan all out demi hasil foto yang prima agar cetar saat hasilnya diupload di dunia maya. Tingkat akurasi dan presisi dari alis mereka benar-benar diperhitungkan. Tidak lupa selendang warna-warni dan topi pemanis harus ikut dibawa demi tampil seperti Duchess of Cambridge. Tepat jam 9:00 WITA kami memulai perjalanan ke Maratua.
Perjalanan dari Derawan Fisheries ke Maratua memakan waktu kurang lebih 45 menit, lagi-lagi bergantung pada kondisi ombak. Beberapa Menit sebelum kami tiba, rombongan Lumba-lumba lewat di sebelah kapal kami. Hal tersebut tentu membuat semua yang ada di kapal terpesona karena mereka melompat-lompat dengan cerianya. Oh ya, bagi yang belum tahu, Maratua merupakan sebuah pulau dari gugusan kepulauan derawan yang memiliki arti Mertua. Di Maratua cuma ada satu resort sampai saat ini yaitu Maratua Paradise Resort.
Sesampainya di Maratua benar saja, semua langsung sibuk dengan kameranya. Setiap orang berusaha mencari spot dan angle terbaik untuk foto. Tidak ada yang bisa menolak keindahan dari perpaduan pasir putih dan jernih biru lautnya, kesederhanaan dan kemegahan resort di atas lautnya dan kekayaan binatang-binatang laut yang ada di sekitarnya. Bisa dibilang pulau ini memang surganya Kepulauan Derawan. Setelah puas berfoto-foto di Maratua Paradise Resort, kegiatan diakhiri dengan foto bersama para peserta #Meetandtrip05 di sana kemudian melompat ke laut jernih yang memang seolah sudah memanggil kami sedari tadi.
https://www.instagram.com/p/BFltxYald65/?taken-by=dgoreinnamah
Dari Maratua kami langsung lanjut ke Gua Hajimangku, kurang lebih berjarak sekitar 15. Tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sana kecuali Cliff Jumping. Dari atas tebing setinggi kurang lebih 5 meter setiap peserta (yang berani) bisa melompat ke dalam sebuah gua yang berisi air payau berwarna biru jernih seperti kristal yang tidak diketahui berapa kedalamnya.
Sayang banget kalau sudah sampai ke sini tapi tidak ikut lompat, ibarat datang ke KFC tapi gak beli ayamnya. Tapi menurut gw sih goa ini juga cocok banget buat latihan freediving, selain airnya yang tenang dan visibilitas airnya yang bagus banget, kedalamannya juga cukup dalam. Bisa banget untuk latihan FIM atau CWT, ya mirip-miriplah sama Blue Hole-nya Bahama. *just my 2 cents*
Puas bermain di Hajimangku, kami langsung bertolak ke Pulau yang juga jadi primadona di Kepulauan Derawan dengan Ubur-ubur tidak menyengat sebagai ikonnya. Pulau tersebut adalaha Pulau Kakaban (informasi lebih lanjut mengenai Pulau Kakaban bisa dibaca disini). Berhubung hari sudah siang, sudah banyak kegiatan yang dilakukan dan cukup menguras tenaga, perut kami pun mulai terasa lapar. Mas Harry memutuskan untuk menggelar acara makan siang di pinggir pantai Pulau kakaban, tepat di depan gerbang masuk pulau. Setelah puas makan, barulah kami berangkat ke Danau Kakaban. Untuk sampai ke Danau kakaban dari Gerbang masuknya kita perlu berjalan kurang lebih 400 meter mengikuti jalur yang sudah ada.
Beruntungnya saat itu di Danau Kakaban hanya ada kami, rombongan peserta #MeetandTrip05, jadi kami dapat lebih bebas bermain bersama ubur-ubur. Keceriaan di Danau Kakaban semakin bertambah karena adanya balon-balon pelampung yang lucu dengan bentuk seperti bebek, donat, dan kasur tidur yang dibawa oleh Om Harry dan crew.
Properti-properti tersebut sangat cocok untuk pelengkap acara bersantai dan foto-foto cantik di atas danau Kakaban. Biasanya ubur-ubur adalah makhluk yang dihindari tetapi berbeda di tempat ini, karena ubur-ubur di pulau Kakaban sangat spesial.
Sedikit info tambahan, demi menjaga kehidupan Stingless Jellyfish yang ada di sana, kita tidak diperkenankan untuk melompat saat menceburkan diri ke Danau, tidak diperkenankan berenang dengan menggunakan fin, dan dilarang memakai sun block. Mereka adalah hewan yang rapuh, jadi bila kita melanggar peraturan-peraturan tersebut dikhawatirkan dapat membunuh mereka. Sebagai contoh, kibasan fin yang mengenai ubur-ubur dapat membuat tubuh mereka terbelah.
Keindahan Kakaban tidak hanya pada Danaunya tetapi juga pada palung yang ada tepat di depan dermaga. Tak jauh dari dermaga kita bisa melihat kondisi karang yang masih segar mulai dari kedalaman 3 meter hingga terus ke bawah. Tidak lama setelah menyudahi permainan dengan ubur-ubur, kami segera menuju ke palung. Di sini, dengan ditemani Mas Daniel dan Mas Angga, Gw dan beberapa Freediver lainnya langsung menghabiskan waktu di sana. Arus disini sangat tenang, jadi aktivitas menyelam pun bisa dengan aman dilakukan dan selalu ingat “Never Freedive Alone” ya.
Kakaban bukanlah tujuan terakhir di hari kedua ini, Sangalaki masih menanti kunjungan kami. Dengan menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, rombongan #meetandtrip05 berangkat ke Sangalaki. Sangalaki merupakan sebuah pulau yang menjadi “rumah” bagi penyu. Beberapa Penyu betina sering datang ke pinggir pantai Sangalaki pada malam hari untuk meletakkan telurnya di sini.
Dan demi membantu melestarikan hewan yang dilindungi ini, dibuatlah sebuah penangkaran penyu. Penangkaran Penyu di Sangalaki ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Sesampainya di sini, kami langsung mendatangi tempat di mana tukik (penyu yang masih kecil) dirawat dan dikembangbiakkan. Terdapat ratusan tukik di penangkaran waktu itu, mereka masih kecil dan terlalu dini untuk dilepaskan ke laut.
Beberapa peserta langsung mengambil tukik-tukik yang dkumpulkan dalam sebuah kolam untuk diletakkan di tanah. Kami ingin membuktikan mitos kalau tukik itu selalu tau dimana arah laut. Benar saja, di mana pun kami meletakkan tukik tersebut, mereka selalu berjalan mengarah ke laut. Oh ya, FYI tingkat keberhasilan menetasnya Penyu di Sangalaki ini cukup tinggi, lho. Yaitu sekitar 80% tiap bulannya. Namun tingkat keberhasilan hidup dari mereka yang berhasil sampai di laut lepas itu hanya sekitar 40% (link). Penangkapan dan perburuan yang dilakukan oleh manusia membuat mereka terancam punah. Karena itulah kita dituntut untuk menjaga mereka agar tidak punah.
https://www.instagram.com/p/BFpqYbKkDy7/?taken-by=marshasehan
Seusai mengakhiri aktivitas bersama tukik-tukik di Sangalaki, rombongan #meetandtrip05 kembali ke Derawan Fisheries untuk mandi, makan malam, kemudian beristirahat. Namun saat hendak naik ke kapal untuk kembali, hujan deras turun dan menemani perjalanan kami. Kalau kata orang dulu sih “Ada pelangi sehabis hujan” dan hal tersebut memang terjadi di Derawan. Seusai hujan yang deras itu ,ada pelangi indah di Derawan dan Gue yakin pelangi itu hadir untuk memberikan keceriaan kepada kami dan juga sebagai tanda kalau besok hari akan cerah dan aktivitas yang akan kami lakukan semakin berwarna dan diberkati oleh-Nya.
You don’t choose your family. They are God’s gift to you, as you are to them
— Desmond TutuFor More Info about Derawan Fisheries Harry Gunawan (Owner) Water Cottages and Tour Operator Handphone: 081351319338 Email: [email protected]