Toilet Kering Semeru
Dari judulnya mungkin sudah bisa terbaca kira-kira apa yang akan dibahas. Tulisan kali ini mencoba membangkitkan memori-memori “indah & seru” yang mungkin pernah voyagers rasakan di tempat tersebut. Buat voyagers yang belum pernah ke Semeru dan berencana ingin ke Semeru, maka tulisan ini akan memberi sedikit gambaran seperti apakah Toilet Kering Semeru itu.
Buat voyagers yang sering merasakan gangguan perut kala melakukan pendakian pasti seneng banget dengan keberadaan Toilet Kering ini. Voyagers kini tidak lagi kesulitan untuk mencari tempat sunyi nan tersembunyi di balik semak-semak (yang terkadang berduri) untuk menggali → mengeluarkan “isi” → lalu menguburnya kembali. Pekerjaan “berat” di gunung untuk mengeluarkan “si Kuning” bisa dibilang kini menjadi lebih praktis dan tidak lagi begitu taktis.
Menurut Kamus Besar Pendakian Indonesia (Kamus yang Daily Voyagers karang-karang isinya sesuka hati), definisi Toilet Kering adalah sebuah Toilet yang dibangun dengan tanpa menyediakan tempat penampungan air di dalamnya. Jadi Toilet tersebut hanyalah sebuah sebuah bilik berbentuk kotak dengan luas kurang lebih 2 m² dan tinggi ±2,5 m² dengan seng yang dicat hijau sebagai temboknya dan hanya langit sebagai atapnya. Atau orang disana menyebutnya dengan istilah “Jubleng” atau “Cemplung” alias Toilet khas daerah sulit air.
Toilet tersebut beralaskan sebuah papan dengan sebuah lubang berdiameter ±30 cm dan kedalaman lubang yang mencapai 2 m. Lubang tersebutlah yang akan menjadi sasaran tembak kita. Kala perut sudah mulai kontraksi, mulailah perlahan berjalan masuk ke tempat ini, atur posisi, konsentrasi, dan pastikan bidikan tidak meleset meskipun hanya 1 atau 2 senti. Karena kalau sampai meleset (dan amit-amit kalau sampai keinjek kaki sendiri), maka kasian peserta-peserta berikutnya yang sudah lama mengantri.
Namun kenyataan tak seindah tayangan FTV, tempat yang harusnya nyaman ini bisa dibilang kini “beraroma terapi”. Karena tidak adanya air di dalamnya dan ranjau tersebut hanya dibiarkan bersemayam di dalam lubang sana tanpa ada penutupnya, maka aroma yang ditimbulkan pun menjadi dahsyat luar biasaaaaa. Kalau diibaratkan dengan obat, maka ini dosisnya sudah terlampau tinggi. Bayangkan saja sudah berapa banyak orang yang “menanam saham” di sana sejak pertama kali tempat itu dibangun dan tidak ada usaha untuk menuangkan bubuk bakteri pengurai tinja.
Tak jarang beberapa orang mengurungkan niatnya untuk menggunakan “Bilik Neraka” ini, Mereka yang sudah sempat berjalan ke arah toilet ini tiba-tiba bermanuver 180º dan memutuskan rasanya lebih nikmat untuk menggali, karena dari radius 10 m saja sudah tercium aroma terapinya. Ada juga voyagers yang muntah pasca menggunakannya karena tidak tahan dengan baunya.
Beberapa voyagers pun mengaku sebel sekaligus rindu dengan Toilet ini. Hal tersebut bisa terlihat dari gambar yang Daily Voyagers unggah di Instagram lalu dibalas dengan komentar yang beragam. Hujatan, makian, dan ada juga kerinduan yang ditujukan untuk toilet ini
Salah satu tujuan pembuatan toilet ini adalah untuk membuat pendaki menjadi lebih tertib, karena tak jarang ada beberapa pendaki yang melepaskan “ranjau darat” tersebut secara sembarangan, bahkan di jalur pendakian yang dilewati banyak orang. Kebayang kan kalau sampai voyagers yang menginjak ranjau tersebut?
Toilet Kering di Semeru ini terletak di 2 tempat yaitu Ranu Kumbolo dan Kalimati. Bilik-biliknya tersusun berjajar dengan rapi (terdapat kurang lebih 4-5 bilik di tiap pos). Bisa dibilang toilet di kedua tempat ini merupakan toilet dengan background paling indah di muka bumi. Jangan takut voyagers akan menghabiskan waktu sendiri di sini, karena bisa saja ada sesama pendaki yang juga sedang sama-sama berkonsentrasi di sebelah kanan atau kiri. Silahkan diajak ngobrol kalau memang ada, agar suasanya tidak begitu sunyi 🙂
Terlepas dari apakah voyagers lebih memilih untuk melakukan kegiatan “gali menggali lalu tutup kembali” atau bahkan menahannya saja, rasanya kita perlu berterima kasih akan kehadiran toilet ini. Terima kasih Toilet Kering Semeru, kau sudah membuat perjalanan mendaki Semeru menjadi lebih berwarna dan kamipun pulang dengan membawa lebih banyak cerita.
TIPS MENGGUNAKAN TOILET KERING
Sedikit tips untuk yang mau menggunakan tempat tersebut:
- jangan lupa membawa tisu basah (karena tidak ada air).
- Jangan lupa latihan bernafas lewat mulut, karena meskipun hidung sudah ditutup dengan tisu atau kain yang sudah dicelupkan ke minyak kayu putih sekalipun akan kalah kalah aromanya, jadi lebih baik alihkan pernafasan sementara dari hidung ke mulut (cuma beberapa menit doang kok).
- Kalau sudah di dalam, jangan lupa atur posisi. setelah dirasa “OK”, maka lepaskanlah dengan tanpa melihat ke bawah (ke dalam lubang). Arahkan pandangan lurus ke depan dan tidak usah mencari-cari hal yang tidak perlu dicari, biarlah aroma itu datang dan pergi tanpa kita perlu lihat dari mana sumber asalnya.
Sedihnya
Tempat ini sebenarnya hanya ditujukan untuk membuang cairan-cairan atau material-material yang sifatnya alami. Namun, tetap saja masih banyak pendaki yang membuang sampah plastik seperti botol minum atau plastik kresek ke tempat ini. Ayo dong peduli sama “rumah” sendiri, kalau bukan kita (para pendaki) yang peduli ya mau mengharapkan siapa lagi? Gak susah kan untuk membawa sampah turun kembali dan tidak dibuang di toilet ini?
It is better to have a relationship with someone who cheats on you than with someone who does not flush the toilet.
— Uma Thurman