13 Tempat Wisata di Nusa Penida yang Bisa Kamu Kunjungi dalam 3 Hari
Nusa Penida merupakan salah satu surga wisata yang ada di Indonesia. Bermacam keunikan objek wisata terhampar luas di pulau terbesar kedua di wilayah Bali ini. Berikut sudah Daily Voyagers rangkum beberapa tempat wisata yang bisa kalian kunjungi selama berada di tanah Nusa Penida:
Pantai Suwehan
Jika Voyagers mencari pantai yang sepi di Nusa Penida sebagai tempat untuk mengasingkan diri, Pantai Suwehan adalah pantai yang cocok untuk kalian. Letaknya yang berada di ujung Tenggara dari Pulau Penida membuat tempat ini jarang sekali dikunjungi wisatawan. Selain jauh, menjelang akhir-akhir perjalanan untuk tiba di Suwehan, jalur akan menurun dan permukaan jalan menjadi tidak rata (penuh batu-batu dan kerikil). Perlu kemampuan ekstra dalam mengendarai motor untuk bisa sampai di sini.
Kesulitan tidak berhenti sampai di situ, untuk benar-benar tiba di pantainya, dari parkiran motor voyagers harus berjalan selama 30 menit menuruni anak tangga yang sangat curam. Tidak ada pegangan sehingga voyagers harus berhati-hati ketika menuruninya. Jalur menurun untuk tiba di Pantai Suwehan ini mirip-mirp dengan jalur menurun menuju Pantai Kelingking yang ada di Penida Barat.
Penderitaan selama perjalanan akan sirna kala kaki sudah menginjakkan dasarnya di pasir halus Pantai Suwehan dan mata tersihir oleh biru airnya. Daya tarik utama dari pantai ini selain ketenangannya adalah sebuah batu besar di pinggir pantai yang berbentuk seperti Gunungan dalam Pewayangan. Batu inilah yang sering menjadi ikon dari Pantai Suwehan. Karena batu ini pula, Pantai Suwehan sering juga disebut sebagai Volcom Beach. Kalau dilihat-lihat memang bentuk batu ini mirip dengan lambang suatu brand surfing asal Australia.
Persiapkan dirimu untuk naik kembali ya kalau sudah tiba di pantai ini, karena perjalanan naik akan lebih seru dibandingkan perjalanan turunnya.
Biaya Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan Penida: 1 jam 10 menit (tidak termasuk perjalanan turun ke pantainya)
Abangan Hills
Sebelumnya Daily Voyagers sudah menjelaskan bagaimana susahnya rute menuju Pantai Suwehan yang jalannya sangat berkelok dan cukup rusak, Abangan Hills ini hadir sebagi pelipur kesusahan tersebut. Ya, abangan Hills ini hadir tepat sesaat sebelum voyagers tiba di Pantai Suwehan. Letaknya yang berada di sebelah kiri jalan dengan papan nama besar membuatnya tidak akan sulit untuk kalian temukan.
Siapa sangka di Penida yang identik dengan lautnya yang indah ini terdapat sebuah bukit cantik dengan pemandangannya yang mempesona. Dari atas Abangan Hills ini voyagers bisa melihat beberapa sawah terasering khas Bali (Subak) dan juga laut lepas.
Warna biru dan hijau berpadu indah dari atas sini. Tidaklah sulit untuk bisa naik ke puncak bukit ini, voyagers hanya perlu berjalan kaki 5 menit dari pinggir jalan (tempat memarkirkan kendaraan) dan setibanya di atas Abangan Hills terdapat sebuha kursi kayu sebagai tempat untuk beristirahat dan menikmati pemandangan.
Biaya Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan penida: 1 jam
Rumah Pohon dan Pulau Seribu
Rumah Pohon. Pic via khairunnisasiregar7
Tempat wisata di Timur Nusa Penida ini mulai naik daun. Seperti namanya, Terdapat sebuah rumah di atas pohon yang bisa voyagers sewa untuk bermalam di sini. Kalau rumah pohon saja tentu sudah biasa, namun rumah pohon di sini lebih spesial. Letaknya yang ada di pinggir tebing dengan pemandangan Pulau Seribu di depannya menjadikan rumah pohon ini lebih greget. Pulau seribu di sini bukanlah hamparan pulau-pulau besar seperti yang ada di Jakarta namun hanyalah susunan bebatuan dan tebing yang “melindungi” rumah pohon ini.
Untuk voyagers yang mau ke sini, letak lokasi rumah Pohon ini ada di kawasan Atuh Raja Lima, yaitu antara Pantai Suwehan dan Lebah Ampoak. Jalan menuju ke kawasan Atuh Raja Lima ini mirip seperti ke Pantai Suwehan, jalurnya sangat bumpy. Setibanya di area Parkir, Voyagers masih harus berjalan turun selama 20 menit untuk bisa tiba di rumah Pohon.
Buat voyagers yang mau menginap di rumah Pohon ini, kalian bisa memesannya melalui situs pemesanan kamar atau hotel. Pesanlah dari jauh-jauh hari karena rumah pohon ini hanya ada satu dan selalu penuh.
Biaya Masuk: Rp 5.000/orang
Jarak dari Pelabuhan Penida: 52 menit
Atuh Beach
Atuh merupakan salah satu tempat paling baik untuk menikmati matahari terbit. Untuk menuju Atuh ada 2 pilihan jalur yaitu jalur Karang dan jalur Pelilit. Kalau kita melewati jalur karang, maka kita hanya perlu mengikuti jalan raya hingga bertemu dengan plang “Pantai Atuh” yang akan mengarahkan kita langsung ke Pantai Atuh. Keuntungan lewat jalur Karang ini adalah tidak bayar namun rutenya lebih panjang. Sayangnya kalau melewati jalur ini kita hanya bisa melihat pantai Atuh saja tanpa melihat objek wisata lain.
Sedangkan kalau melewati Jalur Pelilit ini kita akan tiba di Lebah Ampoak dan dari Lebah Ampoak nanti kita hanya perlu turun ke arah kiri untuk bisa tiba di Pantai Atuh. Jika ingin melewati Lebah Ampoak ini kita harus bayar Rp 5.000 per orangnya dikarenakan kita melewati kawasan Private Property (bukan jalur umum).
Namun Rp 5.000 ini tidak ada apa-apanya bila dibandingkan keindahan yang bisa kita nikmati ketika melewati jalan di sisi tebing ini. Dari Lebah Ampoak ini selain bisa menuju Pantai Atuh, kita juga bisa menikmati Pemandangan indah Nusa Batu Padasan dan Nusa Batu Abah. Serta kita bisa melihat pemandangan pulau Seribu dari kejauhan.
Untuk lewat jalur Pelilit ini, voyagers bisa menempuh jalur menuju Pantai Suwehan.
Biaya Masuk: Gratis jika lewat jalur karang, namun bayar Rp 5.000/orang apabila melewati jalur Pelilit
Jarak Dari Pelabuhan Penida: 50 Menit
Rumah Joglo (Nusa Batu Padasan dan Nusa Batu Abah)
Rumah Joglo merupakan satu-satunya rumah yang ada di ujung tebing dari Lebah Ampoak. Rumah ini dimiliki oleh seorang saudagar asal Gianyar dan sama seperti rumah pohon, rumah ini pun juga disewakan. Tidak mau kalah dibandingkan tetangganya, Rumah Pohon, Rumah Joglo ini memiliki panorama sekitar yang memukau.
Di sebelah kiri rumah Joglo, kita bisa menjumpai Pantai Atuh. Di Sebelah Kanan kita bisa menikmati indahnya Diamond Beach dan juga Pulau Seribu (Nusa Batu Mategan) dan yang terakhir sekaligus yang paling bagus menurut Daily Voyagers adalah penampakan dari Nusa Batu Padasan dan Nusa Batu Abah.
Nusa Batu Padasan merupakan sebuah pulau berupa tebing batu besar yang tepat berada di depan Rumah Joglo. Di belakang Nusa Batu Padasan, sedikit lebih kecil, terdapat saudaranya yaitu Nusa Batu Abah.
Jalan menuju rumah Joglo ini cukup rusak, namun setelah mencapai parkiran motor maka jalanan sudah teraspal dengan rapi. Perasaan Seru akan voyagers rasakan kala melewati jalan setapak menuju rumah Joglo dengan jurang di sisi kanannnya. Jangan lupa abadikan moment kalian di sini ya.
Biaya Masuk: Rp 5.000/orang
Jarak dari Pelabuhan Penida: 50 Menit
Goa Giri Putri
Goa Giri Putri merupakan sebuah goa yang sangat besar di pinggir jalan raya utama dengan Pura di dalamnya. Saking besarnya, tempat ini mampu menampung ratusan umat untuk beribadah. Uniknya, meskipun goa ini sangat besar namun pintu masuknya sangatlah sempit. Pintu masuknya hanya muat untuk satu orang dan untuk bisa masuk kita harus jongkok. Kebayang kan bagaimana kecilnya?
Di Dalam Goa, voyagers bisa menjumpai banyak stalaktit dan stalakmit. Kalau voyagers beruntung, kalian bisa merasakan sejuknya air dari stalaktit yang sesekali menetes dan jatuh di atas kepala kita. Tidak hanya stalaktit & Stalakmit, kalian juga bisa menjumpai kelelawar di dalam sini yang terbang bebas tanpa rasa takut akan kehadiran manusia.
Sebelum memasuki goa, voyagers harus melewati beberapa anak tangga yang menanjak. Seolah tahu kalau pengunjung pasti lelah menaiki anak tangga ini, pihak Goa giri putri sudah menyediakan minuman gelas kemasan gratis yang bisa voyagers minum setelah melewati anak tangga terakhir. Sebelum masuk, voyagers diminta untuk menaati peraturan dan norma yang berlaku serta mendapat berkat dari Pendeta Hindu.
Biaya Masuk: Seikhlasnya
Jarak dari pelabuhan Nusa Penida: 18 Menit.
Tembeling
Tembeling ini dulunya terkenal akan kolam alaminya yang sangat jernih. Namun kolam alami tersebut sudah tidak ada sejak peristiwa longsor yang menimpa tembeling. Kolam tersebut kini sudah tertutup oleh longsoran tanah dari tebing yang terletak di atas kolam ini. Namun tidak perlu khawatir karena Tembeling masih memiliki pantai dengan view yang akan membuat kamu terpana.
Pantai di Tembeling dibagi menjadi 2 dan memiliki keunikannya masing-masing. Pantai yang pertama merupakan pantai berombak kencang dengan bibir pantainya yang terdiri atas batu-batu besar berwarna keunguan dengan balutan lumut hijau di atasnya.
Sedangkan pantai yang kedua, persis di sebelah pantai yang pertama, merupakan pantai dengan batu-batu bersusun buatan manusia. Untuk mencapai pantai kedua ini voyagers harus melewati sebuah gua yang cukup besar. Batu-batu bersusun tersebut terletak langsung di depan mulut Goa. Karena berombak besar, kalian tidak akan bisa berenang di sini dan hanya bisa bermain di pinggir pantainya saja.
Track menuju Tembeling ini termasuk jalur yang paling susah untuk dilewati motor karena medannya naik turun dan tak jarang berkelok. Selain itu jalur akhir menuju Tembeling juga belum beraspal.
Biaya masuk: gratis
Jarak dari Pelabuhan Nusa Penida: 60 Menit
Banah
Letaknya yang berada di Barat Nusa Penida membuat Banah menjadi salah satu tempat paling pas untuk voyagers yang memiliki hobi memburu sunset. Sebuah tanah lapang yang terdapat di pinggir tebing dengan view mengarah langsung ke laut akan membuat kita puas menikmati proses menghilangnya matahari dari horison.
Meskipun menjadi tempat terbaik untuk menikmati sunset, namun tidak ada salahnya bila voyagers ingin datang ke tempat ini pagi hari. Pemandangan laut dari atas sini akan tetap memukau. Ditambah lagi kalau voyagers berkunjung pada pagi hari, kalian bisa melihat Manta (bukan mantan) dari atas sini karena tepat di depan tebing Banah ini merupakan Manta Cleaning Station.
Satu pesan dari Daily Voyagers buat kalian yang mau berkunjung ke sini, kalau punya sedikit uang belilah kelapa muda yang dijajakan oleh anak-anak sekitar di Tebing Banah ini. Dengan begitu voyagers sudah membantu perekonomian mereka.
Tiket Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan Penida: ± 50 menit
Crystal Bay
Diberi nama Crystal Bay karena pantai ini memiliki air yang sangat jernih. Crystal Bay merupakan salah satu pantai dengan laut paling cantik yang ada di Nusa Penida. Bawah laut Crystal Bay yang termasuk dalam kawasan segitiga terumbu karang dunia membuatnya memiliki banyak koral segar dengan berbagai warna dan juga nutrisi untuk semua binatang laut. Tidak ada alasan buat voyagers untuk tidak diving di tempat ini.
Salah satu hewan laut yang bisa voyagers temukan di sini kalau sedang musimnya (dan sedang beruntung) adalah Mola-mola atau yang biasa dikenal dengan sebutan sunfish. Selain di Alor, konon di Indonesia Mola-mola hanya bisa ditemukan di sekitar Crystal Bay ini lho.
Lalu apakah hanya diving yang bisa dilakukan di sini? Tentu tidak. Di sini voyagers bisa bersantai di pinggir pantai sambil rebahan di atas bantal malas yang disediakan oleh penduduk sekitar. Kenikmatan akan terasa lengkap dengan menyeruput kelapa muda yang bisa voyagers pesan di warung-warung yang ada di sepanjang pantai.
Biaya Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan Penida: ± 40 Menit
Pasih Uug
mungkin terdengar aneh, namun inilah nama asli dari Broken Beach. Pasih dalam bahasa Bali artinya pantai dan Uug artinya rusak. Kalau dilihat dari atas, memang Pasih Uug ini terlihat seperti daratan yang rusak (amblas) karena terdapat lubang besar yang menganga dengan terowongan sebagai akses masuk bagi air laut ke dalam lubang tersebut.
Suguhan pemandangan laut biru merupakan atraksi utama yang bisa kita nikmati di tempat ini. Gaya paling favorit dari para pengunjung yang berfoto di sini adalah dengan menjadikan terowongan/gerbang tadi sebagai latarnya.
Waktu yang paling baik untuk berkunjung ke Pasih Uug ini adalah di pagi hari. Kenapa? Karena saat pagi hari laut sedang pasang dan voyagers berpotensi besar untuk melihat Penyu dan Manta di dalam “lubang” Pasih Uug ini.
Letak Pasih Uug ini berdampingan dengan Angel’s Billabong. Jadi sekali berkunjung ke Desa Bunga Mekar, Nusa Penida maka voyagers dapat menjumpai 2 spot sekaligus yaitu Pasih Uug dan Angel’s Billabong
Biaya Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan Nusa Penida: 1 Jam
Manta Point
Satu lagi tempat favorit para Diver selain Crystal Bay yaitu Manta Point. Di laut yang berada di pinggir tebing inilah voyagers bisa menyelam dan menjumpai banyak Manta di pagi hari. Waktu yang paling baik untuk melihat kawanan manta menari indah di bawah laut adalah pukul 06:00 – 09:00 WITA.
Untuk bisa mencapai titik ini voyagers haruslah pergi dengan menggunakan kapal sewaan. Kapal tersebut bisa voyagers sewa di dekat pelabuhan Penida atau di Toyapakeh. Kalau tidak mau ambil pusing, voygers bisa ke beberapa dive center yang ada di Penida karena umumnya mereka memiliki paket untuk menyelam bersama Manta.
Biaya Masuk: Gratis
Jarak Dari Pelabuhan Nusa Penida: 20 Menit
Angel’s Billabong
Nama asli kolam alami di pinggir laut Nusa Penida ini adalah Umahtran. Namun nama ini sudah tidak terdengar lagi dan digantikan dengan Angel’s Billabong, sebuah nama yang diberikan oleh seorang turis Australia kala mengunjungi tempat ini pertama kali. Alasan pemberian nama tersebut karena menurutnya kolam ini mirip seperti kolam bidadari.
Tidak berlebihan rasanya julukan itu diberikan pada Umahtran. Berada di antara 2 batu karang besar dengan view yang mengarah langsung ke laut dan airnya yang jernih membuat banyak bidadari (dibaca: turis wanita) cantik, baik lokal atau mancanegara, sering berendam di tempat ini.
Kedalaman kolam yang lokasinya tidak jauh dari Pasih Uug ini kurang lebih hanya 1 meter. Namun yang perlu diperhatikan kalau ingin bermain air di sini adalah permukaan air laut. Jika permukaan air laut sama dengan Angel’s Billabong, maka jangan sekali-sekali berenang kalau kamu tidak ingin terlahap oleh derasnya ombak.
Meskipun indah, jalan untuk menuju tempat wisata ini tidaklah mudah. Kalau boleh dibilang, rute menuju Angel’s Billabong ini memiliki permukaan jalan yang paling rusak diantara objek wisata lainnya.
Biaya Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan Nusa Penida: 1 Jam
Pantai Kelingking
Tempat ke 13 ini merupakan tempat paling favorit yang ada di Nusa Penida, selalu ramai mulai dari pagi hingga sore hari. Ratusan turis berlomba untuk datang dan berfoto di tempat ini setiap harinya. Hal tersebut wajar saja dikarenakan tempat ini memang memiliki keindahan yang tidak bisa kalian temui di tempat lain.
Lekukan tebing batu berwarna kehijauan yang menjorok ke laut bersanding mesra dengan birunya air. Tanpa turun ke pantainya sekalipun, kita sudah bisa merasakan kecantikan tempat ini. Energi positif yang dipancarkan tempat ini sudah terasa dari atas.
Buat Voyagers yang mau turun hingga ke pantainya, persiapkanlah fisik kalian. Perjalanan menuruni tebing akan memakan waktu dan tenaga kalian. Dibutuhkan kurang kebih 45 menit untuk bisa turun hingga ke pantainya dan saat menuruni tebingnya yang curam, kalian hanya akan berpegangan pada batang kayu yang bisa dikatakan tidak terlalu kuat.
Terdapat banyak warung makan di sekitar pantai Kelingking ini yang bisa voyagers gunakan untuk mengisi ulang tenaga setelah berjerih lelah untuk turun ke dan naik dari Pantai Kelingking.
Biaya Masuk: Gratis
Jarak dari Pelabuhan Nusa Penida: 1 Jam
Saran
- Untuk hari pertama, voyagers bisa menghabiskan waktu di Penida bagian Timur yaitu Pantai Suwehan, Abangan Hills, Rumah Pohon & Pulau Seribu, Atuh Beach, Rumah Joglo dan Goa Giri Putri.
- Hari kedua bisa digunakan untuk diving di Manta Point, Crystal Bay dan kemudian bersantai di pantai di Crystal Bay. (bisa juga ditambahkan 1 spot diving lagi yaitu Buddha Point).
- Hari ketiga, voyagers silahkan bermain di Tembeling, Banah, Pasih Uug, Angel’s Billabong, Kelingking.
- Untuk penyeberangan ke Nusa Penida dari Pantai Sanur di hari pertama, disarankan menggunakan kapal penyeberangan yang paling pagi (sekitar pukul 08:00 WITA).
- Agar memiliki banyak waktu persiapan untuk packing, silahkan memilih penyeberangan kembali ke Pantai Sanur yang paling akhir agar tidak terlalu terburu-buru (sekitar pukul 15:30 WITA).
If all difficulties were known at the outset of a long journey, most of us would never start out at all.
— Dan Rather