Laguna Gayau: Kolam Alami yang Tersembunyi di Desa Kiluan
Laguna Gayau – Usai berjibaku selama 3 jam di atas mobil dari Bandar Lampung, dengan melewati jalan yang masih terlalu jauh untuk dikatakan layak, akhirnya saya dan kawan-kawan tiba di Desa Kiluan, kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, sebuah desa yang teluknya terkenal sebagai jalur bermainnya para lumba-lumba di pagi hari.
Harapan untuk langsung bermain ke Laguna Gayau, usai memarkirkan kendaraan dan meletakkan barang di penginapan, pun sirna. Awan gelap disertai hujan deras menjadi teman akrab kami di siang itu. Mereka memaksa kami untuk “beristirahat”. Alhasil, kami hanya bisa duduk santai di penginapan sambil menikmati kopi buatan Chece Stella, sang pemilik penginapan.
- Baca Juga: Itinerary Jelajah Lampung 7 Hari 6 Malam
“Makan siang dulu sudah. Kiluan memang beberapa hari ini hujan terus. Berdoa saja setelah selesai makan, cuaca akan cerah.” Ujar Cheche Stella setelah melihat kopi yang ia suguhkan habis kami minum.
Karena tak ada pilihan lain, kami pun berjalan keluar menuju kediaman Cheche yang jaraknya tidak jauh dari penginapan kami. Makan siang yang kami santap kali itu adalah buatan tangannya. Jangan ditanya bagaimana rasanya. Baru diletakkan di atas meja, dalam hitungan kurang dari 5 menit, nasi dan lauk pauk langsung habis kami santap. Terguncang selama 3 jam di dalam mobl rupanya menguras energi kami cukup banyak.
Waktu yang Dinanti pun Tiba
Memang benar ucapan adalah doa. Tak disangka, beberapa menit setelah kami selesai makan dan berucap “berhenti dong hujannya”, hujan itu pun reda. Bang Indra langsung mengajak kami untuk berkemas dan mengambil barang yang diperlukan untuk menuju Laguna Gayau. Dari penginapan, kami berjalan kaki untuk bisa tiba ke sana. Letaknya ada di pinggir pantai, bersembunyi di balik bukit nan tinggi yang tidak jauh dari penginapan kami.
Berjalan kaki di medan yang baru saja selesai diguyur hujan membuat kami harus berjalan pelan. Waktu itu, jalanan di Desa Kiluan sedang dalam kondisi perbaikan. Perjalanan menjadi semakin seru karena kami harus melewati kubangan lumpur yang cukup besar. Mencegah kaki agar tidak kotor adalah sebuah kemustahilan.
Di gerbang depan, usai berjalan sejauh kurang lebih 150 meter, di salah satu rumah dengan papan hitam bertuliskan “Tempat Tiket Laguna” berwarna putih, seorang laki-laki cukup tua sudah menunggu kami. Kami menghampiri beliau dan membeli tiket masuk ke Laguna Gayau. Tidak mahal, hanya Rp 6.000 yang harus kami keluarkan per orangnya untuk bisa masuk ke Laguna ini.
Selain biaya tiket masuk, ada juga biaya pemandu sebesar Rp 50.000 per kelompok yang harus kami bayarkan. Menggunakan pemandu adalah hal wajib di sini. Jangan pernah meremehkan kehadiran mereka meskipun kalian pernah main ke laguna ini. Mengapa? Sebab kejadian buruk pernah terjadi.
Kalau tidak salah, saat lebaran tahun 2017, ada sekelompok pemuda pemudi yang datang ke sini pagi-pagi sekali. Tujuan mereka datang pagi hari agar mereka bisa masuk gratis dan tidak perlu membayar jasa pemandu. Pagi-pagi sekali memang belum ada yang berjaga di sini dan jalan menuju laguna sangat bebas untuk dilalui.
Singkat cerita, saat mereka sedang bermain di Laguna Gayau, beberapa dari mereka terbawa ombak yang kala itu memang cukup kuat di sekitar laguna. Beberapa nyawa pun melayang akibat “hal bodoh” yang mereka lakukan tersebut. Kabarnya mereka sudah pernah ke sini dan karena memang medannya yang tidak begitu sulit, mereka merasa tidak perlu membayar jasa pemandu.
Konon kabarnya, Laguna Gayau ini adalah gerbang masuknya mahluk-mahluk yang tak kasat mata. Untuk itulah kenapa pengunjung harus diampingi oleh pemandu, yang memang pemuda sekitar, untuk masuk ke area ini. Mereka tinggal di sini dan lebih tahu daerah ini. Terkadang manusia (pengunjung) merasa lebih tahu dan tidak butuh pendampingan, padahal mereka tidak tahu sama sekali. Air yang tenang sekalipun bukan berarti tak berbahaya, kan?
Lagipula tiket masuk laguna dan biaya pemandu ini dikelola oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) di sini kok, jadi semua biaya yang masuk dikelola bersama dan digunakan untuk kepentingan bersama. Ikutilah semua aturan dan berwisatalah dengan aman dan nyaman.
Trekking
Usai urusan tiket selesai, saya bersama beberapa orang teman, dengan ditemani oleh seorang pemandu, langsung bertolak menuju lokasi Laguna Gayau dari tempat pembelian tiket tadi. Rute menuju ke Laguna Gayau ini menanjak ringan dan diperlukan stamina yang cukup untuk bisa sampai ke titik akhir.
Tidak perlu khawatir dengan jalan yang akan kalian lalui karena jalurnya sudah disemen rapi. Menurut Bang Indra, seorang teman blogger Lampung yang mengajak dan mengantar saya ke sini, rute ini sudah jauh lebih ramah ketimbang dulu saat pertama kali ia ke sini. Kalau dulu jalurnya masih tanah, sekarang di atas tanah itu sudah dibangun jalan dari semen yang membuat pengunjung semakin nyaman. Puji Tuhan.
Yang perlu kami waspadai dari jalur menuju laguna ini hanyalah licinnya saja, maklum saja, hujan baru saja berhenti membasahi daerah ini. Permukaan sandal belum cukup kuat untuk berpegangan pada permukaan jalan dari semen itu. Untungnya, pepohonan di kiri dan kanan jalan membuat perjalanan menuju laguna lebih berwarna dan hidup. Beberapa markah jalan yang berisi tulisan-tulisan unik pun membuat kami tersenyum sepanjang jalan.
- Baca juga: Rincian Biaya Jelajah Lampung 7 Hari 6 Malam
Kalau sudah menemukan pegangan berwarna kuning dan jalan tangga yang naik turun, itu tandanya sudah mau sampai. Lautan luas di sisi kiri jalan pun mulai terlihat. Meskipun pemandangannya sedikit tertutup dedaunan yang agak tinggi, tapi itu tidak mengurangi keindahan dari lautan itu sendiri.
Bila bertemu dengan sebuah pondok yang terbuat dari kayu dan dibangun di pinggir tebing, di atas batu karang, maka kalian sudah sampai di titik akhir. Di depannya akan nampak Laguna Gayau yang memesona.
Bermain di Laguna Gayau
Laguna merupakan sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang umumnya adalah batu karang. Kira-kira seperti itulah definisi laguna. Sedangkan Gayau adalah nama dari laguna ini. Jangan membayangkan Laguna Gayau ini seluas Danau Weekuri yang ada di Sumba sana ya. Ukuran Laguna Gayau ini kecil saja dan karang pembatasnya pun tidak terlalu tinggi, namun tetap indah dengan warna airnya yang biru tua kehijauan .
Selepas meletakkan barang di pondok, satu per satu dari kami berjalan turun ke arah laguna. Tepat di depan pondok, sebelum laguna, ada satu spot yang menarik namun berbahaya, dimana terdapat sebuah lubang besar yang akan terisi bila ombak datang dan surut ketika ombak kembali ke laut. Pengunjung tidak diizinkan untuk main di lubang tersebut, sebab bila masuk ke dalam lubang tersebut maka dengan cepat pengunjung akan terseret ombak dan dibawa ke tengah laut.
Dengan berjalan pelan dan hati-hati di pinggir tebing, melewati lubang besar tadi, kami akhirnya sampai di lokasi laguna. Hasrat untuk menceburkan diri pun tak bisa ditahan lagi. Satu per satu dari kami segera menceburkan diri dengan penuh pengawasan dari sang pemandu lokal.
Lelahnya perjalanan langsung hilang kala seluruh tubuh ini masuk ke dalam laguna. Bulir-bulir keletihan yang menempel di tubuh ini seolah langsung tercuci bersih. Badan kembali segar dan semangat pun terisi kembali. Dengan penuh kegirangan dan canda tawa kami menikmati spot yang satu ini.
Kedalaman laguna ini kurang lebih hanya 1,5 meter dengan pasir sebagai dasarnya. Jadi buat kalian yang tidak bisa berenang, ceruk tempat tertampungnya air laut ini cukup aman sebagai tempat bermain. Buat yang bernyali lebih, silakan naik ke atas karang yang menjadi pembatas antara laguna dengan laut dan melompatlah dari atas sana. Tapi tetap ingat, naiklah saat ombak sedang tidak menuju ke arah laguna dan menabrak karang.
Dari balik batu karang tempat kami berlindung, kami bisa dengan jelas mendengar alunan musik dari ombak-ombak kencang yang menghajar karang. Suaranya begitu khas. Kalau sedang kencang-kencangnya, buih-buih sisa hantaman ombak akan masuk ke dalam laguna dan menyambar kami yang sedang bermain di dalam laguna. Indah dan seru sekali.
Kicauan burung-burung yang bersembunyi dari balik pepohonan sesekali terdengar. Hembusan angin membuat pepohonan seolah terlihat menari. Sore itu alam di sekitar Laguna Gayau terlihat padu sekali menghibur kami. Saya lantas menyebut tempat ini sebagai Five Star Jacuzi.
Hari yang semakin larut membuat kami tak bisa berlama-lama di sini. Meskipun terbilang sebentar, namun pengalaman bermandikan kebersamaan dan sukacita di laguna ini begitu membekas. Kenangan akan tempat indah ini akan selalu ada di dalam hati ini.
https://www.instagram.com/p/Brv4KP6HImi/
Catatan:
- Bawa makanan secukupnya bila ingin main ke laguna ini. Saat membeli tiket masuk, terdapat warung yang bisa kalian gunakan untuk tempat berbelanja.
- Bawa lotion anti nyamuk karena cukup banyak nyamuk yang akan meyerang di sepanjang perjalanan ke dan dari laguna Gayau.
- Untuk trekking ke laguna, disarankan menggunakan sendal gunung.
- Tidak ada tempat ganti baju di Laguna Gayau. Kalau mau berganti pakaian, bisa menggunakan kamar mandi yang tersedia di tempat penjualan tiket.
- Perjalanan ke Laguna Gayau kurang lebih memakan waktu 15 menit dari tempat penjualan tiket.
If you are calm about your ambitions, you become confident of achieving what you set out to do.
–Shiv Nadar