Mengenal Keindahan Wisata Alam Sumber Jenon
Berkendara selama 30 menit sejauh 31 KM ke arah timur dari Alun-alun Kota Malang dengan menggunakan mobil (bila sedang tidak macet) melewati daerah pedesaan yang sungguh asri, dimana udaranya masih sangat segar dengan banyaknya pepohonan hijau di kiri dan kanan jalan dan rumah warga yang saling berjarak satu dengan lainnya, saya dan beberapa orang teman (Billy, Chris dan Monika) pun tiba di sebuah tempat wisata yang sangat indah dan begitu alami bernama wisata alam Sumber Jenon. Sebuah papan bertuliskan ‘Selamat Datang di Sumber Jenon’ yang terletak di depan sebuah gerbang berwarna biru membuat kami yakin kalau kami tidak ditipu oleh Google Maps.
Saya percaya nama Sumber Jenon ini masih terdengar asing di telinga kalian, kan? Bila nama saja masih asing, saya yakin kalian juga belum tahu wisata alam seperti apa yang ditawarkan oleh Sumber Jenon.
Wisata alam Sumber Jenon ini merupakan sebuah sumber mata air segar yang berlokasi di Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Malang, Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa kuno, Ronggo memiliki arti mengayomi. Jadi secara harafiah saya bisa katakan kalau Gunungronggo merupakan daerah (gunung) yang memang memberikan kehidupan lebih baik kepada warga sekitar yang tinggal di sana. Hal itu bisa terlihat dengan hadirnya mata air ini yang memang sudah menghidupi warga di sini sejak lama. (Sedikit info tambahan, penulisan Gunungronggo ini memang disambung ya, sama halnya seperti menulis Gunungkidul).
Dari gerbang tersebut, kami berjalan kaki menyusuri jalur setapak yang menurun dengan pepohonan di kiri dan kanannya yang bergoyang lembut diterpa angin.
Di kejauhan, senyum lebar terpancar dari beberapa orang yang kemudian menyambut kami di ujung jalan. “Selamat datang di Sumber Jenon.” Ucap salah satu dari mereka saat kami tiba. Mereka adalah warga sekitar yang bertugas menjaga pintu masuk wisata alam Sumber Jenon. Usai membayar karcis masuk sebesar Rp 5.000/orang, kami pun diperkenankan masuk ke area kolam.
Suasana Wisata Alam Sumber Jenon
Sebuah kolam besar dengan panjang ±60 meter dan lebar ±25 meter, yang dibentuk menyerupai telapak kaki kiri (bila dilihat dari atas), langsung terpampang di depan mata saat kami melewati loket karcis. Terlihat beberapa pengunjung, yang kebanyakan warga sekitar, sudah memadati kolam yang berisikan air sebening kristal dan berwarna kebiruan.
Awalnya saya kira gambar yang berseliweran di dunia maya mengenai wisata alam Sumber Jenon ini adalah hasil editan. Saat melihat gambar Sumber Jenon di internet, saya merasa airnya terlalu biru untuk sebuah kolam alami. Namun saat melihat air kolam ini secara langsung, saya bisa memastikan kalau memang airnya sangat biru dan jernih tanpa ada editan sedikitpun. Semuanya murni kuasa Tuhan.
Ingin rasanya langsung menceburkan diri ke dalamnya. Godaan dari kolam Sumber Jenon yang airnya sangat biru ini sungguh nyata. Namun keinginan untuk menenggelamkan diri itu kami tahan dan lebih memilih untuk menjelajahi area sekitar kolam terlebih dahulu sambil mencari kursi kosong di pinggir kolam untuk meletakkan barang bawaan kami.
Jujur, suasana kolam ini melebihi ekspekstasi saya. Selain keindahan akan kolamnya yang berisi sumber air alami, Sumber Jenon ini diberkati dengan letaknya di tengah hutan yang membuat kolam ini diselimuti pepohonan besar berdaun lebat. Hal itu membuat suasana menjadi lebih adem, lebih teduh dan membawa ketenangan. Cahaya matahari pun tidak bisa langsung masuk begitu saja ke dalam kolam ini, melainkan harus permisi terlebih dahulu kepada pepohonan yang menaungi kolam ini.
Di sebelah kolam, lebih tepatnya di seberang dari gerbang masuk tadi, terdapat beberapa penjual makanan dan juga kamar bilas. Letaknya yang agak ke atas membuat tempat tersebut merupakan tempat yang paling tepat untuk menyantap makanan. Tidak ada yang lebih nikmat dari menyantap makanan di atas saung yang terletak di bawah pohon rindang, sambil menikmati pemandangan wisata alam Sumber Jenon dari atas.
Puas berjalan kaki mengelilingi area utama wisata kolam Sumber Jenon, kami pun menghampiri sebuah meja dengan beberapa kursi kosong. Di kursi itulah kami duduk dan meletakkan barang sambil bersiap untuk menceburkan diri.
Menyelami Sumber Jenon
Awal melihat kolam ini, saya langsung teringat akan Kolam Pemandian Evu yang ada di Pulau Kei. Karakteristik airnya begitu mirip. Airnya jernih, kebiruan dan juga tawar. Kedua kolam itu pun memiliki kesamaan lain yaitu airnya sama-sama mengalir. Itulah alasan mengapa kolam ini airnya tetap jernih tanpa perlu menggunakan kaporit.
Pastinya ada yang bertanya bagaimana asal muasal mata air ini bisa muncul. Konon katanya air ini berasal dari sebuah Pohon Jenu yang roboh pada tahun 1818 dan kemudian mengeluarkan air. Bahkan Pohon Jenu yang sudah jatuh ratusan tahun itu masih ada di dalam kolam. (Kisah lengkap mengenai legenda terbentuknya wisata alam Sumber Jenon dan kenapa diberi nama Sumber Jenon bisa kalian baca DI SINI.)
Sebenarnya dari atas kolam, Pohon Jenu itu bisa terlihat. Namun untuk bisa lebih dekat dan menyentuhnya, Chris dan Billy memutuskan untuk langsung menceburkan diri ke dalam kolam. Diluar dugaan, rupanya suhu air di sini sangatlah dingin. Suhu airnya bisa mencapai 16-17°C. Chris dan Billy yang menceburkan diri dengan kondisi bertelanjang dada sontak berteriak kedinginan saat tubuh mereka menyatu dengan air kolam. Hal itulah yang membuat saya mengurungkan niat untuk masuk ke dalam kolam dan lebih memilih untuk menikmati suasana Sumber Jenon dari pinggir kolam bersama Monik.
Secara umum, kolam Sumber Jenon dibagi menjadi 2 area yaitu area dangkal dengan kedalaman 1-2 meter (yang lebih banyak digunakan oleh para pengunjung untuk bermain air) dan area dalam dengan kedalaman mencapai 7 meter. Di area dalam itulah letak Pohon Jenu berada. Untuk memisahkan area dangkal dan area dalam, dibentangkanlah tali di atas kolam. Di antara tali tersebut diletakkan rakit kayu modern yang bisa digerakkan secara horizontal.
Chris dan Billy memang lebih memilih untuk berenang di area dalam. Visibility-nya yang sangat baik membuat mereka bisa melihat hingga ke dasar kolam dan hal tersebut sedikit memberikan rasa aman untuk mereka. Selain juga karena keberadaan Pohon Jenu yang menjadi cikal bakal kolam ini, area dalam ini relatif jauh lebih sepi. Kedalamannya yang mencapai 7 meter membuat tidak semua orang bisa main ke area ini.
- Baca Juga: Kisah DIbalik Terbentuknya Kolam Evu
Menurut penuturan mereka berdua, bagian dasar kolam adalah lumpur dan pasir. Bila memiliki kemampuan menyelam (freediving), kalian bisa bermain di dalam kolam dengan cara meliuk-liuk melewati celah yang ada di Pohon Jenu tersebut. Tidak jauh dari bangkai Pohon Jenu itu, terdapat pula bangkai Pohon Beringin yang jatuh tahun 1977. Jadi di area dalam ini ada 2 playgrounds yang bisa menjadi arena bermain kalian. Tempat ini memang kerap juga digunakan oleh para penyelam, baik freediver atau scubadiver, untuk berlatih.
Di bagian kolam dalam ini juga terdapat sebuah rongga dengan gelembung-gelembung air yang bergerak. Konon kabarnya rongga tersebut merupakan sebuah goa dan tempat sumber air berasal. “Ada perasaan berbeda yang membuat buru-buru ingin naik saat menyelam di dekat rongga tersebut. Sebetulnya di Pohon Jenu itu juga sih. Entah kenapa rasanya agak kurang nyaman aja.” Tutur Chris yang diiyakan oleh Billy.
Uniknya lagi, selama berenang di kolam Sumber Jenon ini, kalian akan ditemani oleh Ikan Sengkaring atau yang disebut warga sebagai Ikan Dewa. Ikan ini dikeramatkan oleh warga sekitar dan tidak boleh diganggu sama sekali, apalagi diburu. Melihat ikan ini, saya jadi ingat akan pengalaman waktu berkunjung ke Balong Keramat Cigugur, Kuningan. Ikan yang berada di sana persis seperti Ikan Dewa di kolam Sumber Jenon ini.
Dari hasil googling yang saya lakukan, Ikan Sengkaring ini merupakan ikan purba yang termasuk dalam Familia Cyprinidae (sumber). Ukurannya bisa mencapai 1 meter. Ketika saya menanyakan kepada salah satu warga yang sedang bersantai di pinggir kolam Sumber Jenon mengenai asal Ikan Dewa ini, ia mengatakan kalau Ikan Dewa ini hadir bersamaan dengan adanya kolam ini. “Ikan-ikan Dewa ini tidak diternakkan, Mas. Mereka sudah ada sejak dulu, sejak kolam ini ada.” Tuturnya.
Usai menjelajahi area dalam dari Sumber Jenon, berenang bersama Ikan Sengkaring, dan tak kuat lagi menahan dinginnya air, Billy dan Chris pun segera naik. Hal tersebut sekaligus menjadi kode bagi saya dan Monik kalau sebentar lagi kami harus beranjak dari tempat ini dan melanjutkan kunjungan ke destinasi berikutnya. Saya tak menyangka kalau Malang memiliki hidden gem seperti ini.
******
Beruntung sekali saya bisa mampir ke wisata alam Sumber Jenon ini disela-sela kunjungan ke Malang. Meskipun tidak berendam di dalam kolamnya, saya sudah cukup bahagia bisa mampir dan melihat indahnya kolam ini. Lebih pentingnya lagi saya mendapatkan banyak cerita dan pengalaman seru dari perjalanan ke Sumber Jenon ini
Melihat senyuman yang keluar dari setiap pengunjung yang mampir ke kolam ini, saya semakin yakin kalau memang Sumber Jenon dihadirkan untuk memberikan sukacita bagi semua orang, terlebih khusus manfaat kepada warga sekitar. Karena sekalian digunakan sebagai kolam pemandian, air kolam SUmber Jenon ini juga dialiri ke sawah-sawah warga untuk memberikan kehidupan pada tanaman-tanaman yang ditanam di atasnya.
Sebelum pergi, tak lupa saya mengisi satu botol air yang saya bawa dengan air kolam ini untuk nantinya saya minum di perjalanan pulang. Bila saya tidak bisa masuk ke dalam air ini, biarlah air ini yang masuk ke dalam tubuh saya 🙂
Info Tambahan
- Belum ada angkutan umum menuju wisata alam Sumber Jenon ini. Jadi kalau kalian mau ke sini, silakan membawa kendaraan pribadi atau sewa kendaraan ya.
- Wisata alam Sumber Jenon buka setiap hari dari pukul 08:00 – 17:00 WIB. Bila ada keperluan untuk mengunjungi tempat ini di atas jam tersebut, silakan meminta izin kepada pemerintah desa setempat.
- Sejak 2019, telah dilakukan singkronisasi dengan BUMDes untuk pengelolaan wisata alam Sumber Jenon ini. Jadi pemeliharaan desa serta tempat wisata ini dananya bersumber dari tiket masuk yang pengunjung bayarkan.
- Bila ingin menyelam dan kulit kalian tidak sekuat orang Balkan atau orang Russia, harap membawa wetsuit yang cukup tebal dan peralatan sendiri, sebab kolam ini tidak menyediakan penyewaan peralatan selam.
- Bila ingin merasakan kondisi kolam Sumber Jenon dalam keadaan yang tidak begitu ramai, datanglah di pagi hari (sebelum pukul 13:00 WIB).