Berkunjung ke Ambon, Ini Oleh-oleh yang Bisa Kalian Bawa Pulang (Bagian 2)
Kalau pada postingan sebelumnya saya sudah membahas oleh-oleh dalam bentuk makanan yang bisa kalian bawa untuk “menyumpal” mulut teman-teman kantor yang kerap bertanya “Jalan-jalan mulu sih, oleh-olehnya mana?”, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas oleh-oleh dalam bentuk lainnya yang mungkin bisa kalian berikan untuk “menyogok” atasan kalian agar cuti berikutnya tetap dilancarkan dan tidak dipersulit.
Apa saja oleh-olehnya? Berikut ini daftarnya:
Minyak Kayu Putih
Pernah terluka (badan bukan hati) lalu dioleskan minyak kayu putih di bagian luka tersebut? Pernah menghirup aroma kayu putih untuk menghilangkan pusing di kepala? Atau mungkin pernah mengoleskan minyak kayu putih di bagian perut untuk menghilangkan masuk angin? Kalau memang pernah, fix kalian itu Indonesia banget.
Sedari kecil memang kita sudah akrab dengan jenis obat yang satu ini. Berbagai macam penyakit memang terbukti bisa disembuhkan olehnya. Tapi tahukah kamu dari mana minyak kayu putih terbaik Indonesia berasal? Jawabannya adalah Ambon.
Sebenarnya sih tidak seluruhnya minyak kayu putih di Ambon berasal dari Pulau Ambon. Banyak juga yang berasal dari Pulau Buru, pulau yang masih bertetangga dengan Ambon dan masih termasuk dalam provinsi Maluku. Letak Ambon yang menjadi gerbang utama untuk menjelajah Maluku-lah yang membuat minyak kayu putih Pulau Buru dipasarkan di Ambon.
Keunggulan minyak kayu putih dari Pulau Buru adalah kemurniannya yang benar-benar terjaga. Minyak kayu putih di sini tidak menggunakan campuran air guna memperbanyak volume hasil penyulingannya. Rendemen minyak kayu putih Pulau Buru juga diketahui sangat tinggi. Rendemen merupakan perbandingan jumlah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik (sumber).
Pohon kayu putih di Pulau Buru tumbuh liar (bukan budi daya) dan daerah yang kering membuatnya menjadi nilai tambah. Semakin kering tempat dimana pohon kayu putih tumbuh, maka makin baik minyak yang dihasilkan dari tanaman tersebut. Orang baik berhak mendapatkan hadiah yang terbaik kan?
Tempat Pembelian: Pasar Mardika
Harga: Rp 100.000/botol (275 ml)
Sopi
Sopi di sini bukanlah panggilan akrab untuk Sophia Latjuba atau Sophie Navita. Sopi merupakan minuman keras atau minuman beralkohol asli Ambon (berasal dari bahasa Belanda Zoopje yang artinya alkohol cair).
Meskipun termasuk salah satu minuman yang dilarang (karena terbukti memabukkan), sopi ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Maluku. Sopi kerap digunakan dalam upacara-upacara adat seperti seserahan pernikahan, penyambutan tamu atau media yang digunakan untuk berdamai ketika ada perkelahian.
Sopi dihasilkan dari campuran fermentasi air pohon aren dan akar Husir. Air hasil campuran tersebut kemudian dimasak dan hasil uapnya dikumpulkan tetes per tetes dalam sebuah wadah hingga siap jual atau siap minum. Semakin jernih warnanya (seperti air putih), semakin tinggi kadar alkoholnya dan semakin bagus kualitasnya. Harga jual sopi berbanding lurus dengan kualitas yang saya sebutkan tadi. Semakin tinggi kualitasnya semakin mahal harganya.
Sopi ini bagus untuk kalian yang sulit tidur. Minum sedikit, pasti kepala akan enak dan tidurpun menjadi nyenyak. Karena memabukkan, minumlah secara bertanggung jawab. Ada sedikit panduan untuk minum sopi yaitu “Satu botol itu TRADISI, 2 botol pasti EMOSI, 3 botol 100% masuk KANTOR POLISI”
Sopi banyak dihasilkan di daerah pedesaan karena di sinilah pohon aren masih banyak dan tumbuh subur. Untuk bisa membeli sopi, bertanyalah pada guide yang membawa kalian berkeliling Ambon karena barang ini tidak dijual secara terang-terangan.
Sangat sulit untuk bisa membawa sopi ke kota asal karena pemeriksaan bandara yang cukup ketat. Kalau ingin membewanya, belilah ukuran botol kecil saja (700ml).
Tempat Pembelian: ???
Harga: Rp 35.000/botol (700 ml)
Baju Motif Maluku
Kaos dengan corak atau gambar dari suatu daerah memang oleh-oleh yang paling sering diberikan. Selain karena bukan barang habis pakai, kaos juga memiliki harga yang tidak begitu mahal.
Di Ambon, banyak sekali tempat yang menjual kaos dengan gambar-gambar atau tulisan berbahasa Maluku yang memiliki pesan. Kaos ini hampir tersedia di semua sentra oleh-oleh.
Namun untuk memberikan oleh-oleh tentu kita tidak ingin yang sembarangan kan? Kita ingin memberikan yang terbaik untuk orang yang kita kasihi. Nah, kalau kamu mau memberikan kaos motif Maluku dengan kualitas terbaik, datanglah ke Petak 10. Di tempat ini kamu bisa menemukan kaos dengan bahan terbaik, desain yang unik, autentik, dan tak jarang menggelitik.
Tempat Pembelian: Petak 10
Harga: Rp 90.000/buah
Besi Putih
Kalian pasti pernah melihat orang timur menggunakan kalung berbentuk bulat berwarna silver dengan liontin salib atau gelang besar dengan motif seperti rantai kan? Perhiasan berbahan dasar BESI PUTIH itulah kekayaan dan ciri khas orang timur, termasuk Ambon, yang terus dipertahankan. Ya, bahan dasarnya adalah besi putih, bukan perak ataupun emas putih.
Kreativitas mengubah besi putih menjadi kerajinan berbentuk perhiasan (kalung, gelang, cincin, dll) ini sebenarnya berawal dari Morotai, Maluku Utara. Sebagai salah satu tempat terjadinya Perang Dunia II, di Morotai terdapat banyak sekali peninggalan perang seperti mobil, senapan, pesawat atau kapal yang terbuat dari besi putih. Daripada menjadi barang rongsok, besi-besi putih tersebut kemudian diolah oleh masyarakat Morotai menjadi sebuah bentuk kerajinan.
Awalnya kerajinan yang dihasilkan dari besi putih ini hanya berupa alat-alat dapur saja seperti penggorengan, panci, sendok, dll. Namun lama kelamaan, muncul ide untuk mengubah besi putih menjadi asesoris di badan alias perhiasan. Semakin ke sini, makin banyak wujud lain dari olahan besi putih itu seperti pedang dan juga samurai.
Cara membuat beberapa kerajinan yang saya sebutkan tadi masih cukup tradisional. Pertama besi putih akan dipotong dengan mesin atau alat potong manual sesuai bentuk yang diinginkan. Setelah itu, besi ditempa dan diamplas hingga rapi dan halus.
Besi Putih ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Inondesia dan luar negeri. Sama seperti minyak kayu putih, di Maluku sendiri, Besi Putih pun dipasarkan melalui Ambon yang menjadi pusat kota dan pemerintahan di Maluku.
Keuntungan memiliki perhiasan berbahan besi putih adalah kuat, anti karat dan yang paling penting harganya lebih murah bila dibandingkan dengan emas atau perak.
Tempat Pembelian: Bandara, Sekitar Pasar Mardika, Petak 10
Harga: Rp 15.000 – Rp 300.000/item
Mutiara
Kali ini kita main yang lebih mahal sedikit ya. Kalau kalian punya uang atau berkat lebih, kalian bisa mencoba untuk membeli mutiara dari Ambon sebagai oleh-oleh. Mutiara dari Ambon cukup terkenal karena memiliki kualitas yang sangat baik, terutama mutiara air lautnya.
Ya wajar saja, laut di Ambon masih sangat bagus dan cukup terjaga untuk membuat kerang-kerang mutiara bisa mendapatkan nutrisi yang tepat untuk menghasilkan mutiara. Mutiara-mutiara laut yang dihasilkan di Ambon ini adalah hasil budidaya. Jaman sekarang sudah sangat sulit untuk menemukan mutiara yang alami. Seandainya ada pun harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah per butirnya.
Harga mutiara ditentukan dari jenisnya, apakah itu mutiara air laut atau mutiara air tawar. Harga mutiara air tawar jauh lebih murah bila dibandingkan dengan mutiara air laut. Kalau 1 butir mutiara air tawar harganya Rp 25.000/butir, maka harga mutiara air laut bisa 4x lipatnya.
Sebenarnya masih ada faktor lain lagi yang menentukan harga mutiara yaitu tingkat kebulatan, warna, ukuran, berat dan tingkat kecacatan. Saya sendiri sih tidak terlalu mengerti soal harga yang muncul dari beberapa faktor tersebut. Saran saya, kalau ingin membeli mutiara, datanglah dengan orang yang ahli agar bisa menilai kualitasnya dengan teliti.
Tempat Pembelian: Desa Batu Merah dan Petak 10
Harga: Rp 25.000 – Rp 50.000/butir (Mutiara Air Tawar) dan Rp 100.000 – RP 500.000/butir (Mutiara Air Asin)
*****
Itu tadi beberapa oleh-oleh non-makanan yang bisa kalian bawa pulang dari Ambon. Selain oleh-oleh yang didapat dengan harus mengeluarkan uang, sebenarnya ada juga lho oleh-oleh dari Ambon yang tidak perlu mengeluarkan uang untuk bisa dibawa pulang. Apakah itu? PENGALAMAN.
Panorama pantai, keramahan masyarakat, uniknya adat budaya Maluku, itulah oleh-oleh yang akan terus melekat di hati dan pikiran kita. Sayangnya oleh-oleh tersebut tidak bisa diberikan secara fisik. Hanya bisa dikenangkan dan diceritakan.
The Manner of Giving is Worth more than the Gift
— Pierre Corneille