Budget & Travel Itinerary Jelajah Aceh 4 Hari 3 Malam
Haiiii, 11-14 Mei 2017 kemarin, Daily Voyagers berkesempatan untuk menjelajah daerah yang mendapat julukan sebagai Serambi Mekahnya Indonesia ini. Daily Voyagers kala itu berkesempatan untuk mengunjungi Museum Tsunami, menikmati keindahan bawah laut Pulau Weh, Melihat Masjid Baiturrahman yang dibangun menyerupai Masjid Nabawi, menikmati kuliner Aceh dan masih banyak lagi.
Mau tau apa saja kegiatan Daily Voyagers selama di Aceh? Berikut ini merupakan Travel dan Budget Itinerary Jelajah Aceh 4 Hari 3 Malam versi Daily Voyagers:
Travel Itinerary
Hari Pertama
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
05:00 - 07:20 | Berangkat dari Bandara Soekarno Hatte ke Kualanamu |
07:20 - 09:10 | Perjalanan dari Kualanamu ke Sultan Iskandarmuda |
09:10 - 10:20 | Mununggu Bagasi dan kemudian berangkat langsung ke penginapan "My Home" |
10:30 - 11:35 | Perjalanan ke AW dan Makan siang di sana |
11:35 - 12:00 | Perjalanan ke Benteng Indrapatra |
12:00 - 12:50 | Bermain di Benteng Indrapatra |
13:00 - 13:15 | Perjalanan ke Inong Bale |
13:15 - 15:30 | Freediving di Krueng Raya, Pantai di depan Inong Bale |
15:30 - 15:45 | Perjalanan ke Lamreh |
15:45 - 17:00 | Jalan-jalan di Lamreh dan berfoto |
17:00 - 18:40 | Perjalanan kembali ke kota Untuk makan malam |
18:40 - 20:05 | Makan Malam di salah satu rumah makan di Kota |
20:05 - 20:20 | Perjalanan kembali ke "My Home" dan acara bebas |
Rute penerbangan yang kami lalui kala itu adalah CGK →KNO (Transit)→BTJ. Dari Bandara BTJ, kamipun langsung bertolak menuju penginapan “My Home”. Yang perlu voyagers tahu mengenai penginapan di Aceh adalah Perempuan dan Laki-laki yang bukan muhrim tidak boleh menginap dalam satu kamar meskipun tidak ada niat buruk di antara mereka.
Usai menitipkan barang-barang di My Home (Karena waktu Check In itu Jam 14:00 WIB), kami memutuskan untuk makan siang di AW yang letaknya tidak jauh dari penginapan. Setelah kenyang, kami menuju destinasi pertama kami yaitu Benteng Indrapata. Benteng Indarapata merupakan sebuah kawasan yang berisi benteng pertahanan peninggalan kerajaan Hindu di Aceh kala itu.
Dari benteng yang satu, kami berangkat ke Benteng yang lainnya. Benteng berikutnya adalah Inong Balee. Inong Balee merupakan sebuah benteng pertahanan bagi janda-janda perang yang kala itu berjuang di sini melawan serangan Portugis. Sebenanrnya tujuan utamanya bukanlah benteng ini melainkan pantai yang ada di balik benteng ini. Laut yang berada di depan pantai Krueng Raya ini cocok untuk voyagers yang suka freediving.Tempat menyelam ini kaya akan Teripang-nya 🙂
Puas basah-basahan, kami “mengeringkan” diri di Lamreh. Di Lamreh ini terdapat sebuah pantai berpasir putih dengan dilengkapi pemandangan berupa air laut yang biru dengan tebing yang menjorok ke laut. Perjalanan menuju Lamreh ini cukup melelahkan karena kita harus berjalan jauh dari tempat parkir pertama (tempat parikir yang masih jauh dari bibir pantai). Hanya motor atau mobil 4WD yang bisa melalui trek tanah terjal ini untuk sampai langsung di tempat parkir dekat tebing (tempat parikir terdekat dengan pantai).
Setelah menikmati keindahan yang ditawarkan oleh Lamreh, kami memutuskan untuk kembali ke Kota. Sebelum ke penginapan, kami memantapkan langkah kami menuju salah satu restoran yang memiliki menu Mie “Ganja” Aceh. Buat apa kami memilih menu itu? konon katanya setelah makan mie “ganja” aceh ini maka kepala akan mejadi “berat” dan tidurpun akan menjadi nikmat. Dari resto ini kami langsung bertolak menuju My Home untuk langsung beristirahat karena kepala benar-benar sudah berat dan perjalanan panjang suah menanti di keesokan hari.
Hari Kedua
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
06:00 - 07:00 | Bangun pagi dan siap-siap |
07:00 - 07:15 | Berangkat ke Pelabuhan Ulee Lheue |
07:30 - 09:30 | Perjalanan dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju Sabang dengan Kapal Feri |
09:40 - 11:00 | Berangkat menuju Eric's Green House di Iboih dengan mobil sewaan |
11:00 - 11:40 | Tiba di penginapan, meletakkan barang dan menyiapkan alat untuk Freediving. |
11:40 - 12:00 | Perjalanan ke 0 Kilometer |
12:00 - 12:30 | Foto-foto di Tugu 0 Kilometer yang tak kunjung rampung |
12.30 - 14:00 | Istirahat (Sholat Jumat) |
14:00 - 15:30 | Makan Siang di Restoran Gapang Resort |
16:00 - 17:30 | Freediving di Gapang |
17:30 - 17:45 | Perjalanan kembali ke Eric's green house |
17:45 - 19:00 | Mandi dan istirahat sejenak |
19:00 - 20:00 | Perjalanan dari Iboih ke Kota Sabang |
20:00 - 21:00 | Makan Sate Gurita di Sate Ajo |
21:00 - 22:00 | Minum kopi dan ngemil di de Sagu |
22:00 - 23:00 | Perjalanan kembali ke penginapan dan tidur |
Bangun pagi, siap-siap dan kamipun langsung menuju ke Pelabuhan Ulee Lheue. Pelabuhan Ulee Lheue merupakan pelabuhan yang digunakan untuk untuk menyebrang dari Aceh menuju Sabang dengan menggunakan kapal. Ada 2 jenis kapal yang ditawarkan yaitu Kapal cepat dan kapal lambat (Feri). Keduanya akan tiba di Sabang pada waktu yang hampir bersamaan karena kapal lambat berangkat satu jam lebih dulu dibanding kapal cepat. Kami pun memilih kapal Lambat karena kami bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan melalui deck terbuka yang berada di paling atas.
Setibanya di Pelabuhan Balohan, kamipun langsung menuju mobil yang sudah kami sewa sebelumnya. Yang seru disini, mobil sudah diletakkan di parkiran dengan kunci yang tergantung di dalamnya. Jadi kita hanya pelru untuk langsung mengambilnya saja. Dari Balohan kami langsung tancap gas ke Iboih, tempat dimana kami menyewa penginapan, Eric’s Greenhouse. Penginapannya murah namun tidak murahan, lokasinya langsung di depan Pantai Iboih yang biru lautnya luar bisa cantik.
Setelah meletakkan barang-barang dan mempersiapkan peralatan menyelam, kami singgah sebentar ke Tugu 0 Kilometer yang lokasinya tidak begitu jauh dari penginapan kami. Tugu ini adalah tanda bahwa kamu tengah berada di titik paling barat dari NKRI. Kalau mampir ke Tugu 0 Kilometer, jangan lupa nyobain rujak aceh. yang membuat rujak aceh spesial adalah ada buah Rumbia di dalamnya. Oh iya, kalau hari Jumat, aktivitas di Aceh akan lumpuh mulai dari pukul 12:00-14:00 WIB. Hal ini dikarenakan masyarakat Aceh harus melakukan ibadah Sholat Jumat. Jangan harap ada warung yang buka pada tenggang waktu tersebut.
Usai Sholat Jumat, kamipun langsung mencari rumah makan. Lokasi yang kami pilih adalah Restoran Gapang Resort karena spot Freediving kami tepat di depan dermaga yang ada di depan Restoran ini. Sebenarnya salah banget melakukan penyelaman saat perut (terlalu) kenyang, lebih baik perut kosong saat menyelam daripada terlalu banyak isi.
Spot Freediving di Gapang ini cukup keren menurut kami karena terdapat Tank Wreck peninggalan perang dunia II di sini. Letak Tank tersebut kurang lebih di kedalaman 10 meter. Di sekitar dermaga pun ramai dengan ikan-ikan yang berseliweran. Yang kami sayangkan dari pantai ini adalah ketiadaan karang segar di sekitar spot ini (mungkin kami menyelamnya kurang jauh), hanya ada pasir putih yang menjadi alas tempat bangkai Tank tersebut “berbaring”.
Puas bermain air, kami lantas kembali ke penginapan untuk bilas-bilas badan. Garam-garam yang menempel di kepala sudah mulai membuat rambut keras. Kami juga perlu istirahat sejenak karena menyelam itu sungguh menguras stamina terutama paha dan betis yang mendadak jadi kenceng.
Setelah beristirahat, tujuan kami selanjutnya adalah Kota Sabang. Iboih – Sabang itu cukup lama waktu tempuhnya, kira-kira 1 jam. Namun, demi 2-3 porsi Sate Gurita kamipun berangkat dengan penuh semangat. Sesampainya di Sate Ajo, kamipun langsung memesan Sate Gurita. Di sini kamu bisa pilih mau pakai kuah pedas (bumbu padang) atau kuah manis (bumbu kacang) untuk membanjiri “Si Gurita”.
Sehabis menyantap daging gurita, kamipun menutupnya dengan segelas kopi Aceh di De Sagoe, tempat nongkrongnya anak-anak Sabang. Letaknya tidak jauh dari Sate Ajo. Segelas Kopi Aceh ini cukup mampu membuat mata kami awas dan terbuka sampai kami tiba di penginapan. Oh Iya, jalanan Sabang-Iboih di kala malam itu gelap banget dan jalurnya berkelok-kelok. Jadi buat kalian yang mau mengemudikan mobil malam hari, harap tetap fokus dan hati-hati ya.
Hari Ketiga
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
07:00 - 08:00 | Bangun dan lanjut sarapan |
08:00 - 08:30 | Mempersiapkan peralatan karena mau keliling Sabang |
08:30 - 09:30 | Perjalanan ke Pelabuhan untuk menjemput seorang teman |
10:00 - 10:30 | Berangkat menuju Benteng Jepang |
10:30 - 11:00 | Menikmati keindahan Benteng Jepang dan Pantainya |
11:00 - 11:15 | Perjalanan menuju Pantai Sumur 3. |
11:15 - 11:30 | Bermain sebentar di Pantai Sumur 3 |
11:30 - 12:00 | Perjalanan ke Iboih |
12:00 - 12:30 | Persiapan untuk freediving |
12:30 - 12:40 | Perjalanan dari Iboih menuju Rubiah |
13:00 - 14:30 | Freedive di taman laut Rubiah |
14:30 - 16:00 | Istirahat dan makan siang |
16:00 - 16:05 | Menyebrang dari RUbiah ke Penginapan Yulia |
16:05 - 17:30 | freedive di Karang Batik (Depan Penginapan Yulia) |
17:30 - 18:00 | Perjalanan dari Penginapan Yulia ke Eric's Green House (Literally jalan kaki) |
18:00 - 19:00 | Mandi dan istirahat sebentar |
19:00 - 19:20 | Berangkat ke Gapang Resort |
19:20 - 21:00 | Makan Malam di Gapang Resort |
21:00 -21:20 | Kembali ke Penginapan dan istirahat |
Penginapan di Eric yang kami sewa ini tidak include sarapan, namun di sekitar penginapan terdapat banyak toko kelontong sehingga kami tidak terlalu sulit untuk mencari sarapan. Hari ini akan kami pakai untuk kembali menjelajah Sabang. Seusai sarapan, kami langsung berangkat ke Pelabuhan Balohan untuk menjemput seorang teman.
Tidak jauh dari pelabuhan, ada Spot Benteng Jepang. Benteng Jepang adalah sebuah Benteng yang terletak di pinggir pantai yang merupakan peninggalan Jepang kala menjajah rakyat Aceh. Tempatnya betul-betul nyaman, cocok untuk bersantai sembari menikmati hembusan angin dan pemandangan laut yang cantik. Dari tempat ini, sangat bisa tergambarkan bagaimana Tentara Jepang dulunya berjaga di tempat ini.
Dari Benteng Jepang, kami lanjut ke Pantai Sumur 3. Nah, Selain di Iboih, salah satu tempat yang bagus lainnya untuk menginap di Sabang adalah di Sumur Tiga ini. Kenapa namanya Sumur 3? Karena di tempat ini terdapat 3 sumur air tawar. Pantai Sumur 3 ini berpasir halus dan gradasi warna biru lautnya luar bisa indah. Tidak dipungut biaya sepeserpun untuk bisa bermain ke Benteng Jepang dan Pantai Sumur 3.
Pulau Rubiah sudah menanti, dari Sumur 3 kami langsung kembali menuju ke Iboih. Lokasi penyelaman utama hari itu sebenarnya tepat berada di depan penginapan kami yaitu Pulau Rubiah. Untuk menuju Pulau Rubiah kita bisa menyewa boat ke bagian penyewaan. Penyewaan boat di Iboih ini sistemnya terpusat, jadi kita hanya perlu membayar tiket di loket lalu kemudian kita akan diberi tahu boat mana yang akan kita tumpangi baik untuk pergi maupun pulang. Kurang lebih hanya 5 menit untuk menuju Pulau Rubiah dari Iboih dengan menggunakan boat.
Spot yang terkenal di Pulau Rubiah adalah Taman Laut Rubiah. Di Taman laut ini terdapat beberapa benda unik yang diletakkan di bawah laut seperti vespa, bangkai mobil, ayunan bahkan ada juga Tugu 0 kilometer. Kedalamannya sendiri bervariasi, mulai dari 3 meter – 12 meter. Yang lagi-lagi amat disayangkan adalah tidak adanya karang di Spot ini (mungkin lagi-lagi kami yang menyelamnya kurang dalam).
Lelah setelah beberapa menit bermain air, kamipun memutuskan untuk naik ke Pulau Rubiah. Di sana kami memutuskan untuk mampir ke salah satu kedai dan memesan menu yang namanya “Bakso Petir”. Bakso Petir adalah baso yang isinya cabe rawit, pedasnya sungguh “kena” banget di lidah.
Perut sudah terisi, kami pun berangkat ke spot selanjutnya yang berada di Iboih, lebih tepatnya di depan penginapan Yulia. Kami diantar kembali dengan menggunakan boat seperti yang mengantar kami. Di depan Penginapan Yulia ini terdapat spot menyelam yang bernama “Karang Batik”. Seperti namanya, di tempat ini memang banyak karang jenis batik dengan ditemani banyak ikan-ikan kecil dan tak jarang juga kita bisa berjumpa dengan Lionfish.
Itulah penyelaman terakhir kami di saat itu. Selepas kembali ke daratan, kami langsung berjalan kaki dari Penginapan Yulia menuju Eric’s Greenhouse. Untuk mengisi keksongan perut kami di malam itu, pilihan kembali jatuh kepada Restoran di Gapang Resort. Meskipun nunggu menunya matang itu lama banget, tapi hanya di resto itulah porsi yang banyak tapi harganya murah (Harap maklum ya). Selain harganya yang murah, ditambah lagi kami sudah terlalu lelah untuk mencari makan di kota Sabang yang jaraknya bisa mencapai 1 jam.
Makan Malam menjadi kegiatan terakhir kami hari itu. Perut kenyang, hati tenang, dan kami pun kembali pulang.
Hari Keempat
Waktu (WIB) | Deskripsi |
---|---|
05:00 - 06:00 | Bangun pagi dan siap-siap |
06:00 - 07:00 | Perjalanan menuju Pelabuhan Balohan |
08:00 - 09:30 | Perjalanan dari Balohan ke Ulee Lheue |
10:00 - 10:15 | Perjalanan menuju Kapal PLTD Apung yang hanyut terbawa gelombang Tsunami. |
10:15 - 10:45 | Jelajah Kapal PLTD Apung |
10:45 - 11:00 | Perjalanan ke Museum Tsunami |
11:00 - 11:45 | Explore Museum Tsunami |
11:45 - 12:00 | Perjalanan ke Masjid Baiturrahman |
12:00 - 12:30 | Berfoto di Masjid Baiturrahman |
12:30 - 13:00 | Perjalanan ke Rumah makan |
13:00 - 14:00 | Makan siang |
14:00 - 14:15 | Perjalanan ke OZ Coffee untuk belanja oleh-oleh kopi Aceh |
14:30 - 15:00 | Perjalanan kembali ke Bandara dan bersiap meninggalkan Aceh untuk Pulang |
Tidak terasa, ternyata sudah memasuki hari keempat. Masih kurang lama rasanya kami berada di Aceh. Namun begitulah kenyataannya, kami harus berangkat pagi-pagi sekali demi mengejar Kapal Lambat (Feri) yang akan berangkat pukul 08:00 WIB. Sayonara Sabang, sampai bertemu di kesempatna berikutnya.
Sesampainya kembai di Bumi Aceh, kami pun langsung memulai City Tour. Kunjungan pertama kami jatuh kepada Kapal PLTD Apung yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Ulee Lheue. Kapal PLTD Apung ini merupakan kapal yang terhempas dari laut dan mendarat di pemukiman warga di Kampung Bunge Blang Cut pada peristiwa Tsunami yang menerjang Aceh tahun 2004. Kapal seberat 200 Ton ini sekarang menjadi Museum dan menjadi bukti sejarah.
Selanjutnya kami menuju ke Museum Tsunami Aceh. Museum Tsunami Aceh ini dibuat untuk menggambarkan bagaimana kondisi kala Aceh diterjang Tsunami serta kondisi Aceh pasca diterjang Tsunami. Selain itu, museum ini juga dibuat sebagai tempat untuk edukasi mengenai Tsunami dan juga sebagai tempat perlindungan darurat apabila tsunami kembali terjadi. Siapa yang sangka kalau Museum sebagus dan semegah ini dirancang oleh putra Indonesia, Bapak Ridwan Kamil.
Nah, kunjungan ketiga kami hari itu lagi-lagi tidak bisa lepas dari Peristiwa Tsunami Aceh 2004. Tempat ini menjadi tempat berkumpulnya warga yang selamat dari terjangan Tsunami tersebut. Tempat ini adalah Masjid Baiturrahman, sebuah masjid yang tetap berdiri gagah kala Tsunami menerjang disaat bangunan lain di sekitarnya luluh lantah tersapu oleh terjangan air. Masjid ini sudah akan rampung dan akan diresmikan tahun ini. Masjid ini dibuat mirip seperti Masjid Nabawi yang ada Madinah.
Berkunjung ke tiga tempat ternyata membuat kami cukup lapar. Kami pun menuju ke restoran yang sama seperti waktu kami mampir di hari pertama. Tujuannya pun tetap sama, yaitu menikmati makanan dengan campuran bumbu biji ganja. Makanan di tempat ini bisa dibilang enak banget, selain karena bumbunya juga karena adanya rempah-rempah yang satu itu tuh.
Tidak lengkap rasanya suatu perjalanan kalau tidak diakhiri dengan belanja oleh-oleh. Kopi Gayo menjadi pilihan oleh kami kala itu. Kami dibawa oleh 2 orang sahabat menuju ke OZ Coffee. OZ Coffee ini merupakan salah satu kedai yang meracik dan me-roasting Kopi gayo ini sendiri. Jadi kopi yang kita bei ya benar-benar fresh, bukan hasil dari mengambil dari outlet atau coffee store lainnya.
Belanja Kopi itu menjadi penutup rangkaian kegiatan kami di Aceh selama 4 hari tersebut. Terima kasih Aceh untuk keramahannya. Aufwiedersehen!!!!
Budget Itinerary
Kalau di atas sudah membahas soal rincian perjalanannya, berikut ini adalah rincian biaya dari perjalanan tersebut.
- Tiket Masuk di hari pertama adalah untuk 1 mobil.
- Sewa mobil pada hari kedua adalah untuk 2 hari.
- Biaya Sewa penginapan Eric’s Greenhouse adalah sebesar Rp 350.000/hari/kamar non AC (Total Rp 1.400.000).
- Harga tiket Feri di hari keempat sedikit lebih mahal karena menggunakan jasa calo antrian.
- Total peserta Jelajah Aceh ini adalah 5 orang sehingga Total biaya dibagi 5.
- Total biaya di atas belum termasuk tiket PP Kota Asal – Aceh dan biaya foya -foya lainnya.
- Mobil yang kami sewa di Aceh adalah Avanza sedangkan yang di Sabang adalah Innova.
- Untuk melakukan penyewaan kamar, silahkan menggunakan aplikasi pemesanan hotel yang bertebaran di App store dan Play Store.
Catatan
- Jangan kecewa kalau kalian tiba di Tugu 0 kilometer namun bangunannya belum kunjung rampung. Konon ceritanya program ini mangkrak. Padahal Tugu ini merupakan salah satu daya tarik wisata dari Sabang ini.
- Untuk Berkeliling-keliling Sabang maupun Aceh, jangan ragu untuk mengaktifkan Gmaps ya. Petunjuknya cukup jelas dan infrastruktur jalan sudah cukup baik.
Kontak
- Sewa Mobil Aceh (Amat) →08126931700
- Sewa Mobil Sabang (Amat) → 085270808485 / 082369286445
- Penginapan My Home → 08116819889
- Penginapan Eric’S Greenhouse → 085242730564
Jadwal Kapal Dari dan Ke Sabang
Sedangkan untuk harganya bisa dilihat di sini:
Terima Kasih
I see my path, but I don’t know where it leads. Not knowing where I’m going is what inspires me to travel it.–Rosalia de Castro